Unsur-unsur dalam Pertunjukan Drama dan Contoh Drama Islami

Unsur-unsur dalam Pertunjukan Drama dan Contoh Drama Islami

Siapa nan sedang mencari contoh drama Islami ? Drama Islami merupakan salah satu jenis dalam sebuah drama. Selain drama Islami, ada drama misteri, drama sosial, drama percintaan, dan berbagai enis drama lainnya. Apa sebenarnya drama itu? Pengertian drama itu sendiri ialah salah satu jenis karya sastra nan dibuat dalam bentuk obrolan buat ditampilan atau dipentaskan.

Sebuah drama nan ditulis dan dipertunjukkan di hadapan khalayak memiliki pesan nan ingin disampaikan oleh penulis bagi penonton drama nan bisa kita ketahui melalui dialognya atau kita ketahui sendiri pada akhir sebuah pertunjukan drama.



Unsur-unsur dalam Pertunjukan Drama dan Contoh Drama Islami

Dalam sebuah pertunjukan drama, kita tak hanya melihat akting sang lakon dengan dialog-dialognya namun juga dilengkapi dengan pemainan musik nan artistik, tata anjung sinkron set, tarian nan mendukung isi drama, dan alat pendukung lainnya nan membuat drama semakin menarik. Inilah salah satu karena nan membuat drama memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan karya sastra nan lainnya, yaitu puisi dan prosa.



Unsur-unsur Pertunjukan Drama

Dalam sebuah drama, terdapat unsur-unsur nan sine qua non dalam sebuah pertunjukan drama, di antaranya sebagai berikut.

Cerita

Cerita merupakan naskah atau skenario dari sebuah pertunjukan drama. Tidak mungkin drama tersebut dipertunjukan jika tak ada cerita. Dalam cerita drama harus memiliki beberapa unsur, yaitu tema, amanat dan plot. Tema merupakan gagasan pokok nan terdapat dalam sebuah cerita drama. Tema tersebut kemudian dikembangkan sehingga menjadi sebuah cerita nan menarik dan penuh intrik.

Alur ialah rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita drama. Dalam alur tersebut terdapat beberapa tahap, seperti sosialisasi tokoh, kemudian mulai timbul adanya masalah atau konflik di antara tokoh dalam drama smpai konflik tersebut mencapai puncaknya, kemudian masalah atau konflik antar tokoh mulai menurun sehingga akhirnya terdapat penyelesaian masalah sampai cerita pun berakhir. Amanat ialah pesan moral nan ingin disampaikan penulis dalam cerita drama.

Tokoh

Tokoh ialah pelaku nan memainkan pertunjukan drama. Tokoh tersebut harus berakting dengan memiliki tabiat atau sifat nan sinkron dengan penunjukan pemeran dalam drama tersebut. Misalnya jika tokoh tersebut berperan sebagai orang gila maka ia harus dapat berakting dengan tingkah laku seperti orang gila. Demikian juga jika berperan sebagai orang dursila atau baik.

Secara umum, karakter tokoh terbagi kepada tiga bagian. Pertama ialah tokoh protagonis, yaitu tokoh nan memiliki tabiat atau sifat baik. Kedua tokoh antagonis, yaitu tokoh nan memiliki sifat dursila dan tokoh tritagonis, yaitu tokoh nan membantu tokoh protagonis atau tokoh antagonis.

Latar

Latar merupakan loka terjadinya sebuah pertunjukan drama. Latar ini terbagi pada latar tempat, latar waktu dan latar suasana. Latar loka ialah penggambaran lokasi nan sinkron dengan cerita dalam drama, misalnya di rumah, di sekolah, di kantor dan lainnya. Latar waktu ialah penggambaran waktu kejadian nan sinkron dengan cerita, misalnya waktu pagi hari, waktu siang hari, atau waktu malam hari.

Latar suasana ialah penggambaran suasana atau keadaan nan sinkron dengan cerita, misalnya suasana sedih, bahagia atau kecewa. Dapat juga menggambarkan suasana sinkron cerita misalnya suasana budaya masyarakat sunda atau batakdan suasana perkotaan atau perdesaan.

Demikianlah unsur-unsur dalam sebuah drama nan harus ada. Ada beberapa jenis drama, seperti drama komedi, drama percintaan, drama Islami, dan nan lainnya. Drama Islami ialah jenis drama nan ceritanya mengandung nilai-nilai keislaman. Contoh dari drama Islami ini biasanya dipentaskan ketika hari-hari besar Islam. Misalnya peringatan hari besar Islam atau pada saat bulan Ramadan.



Contoh Drama Bertema Islami

Contoh dari drama Islami itu misalnya sebuah cerita ketika bulan puasa akan segera datang, ada sebuah keluarga Islami. Ayahnya bernama Pak Ansar seorang ustaz sekaligus sebagai seorang guru agama di sekolah sedangkan ibunya bernama Siti Khadijah ialah ibu rumah tangga. Mereka memiliki dua orang anak laki-laki dan perempuan nan masih duduk di sekolah dasar bernama Rahman dan Fatimah.

Ketika keluarga tersebut selesai menjalankan salat Magrib secara bersama-sama mereka kemudian berbincang-bincang. Kedua anak Pak Ansar bertanya secara bergantian kepada ayahnya tentang makna puasa dan kegunaan puasa.

Contoh obrolan dalam drama Islami, misalnya seperti berikut.

Rahman: “ Hmmm…ayah alhamdulillah bulan Ramadan akan segera tiba .”

Pak Ansar: “ Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan Allah buat kembali melaksanakan ibadah puasa. Sekitar dua minggu lagi umat Islam nan ada di global ini akan melaksanakan puasa. Kalian harus menjaga kesehatan agar puasa nanti tak sakit."

Fatimah: “ Apakah puasa di bulan Ramadan itu diwajibkan bagi semua umat Islam?

Pak Ansar: “ Iya. Ibadah puasa diwajibkan bagi seluruh umat Islam nan telah baligh dengan ketentuan-ketentuan dan syarat tertentu . "

Fatimah: “ Tapi Yah, kenapa ya masih ada nan tak melakukan puasa Ramadan padahal mereka sudah baligh dan mampu buat berpuasa?

Ayah: “ Mereka masih belum mengerti kewajiban nan harus dilakukan umat Islam, salah satunya ya dengan berpuasa. Terkadang mereka mengabaikan perintah Allah padahal mereka mengetahuinya atau imannya nan masih tipis sehingga masih melanggar perintah Allah .”

Bu Siti: “ Mudah-mudahan mereka diberikan hidayah sehingga mampu melaksanakan perintah Allah dengan baik. Puasa sebenarnya mengandung banyak kegunaan bagi nan menjalankannya. Selain sebagai bentuk perintah Allah. Dengan berpuasa kita empati bagaimana penderitaan kaum nan tak mampu dengan menahan lapar dan kehausan. Puasa juga melatih kesabaran diri dengan menahan waha nafsu dan melatih kejujuran .”
Pa Ansar: “ Iya umi, mudah-mudahan mereka diberikan hidayah dari Allah.

Sama-sama: “ Aamiin....

Dialog di atas ialah salah satu contoh obrolan dalam drama islami. tema tentang ibadah puasa ini bisa dikembangkan menjadi cerita nan menarik dengan alur cerita nan menarik pula. Dapat dimunculkan konflik dalam cerita agar semakin menarik.

Contoh drama islami di layar kaca biasanya muncul ketika bulan Ramadan, yaitu muncul dalam sebuah sinetron. Sinetron sendiri singkatan dari sinema elektronik yaitu drama sandiwara kontiniu nan ditampilkan di layar kaca. Ketika menjelang Bulan Ramadan, stasiUn televisi partikelir berlomba-lomba menayangkan sinetron nan bertema religi atau islami.

Sebut saja sinetron Ketika Cinta Bertasbih nan merupakan kelanjutan dari film dengan judul nan sama, yaitu Ketika Cinta Bertasbih, namun kali ini ditampilkan di layar kaca dalam bentuk drama sinetron islami. Tokoh nan ditampilkan dalam film dan sinetron pun masih sama yaitu menghadirkan Kholidi Asadil Alam sebagai Azzam dan Oki Setiana Dewi sebagai Anna. Juga ada Meyda Sefira dan Andi Arsyil dan masih banyak nan lainnya.

Masih banyak lagi contoh drama islami dalam bentuk sinetron nan ditampilkan di layar kaca, apalagi jika menjelang datangnya Ramadan. Namun sayangnya masih terdapat sinetron drama Islami nan masih kurang diterapkan nilai-nilai keislaman dengan benar. Hanya ditampilkan simbol-simbol Islam tanpa mengetahui lebih dalam pengetahuan keislaman sehingga menjadi tak bermakna.