Model-model Komunikasi Emery, Ault, dan Age
Model-model komunikasidibentuk oleh para pakar dengan tujuan mempermudah pemahaman tentang bagaimana manusia berkomunikasi. Manusia berkomunikasi antara sesamanya, baik itu secara langsung atau tatap muka maupun secara tak langsung atau bermedia. Ketika model komunikasi terjadi secara langsung maka, di dalamnya akan terdapat unsur-unsur pokok dalam komunikasi.
Berbagai Unsur dalam Model-model Komunikasi
Menurut Lasswell, unsur-unsur pokok tersebut, yaitu communicator (komunikator), message (pesan), channel (media), receiver (komunikan), dan effect (efek). Konklusi nan bisa diambil dari model komunikasi tersebut adalah, terdaptanya unsur-unsur dalam model komunikasi, nan terdiri dari:
- Sender. Sender adalah komunikator nan menyampaikan pesan seseorang atau sejumlah orang Untuk melaksanakan komunikasi efektif. Komunikator harus memiliki kepercayaan, mengetahui kebenaran, dan bersifat objektif dalam memotivasi apa nan diketahuinya.
- Encoding. Encoding adalah penyandian, atau proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang nan bisa dimengerti. Di sini komunikator harus cermat dalam menggunakan lambang-lambang, baik itu bahasa lisan maupun tulisan, tanda-tanda, gambar-gambar, ataupun isyarat-isyarat. Selain itu, wajib mengetahui kondisi si penerima pesan atau komunikan.
- Message. Message adalah pesan berbentuk seperangkat lambang bermakna nan disampaikan oleh komunikator. Agar pesan komunikasi bisa dimengerti oleh komunikan, maka harus ditunjang oleh komunikasi nan efektif pula. Wilbur Schramm menampilkan apa nan disebut the condition of success in communication , yakni kondisi nan harus dipenuhi jika komunikator menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan nan dikehendaki. Caranya, pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga bisa menarik perhatian komunikan. Lalu, pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman nan sama antara komunikator dan komunikan agar sama-sama mengerti. Dan, pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara buat memperoleh kebutuhan tersebut.
- Media. Media ialah saluran komunikasi loka berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Dalam menyampaikan pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat eksklusif nan hanya efektif dan efisien buat digunakan bagi penyampaian suatu pesan eksklusif pula.
- Decoding. Decoding adalah proses saat komunikan menetapkan makna pada lambang nan disampaikan oleh komunikator kepadanya. Komunikan di sini berperan aktif, dan membuktikan apakah dia mengerti atau memahami isi pesan nan telah disampaikan oleh komunikator. Agar tak terjadi missundersatanding antara komunikan dan komunikator, pentng sekali bagi komunikator buat mengetahui siapa target komunikan nan dituju.
- Receiver. Receiver adalah komunikan nan menerima pesan dari komunikator. Ditinjau dari komponen komunikan, sesorang bisa menerima sebuah pesan hanya jika terdapat empat kondisi, yaitu ia bisa benar-benar mengerti pesan komunkasi; pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusan sinkron dengan tujuannya; pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya bersangkutan dengan kepentingan pribadinya; serta ia mampu buat menempati baik secara mental maupun secara fisik
- Efek. Imbas ialah suatu perubahan nan terjadi pada diri komunikan setelah diterpa pesan. Apabila komunikasi nan dilancarkan komunikator telah berlangsung efektif, maka terjadi perubahan nan bentuknya akan bermacam-macam, seperti timbulnya pengertian atau perubahan pengertian, timbulnya pengetahuan atau peningkatan pengetahuan, timbulnya laku eksklusif atau perubahan tingkah laku, dan lain sebagainya.
- Noise. Noise adalah gangguan tidak terencana nan terjadi dalam model komunikasi. Gangguan di sini bisa berupa gangguan sematik dan gangguan teknis.
Perbaikan model komunikasi Laswell di atas diberikan oleh Claude E. Shanon dan Warren Weaver. Model komunikasi ini dimulai dari sumber nan menciptakan pesan, kemudian ditransmit melalui saluran dawai atau gelombang udara.Pesan ditangkap oleh pesawat penerima nan merekonstruksi kembali frekuwensi itu sampai kepada tujuannya ( destination ).
Tujuan di sini ialah si penerima nan menjadi target pesan. Laswell merupakan konsultan komunikasi pada Perang Global II, dan mengabdi pada Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sementara Shanon dan Weaver merupakan insinyur teknik. Model-model komunikasi penyempurna oleh Shanon dan Weaver lebih memperlihatkan sisi mekanis dan matematis.
Model-model Komunikasi Shanon dan Weaver
Dalam proses komunikan nan digambarkan oleh Shanon, salah satu unsur krusial nan tak ada pada model-model komunikasi sebelumnya adalah gangguan ( noise ). Gangguan di sini menunjukkan adanya rintangan nan terjadi pada saluran, sehingga menghasilkan pesan nan berbeda, seperti nan ditransmit oleh sumber.
Dalam studi nan mereka lakukan, kedua tokoh ini tertarik pada hal-hal nan berkaitan dengan pengiriman melalui saluran elektronik. Dalam model komunikasi nan digunakan Shannon, salah satu unsur nan cukup krusial ialah gangguan ( noise ).
Gangguan di sini menunjukkan adanya rintangan nan terjadi pada saluran, sehingga menghsilkan pesan nan berbeda seperti suara nan ditransmit oleh sumber. Gangguan-gangguan seperti ini bisa menyebabkan kegagalan komunikasi. Karena itu, Shannon dan Weaver menyarankan agar berhasilnya model komunikasi nan sempurna. Sebaiknya, semua gangguan diatasi dulu sebelum model komunikasi berlangsung (Cangara, 2002).Dari model-model komunikasi tadi, bisa diambil konklusi bahwa dalam setiap model komunikasi terdapat noise atau gangguan nan tak terencana, sehingga mengakibatkan kegagalan komunikasi.
Model-model Komunikasi Emery, Ault, dan Age
Menurut teori dari Edward E emery, Philip H Ault, Warren K. Age, komunikasi berlangsung secara berjenjang, dan memiliki pola perluasan. Artinya, menyempurnakan model-model komunikasi Shanon dan Weaver, nan dinamakan noise merupakan kelemahan dari para komunikan, dan kelemahan dari komunikator. Dalam game sederhana, misalkan Anda membisiki seorang di antara 20 murid kata "bijak". Murid itu harus membisiki kawannya sampai ke murid terakhir. Kemungkinan, murid terakhir akan menyebut kata "bitak", "bilak", bahkan "becak".
Jadi, antara komunikator (C) dan komunikan (A, A1, A2), pola pikirnya sama, tetapi saat penerimaan pesan komunikan A bisa menerima dengan baik, komunikan A1 hanya bisa menerima sebagian. Dan, A2 mendapat kendala sehingga tak bisa menangkap message akibat noise . Unsur-unsur nan terdapat dalam model ini, yaitu sumber, komunikator, pesan, saluran, audience , umpan balik, dan noise .
Dari model komunikasi di atas bisa disimpulkan bahwa penyebab kegagalan penyampaian informasi oleh komunikator pada komunikan, ialah terdapatnya gangguan dalam perangkat komunikasi sang komunikator sendiri. Misalkan ungkapan nan kurang jelas. Terlebih lagi kalau komunikan nan dituju berada pada jeda nan cukup jauh dan harus dijangkau oleh media atau saluran komunikasi. Jika media atau saluran komunikasi mengalami gangguan, maka penyampaian informasi tak akan sampai pada komunikan.
Model-model Komunikasi Pemasaran
Model-model komunikasi pemasaran nan biasa dikembangkan pada umumnya tak jauh berbeda dengan model Laswell. Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga disebut sumber ( source ), dan holistik proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis promosi nan akan dipakai, atau disebut proses encoding .
Proses encoding ini juga disebut sebagai proses menerjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan nan akan dikirimkan kepada penerima. Selanjutnya proses penyampaian pesan melalui media nan disebut proses transmisi, dan proses memberikan respon serta mengintepretasikan pesan nan diterima disebut sebagai proses decoding .
Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen sebagai penerima pesan, dan terakhir umpan balik atas pesan nan dikirimkan. Dalam hal ini, C.H.V Heerden di bukunya Personal Selling (2005) menggambarkan model bagi interaksi komunikasi antara penjual dengan pembeli. Mirip dengan model komunikasinya Lasswell.
Penjelasan terhadap model komunikasi, berusaha menjelaskan aspek antara apa nan digulirkan penjual sebagai pesan, dan diterima oleh customer -nya setelah melalui proses presentasi. Pelanggan menghadapi penjual langsung melalui komunikasi tatap muka, seperti ungkapan Heerden:
“ Therefore it can be seen as a two-way transaction between the sales person and the costumer .”
Proses tatap muka itu harus dilihat sebagai transaksi jual beli dengan dua arah. Dalam proses ini, Heerden menjelaskan, digunakan dua cara komunikasi, baik secara verbal melalui ungkapan nan membujuk, meyakinkan, dan tegas jelas. Dengan penekanan kepada efektifitas penjualan. Maupun secara nonverbal nan di dalamnya bisa bercirikan dari alat demontrasi produk, baju nan digunakan oleh penjual, senyuman, kesopanan sikap, atau bahasa. Jadi, semua proses dalam model komunikasi Lasswell, hanya mengalami sedikit perubahan saja.
Cukup banyak sebenarnya model-model komunikasi lainnya. Namun, sedikit citra tadi setidaknya dapat memperkaya wawasan kita soal model komunikasi.