Usia dan Investasi

Usia dan Investasi

Hidup sendiri dengan pendapatan nan cukup besar kadang membuat manajemen keuangan si jomblo ini morat-marit. Tak ada pikiran buat masa depan anak atau susah-susah membayar iuran pertanggungan asuransi asuransi pendidikan, membuat si jomblo lupa diri. Apalagi bila tanggungan keluarga dan keponakan juga tak ada. Otomatis pendapatan si jomblo hanya buat dirinya sendiri.



Perlunya Manajemen Keuangan

Kondisi nan tercipta seperti demikian seringnya menggiring si jomblo buat bertindak kurang bijaksana. Karena berpikir uang akan selalu mudah ia dapatkan, maka tak ada pemikiran buat mulai menabung hasil dari gaji nan ia dapatkan tiap bulannya.

Sementara sebagian lain berpikir bahwa menikmati hayati dari hasil nan ia dapatkan, ialah sah-sah saja. Dan juga menjadi hak si jomblo buat menikmati hasil jerih payahnya bekerja sendiri. Dan gaya hayati nan kadang borjuis ataupun konsumtif, membuat si jomblo menjadi kurang waspada, terhadap keuangannya sendiri.

Di saat itulah, sebaiknya si jomblo telah galat dalam berpikir, dan justru secepatnya memerlukan memanaj keuangan pribadinya.

Manajemen keuangan si jomblo, tak perlu harus menggunakan sistem akutansi nan rumit. Namun cukup pengontrolan antara pengeluaran dan pendapatan saja. Untuk menjaga agar terjadi balance antara keduanya, kalau perlu ada saldo nan bisa dialokasikan sebagai tabungan dan simpanan di masa depan.



Waspada

Si jomblo nan berpenghasilan tinggi tapi tidak ada tanggungan selain dirinya, biasanya dapat terjebak dengan kehidupan malam dan kehidupan nan mengarah kepada foya-foya nan tidak menentu. Waspadalah!

Si jomblo tipe seperti ini harus mampu menentukan hayati masa depan seperti apa nan diinginkannya. Kesehatan pun harus tetap dijaga. Asuransi kesehatan nan ditawarkan oleh berbagai forum asuransi seperti CAR, ManuLife dan sebagainya, harusnya sudah diambil.



Usia dan Investasi

Seseorang nan lama menjomblo, baik sebab memang belum menikah atau sebab menjadi janda atau pun duda tanpa anak dengan usia menginjak 35-an biasanya nan terpikirkan ialah masa tua atau keinginan buat menikah.

Tabungan nan disiapkan buat masa depan itu pun tetap ditumpuk di bank dalam bentuk deposito. Si jomblo ini tetap berharap bahwa suatu saat uang tersebut dapat diuangkan dengan cepat manakala masa bersemi penuh cinta itu pun datang.

Namun, seharusnya si jomblo dapat lebih militan dalam berinvestasi. Masalah pernikahan masih misteri, tapi investasi sangat jelas ada di depan mata. Membeli properti lalu dipasarkan dengan cara disewakan akan lebih menguntungkan daripada dana yanga didepositokan.

Tingkat inflasi nan semakin tinggi akan membuat nilai uang semakin berkurang. Kalau alasan pengalaman, itu bukanlah alasan nan tepat. Pengalaman harus dicari dengan cara terjun langsung.

Selain properti, investasi emas batangan dan saham syariah juga dapat dilakukan oleh si jomblo ini. Agresifitas dalam berinvestasi ini selain akan membuat si jomblo tetap sibuk dan tak terlalu larut dalam kesendiriannya pun siapa tahu sambil berjalan itu, jodohpun datang.

Usia 35 tahunan ialah usia nan cukup matang buat memikirkan investasi. Tak perlu memikirkan siapa nan akan mewarisi harta nantinya. Begitu banyak orang tidak mampu dan membutuhkan bantuan. Bila perlu ikut program donasi buat anak asuh nan diselenggarakan oleh berbagai forum seperti Rumah Zakat.

Kalau perlu membuat surat wasiat nan mengatakan bahwa sebagian harta akan diberikan kepada panti asuhan atau forum terpercaya nan sudah ditunjuk. Mudah, bukan?



Senang-Senang, Tapi Terkendali

Bersenang-senang bagi si jomblo ialah cara menutupi kesepian dan keinginan nan belum terwujud. Agar senang-senang ini tak terlalu menghabiskan dana, maka si jomblo harus dapat mengatur keuangannya agar lebih bermanfaat. Misalnya, bersenang-senang sambil berbisnis. Hal nan dapat dijadikan bahan bisnis misalnya, menjadi distributor alat-alat kosmetika, ikut MLM, dan lain-lain.

Kesibukan ini akan membuat si jomblo merasa dirinya bermanfaat sehingga ketika akhirnya pernikahan datang, si jomblo sudah mampu mengelola keuangan dengan baik dan dapat lebih berdikari dalam hal manajemen keuangan keluarga nantinya.

Selain berbisnis, mengikuti berbagai organisasi dan komunitas akan membuat si jomblo mempunyai banyak teman dan jaringan sehingga bila ada sesuatu nan terjadi pada si jomblo akan banyak nan membantu dan masalah akan cepat teratasi.



Tips Mudah Mengelola Manajemen Keuangan

Meski usia masih muda, dan tanggungan hampir tak ada, namun sebaiknya si jomblo sudah mulai harus membenahi diri dalam mengelola keuangan. Karena itu cobalah ikuti tips mudah mengelolan keuangan sebagai berikut:

  1. Setiap akan datang waktu gajian, cobalah membuat semacam pay-plan bagi diri Anda sendiri. Tulislah list pengeluaran berdasarkan prioritas dari nan paling urgent hingga tiga daftar nan tak urgent.
  2. Kemudian cobalah hitung estimasi pendapatan nan akan Anda peroleh di bulan berjalan tersebut. Hitung berapa hari kerja Anda, dan berapa hari Anda off atau ijin tak bekerja.
  3. Selanjutnya hasil dari perhitungan pendapatan coba Anda kurangkan dari perhitungan estimasi pengeluaran. Dan selisihnya ialah uang kondusif Anda nan bisa Anda simpan, dan sebaiknya dialokasikan ke dalam tabungan atau ditambahkan ke deposito Anda.
  4. Kemudian, ketika masa penerimaan gaji datang, maka Anda harus lakukan sinkron dengan perencanaan nan sudah Anda buat. Yakni menabung atau menyimpan selisih uang nan ada dan tak membelanjakannya. Dalam hal ini Anda harus mencoba mendisiplinkan diri.
  5. Langkah berikutnya, Anda mulai melakukan perencanaan pay-plan nan sudah Anda untuk berdasarkan skala prioritas. Dan Anda masih memiliki kemungkinan dan kesempatan kedua, buat menyimpan kembali uang Anda. Caranya ialah mendahulukan pembayaran cost berdasarkan prioritas pertama. Selanjutnya, hal nan kurang urgent di tiga daftar nan telah Anda buat, Anda dapat memilihnya salah satu buat dipenuhi, atau bahkan tak sama sekali. Sehingga dana nan dicadangkan buat daftar ekstra tersebut, akhirnya bisa Anda gunakan buat hal nan lebih positif.
  6. Sekarang mulai pikirkan, dana dari daftar ekstra nan tak Anda keluarkan tadi akan Anda putuskan buat ditabung saja atau bahkan justru digunakan buat mencoba berbisnis ringan nan mampu mendatangkan uang lagi, misalnya. Sebagai contoh, coba-coba membeli saham reksadana, ataupun bisnis MLM, ataukah bisnis retail tas-tas wanita, kosmetika, atau bisnis aneka wadah plastik nan tengah in .
  7. Ikuti terus alur nan demikian secara konsisten dari bulan ke bulan.
  8. Saran pengeluaran nan harus dimasukkan pula ke dalam pay-plan Anda setiap bulan adalah, kegiatan nan bersifat lingkungan kemasyarakatan dan juga religious. Seperti misalnya, menyantuni anak yatim dan orang miskin, atau program memberi sejumlah hadiah bagi panti jompo. Maka dijamin kehidupan keuangan dan sosial Anda wahai para jomblo, akan menjadi seimbang dan sempurna.

Maka kini meski hayati Anda secara fisik menjadi jomblowan sejati, tapi Anda ialah si jomblo nan berkualitas dan matang dalam pengelolaan manajemen keuangan.