Kiprah Presiden Gus Dur dalam Anjung Politik Indonesia
Mantan presiden Gus Dur . Semua orang tentu sudah mengenalnya dengan baik. Ya, mantan presiden Gus Dur merupakan salah satu mantan presiden nan pernah memegang tampuk kekuasaan paling tinggi di Indonesia. Mantan presiden Gus Dur sangat erat kaitannya dengan sejarah reformasi di Indonesia. Ya, Reformasi.
Reformasi, ialah sebuah parade sejarah nan tak pernah terlupakan di Indonesia. Negara nan nan sebelumnya dicap dengan tak demokratis, digoyang dengan sebuah revolusi nan bertajuk reformasi. Banyak masyarakat nan memperjuangkan hal tersebut.
Kata reormasi membuat mahasiswa, cendekiawan, dan tokoh politik bergabung buat mengubah garis hayati Indonesia pada saat itu. Tepatnya pada 1998, seseorang dengan latar belakang sosial, agama, dan politik nan kuat ikut membangun sebuah awal dan fondasi dari reformasi, yaitu mantan presiden Gus dur.
Setelah menjadi salah satu tokoh reformasi dengan caranya, serta berbagai peranan lainnya dalam global perpolitikan tanah air, Gus Dur dilantik menjadi seorang Presiden Indonesia pada 1999. Namun sayang, selama menjabat sebagai presiden Indonesia, beberapa persoalan dalam dan luar negeri nan ditanganinya kerap mendapat sorotan tajam dari masyarakat Indonesia dan tentu saja media.
Dengan berbagai sorotan tajam serta berbagai asumsi nan menyebutkan bahwa Gus Dur dinilai tidak mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai presiden Indonesia, Maka sebelum habis masa jabatannya, Presiden Gus Dur pun dilengserkan dari jabatannya pada 2001.
Mengenai kiprah mantan presiden Gus Dur sebelum, ketika menjabat, dan setelah lengser menjadi presiden akan penulis jabarkan dalam sebuah artikel singkat berikut ini.
Kiprah Presiden Gus Dur dalam Anjung Politik Indonesia
Sejarah awalnya mantan Presiden Gus dur menjadi kepala negara di Indonesia, diawali dengan perjalanan panjang dalam berbagai bentuk kegiatan organisasi sosial, yaitu NU atau Nahdathul ulama.
Sedangkan buat di organisasi politik mantan Presiden Gus Dur pernah menjadi salah satu simpatisan Partai Golkar di masa Presiden Soeharto. Meskipun saat itu menjadi partai penguasa, mantan presiden Gus Dur tetap melancarkan kritik-kritikan tajam kepada pemerintah nan saat itu dipimpin oleh Soeharto sebagai kepala negara.
Pada 1989, mantan presiden Gus Dur nan terpilih sebagai ketua NU, didekati oleh Presiden Soeharto, sebab Presiden Soeharto saat itu sedang mengalami kepentingan politik nan berbeda dengan pihak militer nan pada saat itu masih bernama ABRI. Tapi hal itu gagal, sebab mantan presiden Gus Dur sepertinya enggan berada satu garis dengan presiden soeharto saat itu. Sehingga pemerintah membentuk ikatan cendekiawan muslim Indonesia.
Beberapa tokoh sempat meminta mantan presiden Gus Dur Gus dur buat ikut bergabung, tetapi ditolak oleh beliau. Pada tahun berikutnya, terjadilah perbedaan makna nan tak harmonis, di mana ketika mantan presiden Gus Dur nan tetap kritis, mencalonkan dirinya kembali sebagai ketua NU kembali. Tapi, pemerintah mencoba buat menghalangi hal tersebut.
Sejak saat itulah awal dimulainya perjalanan mantan Presiden Gus Dur di anjung politik. Dengan berkomunikasi bersama Megawati nan merupakan ketua dari partai politik Partai Demokrasi Indonesia, mantan presiden Gus Dur secara perlahan menjadi salah satu kekuatan politik baru buat mengubah sistem Orde Baru nan dikendalikan oleh pemerintah.
Sampai pada akhirnya krisis di Indonesia sudah tidak terbendung lagi. Hal ini dimulai pada 1997, dengan terjadinya krisis moneter nan meruntuhkan ekonomi Indonesia. Pada 1998, mantan presiden Gus Dur, Megawati serta beberapa tokoh lainnya melakukan gerakan reformasi nan bertujuan buat mengkahiri gaya pemerintahan Orde Baru dengan mengubah segala macam bentuk sistem politik nan berlaku.
Presiden Soeharto saat itu mencoba membujuk mantan presiden Gus Dur dan beberapa tokoh lainnya ikut bergabung dengan pemerintahnya buat berjalan bersama-sama guna menghadapi krisis. Tapi mantan presiden Gus Dur menolaknya dengan tegas.
Sebuah peristiwa besar terjadi pada Mei 1998, ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto saat itu, dan berkahirnya pemerintahan Orde Baru. Partai politik nan menopang kegiatan negara pun bertambah. Sebagian masyarakat kelompok NU mengusulkan agar dibentuknya partai politik baru. Mantan Presiden Gus Dur pun ikut menjadi tonggak sebuah sejarah lahirnya Partai Kebangkitan Bangsa.
Secara organisasi, Partai Kebangkitan Bangsa nan dipimpin mantan presiden Gus Dur hanya menjadi peringkat kedua dalam perolehan suara. Tapi buat memilih menjadi presiden, Gus dur mendapatkan suara terbanyak pada pemilu nan diadakan pada 1999 tersebut. Dalam masa kepemimpinannya, presiden Gus Dur melakukan beberapa perubahan, seperti menghapuskan departemen sosial dan penerangan.
Gus dur juga memberikan kesempatan kepada Provinsi Aceh saat itu buat menetukan swatantra daerahnya sendiri. Hal lainnya, Presiden Gus Dur mengunjungi tanah Jayapura dan mendukung pergantian nama dari Irian Jaya menjadi Papua.
Bahkan, dalam masa-masa kepemimpinannya, presiden Gus Dur mencoba membangun interaksi dengan negara Israel, nan sudah diketahui bersama merupakan musuh dari negara-negara berbasis islam di duni. Sebuah usaha nan tentunya sangat sulit terjadi, mengingat Indonesia nan didominasi muslim, tak menyukai negara Israel.
Dunia politik memang tidak jauh-jauh dari intirk. Presiden Gus Dur akhirnya dilengserkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, sebab diduga memiliki masalah nan dikenal dengan bulogate pada Juli 2001. Tapi meskipun dilengserkan, Presiden Gus Dur memilki jasa nan sangat penting. Pemahaman sosial di mana manusia harus saling menghargai dan menghormati, meskipun berbeda-beda.
Salah satu bukti konkret nan diciptakan presiden Gus Dur terkait dengan persamaan hak tanpa membedakan ras dan suku ialah dengan menghormati warga Indonesia keturunan Cina atau Tionghoa, dan menjadikan hari raya Cina sebagai libur nasional. Suatu hal nan sepertinya sangat sulit buat dibangun kembali di mana beberapa manusia seperti kehilangan rasa serta sikap saling menghormati dan menghargainya.
Selain itu, pada 2006, mantan presiden Gus Dur juga sempat mendapatkan penghargaan sebagai salah satu tokoh nan menjunjung tinggi kebebasan pers. Suatu hal sulit nan dilakukan di masa Orde Baru. Meskipun sudah lengser dari jabatan presiden, Gus dur tetap berusaha memperbaiki keadaan negara sinkron dengan versinya.
Mantan presiden Gus Dur tetap melakukan kritikan-kritikan terhadap pemerintahan, jika pemerintah tak mampu bekerja dengan baik. Hal itu tercermin pada masa pemerintahan presiden SBY pada 2004. Meskipun begitu, kondisi fisik mantan presiden Gus Dur sudah mulai menurun. Seringkali mantan presiden Gus Dur masuk rumah sakit buat melakukan perawatan kesehatan.
Sampai pada akhirnya, tanggal 30 Desember 2009, mantan presiden Gus Dur dipanggil sang khalik. Meskipun begitu, jasa-jasa beliau terhadap perubahan perlu mendapatkan perhatian. Hal ini terbukti dengan diajukannya mantan presiden Gus Dur sebagai pahlawan nasional pada oktober tahun 2010 nan lalu.
Itulah cerita singkat tentang kisah perjalanan mantan presiden Gus Dur dalam anjung poliik Indonesia. terlepas dari beberapa kontroversi nan dilakukannya, sudah selayaknyalah kita menghormati salah satu mantan presiden nan telah berjasa mengantarkan Indonesia menjadi negara baru, menjadi negara bebas tekanan, dan menjadi negara nan memiliki harga diri.
Selamat jalan, mantan Presiden Gus Dur , terima kasih, istirahatlah dengan tenang di alam sana.