Dari Sunatan Hingga Kematian
Pelaminan dan Kesan nan Ditimbulkan
Masih begitu banyak orang nan menganggap bahwa pernikahan ini harus dirayakan. Dalam seremoni itu tak ketinggalan dekorasi pelaminan nan megah. Berbagai macam gaya pelaminan ini ditawarkan oleh penyedia perlengkapan pernikahan. Biasanya mereka tak hanya menyediakan pelaminan, mereka juga merangkap sebagai penyedia katering dan peralatan dan baju pengantin serta keluarganya. Bianya nan dikeluarkan buat pelaminan saja, cukup bervariasi.
Untuk nan sederhana saja, biaya dapat mencapai 5 juta. Bayangkan saja buat pelaminan nan sangat megah. Biaya nan diluarkan dapat mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Padahal ini hanya buat beberapa jam saja. Inilah salah satu imbas dari kehidupan nan begitu mewah dan menonjolkan kemewahan nan terkesan tak perlu. Pengantin berada di pelaminan dalam waktu beberapa jam. Ada pengantin nan malah sampai kelenger sebab tak tahan berdiri lama menyalami tamu undangan.
Terkadang tamu undangan itu sedikit saja nan ia kenal. Kesan nan ditampilkan memang sangat luar biasa kalau pelaminan juga megah. Bagi nan mempunyai uang, tak menjadi masalah. Yang menjadi persoalan ialah ketika orang memaksakan diri buat membuat pesta nan mewah dengan tamu undangan beribu ribu. Utang pun dilakukan demi katanya membuat pernikahan ini terlihat sangat wah.
Padahal tak ada tuntunan buat memeriahkan pernikahan dengan segenap upaya nan begitu rupa. Pernikahan itu seharusnya sederhana saja dan bahkan tak harus mengenakan baju nan sangat bagus. Biasa saja. Dirayakan dengan cukup memotong kambing, makan bersama, dan tak sine qua non musik atau seremoni nan memakan waktu hingga berjam-jam. Tetapi kenyataannya ialah bahwa masyarakat telah begitu akrab dengan keadaan seperti itu sehingga akan merasa malu kalau pernikahannya tak dibuat seperti kebanyakan orang.
Tidak heran kalau satu seremoni pernikahan itu dapat memakan dana sanagt besar, sebesar harga satu rumah ukuran sedang di kompleks perumahan nan cukup bagus dan bebas banjir. Ada juga nan berpendapat bahwa menikah dengan gaya nan mewah ini akan mendapatkan sumbangan nan banyak dari para undangan. Uang nan didapatkan dari para tamu nan datang, tak kalah serunya. Banyaknya dapat mencukupi buat membeli sebuah rumah atau paling tak buat uang muka sebuah rumah.
Beruntunglah orang-orang nan mendapatkan rezeki seperti itu. Teman banyak dan tajir. Kalau teman tak banyak dan tak juga tajir, uang nan terkumpul pun tak terlalu banyak. Hal inilah nan menimbulkan satu dilema di kalangan orang kaya dan terpandang. Banyak orang terkenal dan kaya tak menyediakan kotak sumbangan sebab mereka merasa bahwa orang nan datang tak perlu memberi apa-apa melainkan ikut merayakan dan mendoakan saja.
Tata Rias Pengantin
Untuk tata rias pengantin dari Sumatera Barat ini juga tak kalah heboh, serupa dengan adat Palembang. Untuk mempelai perempuan mengenakan mahkota nan sangat besar dan berat disebut ‘suntiang’. Walau sebenarnya di Minangkabau tak semua mempelai perempuan mengenakan ‘suntiang’, ada juga nan memakai ‘tanduak’ nan lebih ringan, tergantung asal wilayahnya.
Ragam Dekorasi Pelaminan Minangkabau
Sejatinya, dengan desain klasik nan didominasi rona merah dan emas dimiliki oleh kalangan bangsawan nan hanya digunakan oleh keluarga secara turun temurun. Jika ada pihak nonbangsawan nan hendak menggunakannya, maka harus meminta izin pada Puti-nya.
Kini, sporadis masyarakat minangkabau nan menggunakan dekorasi pelaminan secara lengkap. Selain mungkin terlalu ramai, harganya pun berbeda. Berbagai hambatan juga ditemukan seperti misalnya, sudah tak ada nan memproduksi lagi sebab mungkin pernah hilang atau rusak pada zaman penjajahan dulu.
Namun, walau ternyata bukan dalam formasi lengkap, masih banyak bagian-bagian dekorasi pelaminan minangkabau nan memiliki banyak makna. Berikut bagian-bagian dekorasi pelaminan nan generik digunakan oleh para bangsawan minangkabau.
1. Layang-layang
Layang-layang ialah selembar kain epilog loteng (pagu) nan berada persis di atas kepala kedua mempelai. Pada layang-layang ini digantungkan tirai lidah-lidah (tirai pecah). Jadi, dekorasi pelaminan pernikahan minangkabau ini selalu memiliki atap, dapat jadi datar, dapat jadi berbentuk kepala rumah gadang.
2. Lida-lida (Lidah-lidah)
Bentuk lidah-lidah menyerupai taplak meja tamu persegi nan terbuat dari beludru hitam. Hiasannya bersulam emas dan kaca-kaca gemerlapan. Lidah-lidah mengandung makna berkaca diri. Dalam setiap fase kehidupan, seseorang diharapkan senantiasa berkaca diri agar tetap rendah hati.
3. Angkin
Angkin merupakan hiasan tambahan di antara lidah-lidah dan juga berbahan beludru dengna motif tumbuhan dan hewan. Angkin merupakan simbol kebahagiaan dan kesejahteraan.
4. Tabie (Tabir)
Tabir ialah pelapis dengan tiga rona dasar: hitam, kuning, dan merah. Tabir ialah makna dari keberagaman dalam kehidupan rumah tangga dan beratu padunya kedua keluarga besar nan juga beragam.
5. Tonggak Katorok (Tiang katorok)
Tongak katorok terbuat dari tiang buluh atau talang nan dibalut secara teratur dengan kain berpilin sehingga membentuk gelombang-gelombang. Tongkat katorok diletakkan di antara kain berjalin sebagai pengertian bahwa buat mencapai konsensus tak cukup dari satu kali pertemuan.
6. Setajuak Tarikat
Adalah sepasang janur nan dijalin sedemikian rupa sehingga membentuk 5 dan 6 pucuk. Total pucuknya ialah 11 nan berarti strata bangsawan sang pemilik hajatan. Mereka nan bukan bangsawan tak diperkenankan menggunakan setajuak tarikat.
7. Banta Kopek
Bantal kopek adalah bantal nan disusun di atas kasur loka dudukan. Jumlahnya disesuaikan dengan taraf bangsawan si pemilik hajatan.
8. Sarang camin (Sarang cermin)
Sarang cermin berupa rumbai-rumbau nan dipasang pada bagian atas pada bagian ujung pangkal garedeng. Sarang camin ini merupakan pertanda bahwa nan punya pelaminan ialah kalangan bangsawan di masyarakat minangkabau.
Dari Sunatan Hingga Kematian
Penggunaan dekorasi pelaminan Minangkabau ternyata beragam. Bagi masyarakat minangkabau pelamian bukan sekadar pelengkap acara baralek (perkawinan) tetapi bisa digunakan hampir di setiap momen hajatan pelaminan minangkabau digunakan. iNilah salah satu keunikan budaya Minangkabau.
1. Sunatan: Untuk acara sunatan dibuatkan pelaminan tunggal lengkap dengan cirano ketan merah dan ketan putih. Sedangkan si anak nan baru disunat akan duduk di bawah mengenakan pakaian adat sambil disuapi ketan oleh para ninik mamaknya.
2. Malam Dara: Untuk dekorasi pelaminannya kurang lebih sama, yaitu pelaminan tunggal. Calon mempelai perempuan mengenakan suntiang. Sedangkan isi ciranonya ada nan berbeda yaitu ditambah pacar buat mewarnai kuku calon mempelai perempuan. Sayang tradisi ini tak berkembang sepesat acara siraman ala adat Jawa.
3. Divestasi Calon Marapulai: Marapulai ialah pengantin pria. Sinkron dengan adat matriakat nan dianut masyarakat minangkabau, maka pada saat sebelum akad nikah calon mempelai pria beserta keluarga akan dijemput oleh ‘utusan’ keluarga calon mempelai perempuan. Nah, sebelum keluarga calon mempelai perempuan tiba, diadakan semacam acara doa pelepasan.
Para ninik mamak akan menyuapi calon mempelai pria dengan ketan, lalu diakhiri dengan doa dan nasihat. Setelahnya, calon mempelai pria akan mejeng di pelaminan hingga keluarga calon mempelai perempuan datang. Keluarga calon mempelai perempuan akan datang sambil membawa sarung songket dan sirih (jumlahnya disesuaikan dengan taraf bangsawan keluarga calon mempelai pria).
Usai kedua belah pihak petata petiti (ramah tamah), sebelum beranjak meninggalkan rumah calon mempelai pria harus bersalaman atau meminta doa restu dari seluruh keluarganya nan hadir satu per satu.
4. Pernikahan: Pernikahan ialah ajang dekorasi pelaminan pernikahan minangkabau hadir dalam kesatuan lengkap. Rumah gadang dan jumlah gubuk menandakan taraf bangsawan sang pemilik hajatan.
5. Kematian: Satu hal nan unik dari penggunaan dekorasi pelaminan pernikahan ini ialah bisa digunakan sebagai dekorasi di rumah duka. Hal ini menunjukkan rasa hormat bagi arwah nan telah berpulang. Dekorasi pelaminan pernikahan nan digunakan ialah tabia (tabir) dan layang-layang lengkap dengan tirai lidah berkaca. Mayat diletakkan persis di tengah bawah tirai lidah tersebut.