Beberapa Akibat Negatif Facebook

Beberapa Akibat Negatif Facebook

Sungguh malang orang nan terkena akibat negatif Facebook . Bahkan, dia perlu menuliskan kegelisahannya itu di laman Facebook lewat update status:

Gw sebel deh sama Facebook, ganggu hayati gw banget, gw enggak dapat fokus belajar, enggak dapat tekun pacaran, enggak dapat bantu ibu di rumah (walo itu gw akuin gw ngga pernah), enggak dapat maen games (bokis ya gw, padahal gw maen Farmville sampe pantat berasa coplok), dan nan lebih parah ngabisin banget jatah FUP, apa FPU ya? (secara di warnet gitu loh)? Facebook emang banyak akibat negatifnya.

Like • Comment • Share • about an hour ago • 54 people like this.

Tentu saja, mau keluar atau tak dari Facebook, mau memanfaatkan atau tak global Facebook, ada sesuatu nan hilang ketika Anda salah bersikap. Saya memiliki mitra nan punya pandangan tajam bahwa Facebook itu semacam report :

"Punya teman fesbuk sama saja dng ritual baca koran pagi. Ga jelas untuk apa, sekedar stay connected. Saya juga ga baca koran.... Status update fesbuk udah mirip koran interaktif: nongol (plus merespon) tanpa diminta dan menjadi bagian hayati kita. Nyuruh mikir jempolers dan komentators: "Iya, ya, bener juga statusnya si anu", "Saya baru tau gara-gara statusnya si anu... "

Then? Koran bikin bodoh, fesbuk bikin bodoh, TV bikin bodoh, buku pun kalo salah pilih, ya bikin bodoh.... Bilang ini-itu bodoh, ujung-ujungnya digugat oleh moralisme banal. Entah mungkin saya salah bikin kalimat ato gimana... Temenku sastrawan nan sangat-sangat connect di global real, FB-nya malah sepi-sepi saja dengan mitra nan juga sedikit dan terpilih. Alasannya, berfesbuk-ria secara pasif ialah sebagai ventilasi pemantau perkembangan (polemik) sastra secara informal...

Ini FB mirip fungsinya dengan media massa, disadari atau tidak. Komen dan status fesbuker di lingkar sastrawan tersebut mencerminkan polemik dan pemetaan pemikiran para pelaku sastra.

Sementara, nan tak bertujuan macem-macem, seperti mengidap semacam fetishisme dengan koneksi, obsesi pertemanan dengan orang-orang nan sebetulnya tak terlalu dikenal. Lalu, ngomen dan ngejempol seolah benar-bener mengenal dan berinteraksi langsung. Teragitasi pula oleh respon-respon fesbuker lainnya, serta benar-benar merasa hayati diisi komunikasi virtual...”

Facebook bagi penulis ialah terpaan atau gelombang tak terelakan secara sosial dari global IT. Dan sekalinya diterpa, orang mau tak mau harus merespons, entah jadi krusial atau jadi fethisisme sebagaimana tudingan di atas. Sehingga bagi penulis, nan sebenarnya terjadi ialah "orang meninggalkan jejak pada terpaan". Orang melakukan sekadar daftar hadir dengan pura-pura dan jebakan mitos, bahwa jika tak ber-Facebook, maka ada nan benar-benar ketinggalan.

Belum lagi sampai kepada akibat negatif Facebook. Atau lebih tepatnya pandangan negatif tentang Facebook. Orang memandang negatif Facebook lebih dapat dipahami dibandingkan orang merilis semacam daftar akibat negatif Facebook. Berapa banyak sih sampel nan mereka ambil sehingga sukses merilis dampak negatif Facebook , lalu dengan "mudahnya" pula merilis daftar nan sama tentang akibat positif Facebook.

Penulis lebih meyakini bahwa permasalahan akibat negatif itu ialah sudut pandang negatif, di mana para tim penilai lupa bahwa we can’t cannot comunicate . Apakah orang modern akan berhenti tak ber-Facebook?

Penulis sendiri punya pandangan bahwa orang (yang dibekali lengkap dengan kemampuan online) bukan tak ingin memakai fasilitas Facebook, tapi MENGHINDAR dari Facebook. Mereka takut akan kekuatan Facebook bermakna sesuatu kepada diri mereka sendiri. “Tidak memakai” dengan “menghindari” itu beda dari sisi kedalaman.



Beberapa Akibat Negatif Facebook

Penulis ambil contoh saja kritik dari Lorna H. Findlay. Menurutnya, akibat negatif Facebook adalah:



1. Mempengaruhi interaksi bicara

Tentang interaksi jeda jauh, Facebook menjadi jawaban bagi teman, keluarga, dan kekasih nan dapat diandalkan. Meskipun dilakukan jeda jauh, sistem masih bisa menghubungkan interaksi nan tepat. Tetapi, sebab dibangun dan diperkuat hanya dengan situs internet, interaksi ini cenderung lebih lemah dan kurang mendukung sisi emosional, terutama kontak fisik. Beberapa interaksi jatuh-bangun, bahkan rusak sebab pengaruh ini.



2. Mempengaruhi emosi

Karena Facebook merupakan lingkungan informasi nan mengalir bebas. Beberapa orang dengan sengaja menggunakannya buat menyerang orang lain secara emosional, mengirimkan agresi hanya buat menjatuhkan orang tertentu, semisal menggertak anak baru di kuliahan. Sasaran emosi bisa menyebabkan sikap negatif terhadap interaksi sosial seseorang, aktivitas fisik, dan juga masalah akademik.



3. Pengaruh dari industri Facebook

Apalagi setelah masuk ke bursa saham, Facebook ialah mesin industri nan diharapkan meraup banyak keuntungan, dan itulah nan menjadi kelemahannya. Di Facebook, para pengasuhnya barangkali tak lagi berpikir tentang sosial media. Tetapi lapak dan dagang, serta sejumlah kelemahan lainnya, ketika para member-nya ikutan berdagang.

Industri internet sangat dipengaruhi oleh situs nan bermunculan buat membuat semacam komunitas dagang. Di sinilah persaingan dimulai. Crowding macam ini dapat menjadi masalah dan dapat dianggap sebagai pengalihan negatif terutama buat global pendidikan, mempengaruhi siswa buat mengalihkan perhatian mereka.



4. Mempengaruhi privasi

cyber stalking , nan berarti menerobos masuk ke ruang privasi seseorang. Tapi di Facebook, walau sejatinya what you see is what you get , pengetahuan berlebih tentang cara membuat rumah di dalam rumah dengan memiliki pintu dan kunci sangatlah penting. Apalagi bagi orang nan tahu dirinya target hacking . Dan, nan namanya hacker tidak pernah tidur.

Orang tak dapat lagi bicara tentang menyerang privasi seseorang bila nan semacam itu ialah bagian dari menyapa ‘kawan’ di Facebook. Apa nan hendak dikatakan di sini? Facebook itu ibarat loka pemandian massal. Orang memutuskan telanjang dan dapat saling melihat kemaluan masing-masing. Memang tim Facebook sudah memberikan opsi buat berada dalam bilik, dan membebaskan seseorang buat mengundang “mandi bareng”.

Sesuatu banget untuk penjagaan privasi. Apalagi buat mereka nan bahagia terlibat dalam gerakan kuntit-menguntit secara maya demi kepentingan piciknya. Anda harus hati-hati, namun seberapa hati-hati? Untuk itulah banyak orang nan membuat akun ganda, agar dirinya merasa kondusif dan nyaman berkeliaran di Facebook.



5. Kedangkalan

Ada orang nan pengin sekadar diakui sebagai seseorang, dan kerjanya hanya nampang. Dan berkat situs seperti Facebook, mereka nan shallow itu dapat berkeliaran dengan segala tingkah polahnya. Bahkan, dari titik ini orang dapat dikategorikan sebagai alay , sebagai flammer , sebagai troller , sebagai biang kerok dalam group. Bebas saja

Dan kebebasan buat membentuk diri sedemikian rupa itulah nan menjadikan orang meninggalkan keseriusan dalam sikap. Mereka nan dapat bersembunyi di balik akun palsu, dapat dikategorikan sebagai sisi dangkal diri mereka, walau mereka menyangkalnya, dengan jutaan argumentasi nan valid.



6. Privasi

Privasi nan krusial tentang memiliki akun Facebook ialah seseorang harus berhati-hati mengolah informasi nan diberikan. Jangan berikan banyak hal dalam hayati Anda, di mana akan terlihat imbas nan tak perlu di global nyata. Privasi memang bukan barang jualan dari Facebook, dan atau situs media sosial lainnya sebab niscaya selalu mensyaratkan identitas. Dan, bukti diri sendiri ialah privasi nan tak ternilai harganya.

Sejauh itulah, akibat negatif Facebook. Tentu saja segala dampak negatif Facebook tersebut dapat Anda sangkal dengan mudah. Bila orang bijak melakukan sesuatu dari sudut pandang manfaat, apa nan disebut negatif dapat menjadi positif. Lagipula, sekali lagi, sebab ini terpaan, orang tak dapat lari melarikan diri. Hal nan paling pendek dan "normal" dilakukan buat sekadar melapisi diri dalam semacam protokol "safe", barangkali dengan memakai nama samaran dan bukti diri anonim.