Kinerja Humas di Perusahan

Kinerja Humas di Perusahan

Di era globalisasi dan era digital ini, peranan humas dalam sebuah organisasi, kantor pemerintah, instansi pemerintah ataupun swasta, rumah sakit, apalagi bidang jasa, dan industri, mempunyai posisi nan sangat strategis. Dalam industri menengah saja, dibutuhkan sebuah departemen atau divisi struktur organisasi humas tersendiri.



Struktur Organisasi Humas

Tugas humas ialah mensosialisasikan dan mengkomunikasikan segala informasi atau hal-hal menyangkut MOU ( Memorendum of Understanding ) antara internal dengan pihak luar atau pun masyarakat. Struktur organisasi humas dalam sebuah industri menengah biasanya langsung dijabat atau dirangkap oleh HRD ( Human Resource Department ). Untuk industri nan sudah modern, struktur organisasi humas akan berdiri sendiri.

Untuk membuat kerja humas semakin baik, efisien, dan efektif, humas mestinya mempunyai struktur langsung dengan top manajemen. Hal ini sebab biasanya humas membawa tugas tentang kebijakan-kebijakan strategis sebuah instansi.

Kemampuan personil humas, sebaiknya, orang nan mempunyai pengetahuan ilmu komunikasi, mempunyai pengetahuan peraturan tenaga kerja, paham hukum perdata maupun pidana, hukum terkait izin gangguan, izin mendirikan bangunan, dan hal-hal nan menyangkut psikologi massa, psikologi industri, dan psikologi pekerja.

Akan tetapi, setiap daerah terkadang juga membutuhan keahlian seorang humas nan berbeda. Hal ini bergantung kultur masyarakat di sekitar lokasi sebuah instansi tersebut. Ada juga nan cocok jika humas dijabat oleh seorang psikolog.



1. Stuktur Organisasi Humas
  1. Top management
  1. HRD
  1. HRD bidang humas, HRD bidang umum, dan HRD bidang personalia


2. Bidang Humas
  1. Ketenagakerjaan
  1. Hukum dan peraturan atau undang-undang
  1. Kemasyarakatan


3. Job Description Tiap Bidang
  1. Ketenagakerjaan. Bidang ini melakukan kolaborasi dengan lembaga-lembaga pelatihan motivasi, skill eksklusif nan bertujuan selalu meng- update peningkatan kinerja kerja tenaga kerja.
  1. Hukum dan Peraturan atau Undang-undang. Bidang ini melakukan tugas nan terkait dengan peraturan pemerintah (dinas tenaga kerja), PKB (Perjanjian Kerja Bersama), dan lembaga-lembaga atau perkumpulan buruh. Biasanya, bidang ini mempunyai tugas terkait dengan interaksi industri atau nan dikenal dengan three party, pengusaha, buruh/karyawan, dan pemerintah. Bidang ini juga sekaligus membantu bidang personalia.
  1. Kemasyarakatan. Bidang ini mempunyai tugas buat mensosialisasikan program-program kepedulian terhadap lingkungan di sekitar industri atau instansi tersebut. Misalnya, melakukan khitanan massal, lomba jalan santai, memberikan bingkisan lebaran, dan sebagainya.


Kinerja Humas di Perusahan

Sebaiknya, semua program humas ini terprogram dengan baik dan terevaluasi secara berkala. Planning nan matang akan menghasilkan program kerja sinkron tujuan komunikasi nan dilakukan seorang humas atau Public Relations Officer (PRO). Program kerja humas hanya ada tiga kategori. Ketiganya memerlukan media pada pelaksanaannya.

Sebelum menentukannya, seorang PRO hendaklah memperhatikan hal-hal nan diperlukan buat keberhasilan program kerja tersebut. Kesemuanya ini merupakan hal-hal di sekitar program kerja humas nan perlu diketahui oleh praktisi maupun akademisi PRO.



1. Program Rutin

Ini ialah program kerja humas nan dilakukan secara teratur sinkron perkembangan nan terjadi di dalam organisasi. Misalnya, program konsultasi pekerjaan pada suatu perusahaan. Program ini tersusun dengan baik, aplikasi nan teratur dan terus-menerus. Dapat setiap dua hari sekali, satu minggu sekali, dan satu bulan sekali.

Programnya boleh apa saja, nan sinkron tujuan komunikasi seorang PRO tentunya. Misalnya, program tentang keprotokoleran dalam humas nan diselenggarakan setiap dua minggu sekali. Hal ini dilakukan buat memberikan pembekalan mengenai keprotokoleran kepada para karyawan spesifik nan dibentuk buat kepanitiaan dalam acara-acara resmi.



2. Program Insidental

Program ini disusun oleh seorang humas jika sewaktu-waktu ternyata ada kejadian atau peristiwa nan sifatnya mendadak. Dapat disebut juga sebagai program kerja tambahan bagi seorang humas.

Misalnya, program kerja nan dibuat buat penyambutan kedatangan tamu nan datang tiba-tiba. Dapat juga kegiatan public relations nan diselenggarakan sewaktu-waktu atau sekali-kali, namun dianggap perlu dilakukan pada saat itu.



3. Program Darurat

Program ini disusun oleh seorang humas jika suatu waktu terjadi musibah atau kecelakaan nan menimpa organisasi. Peristiwa ini membutuhkan penanganan nan sifatnya segera dan tak dapat ditunda. Peristiwa nan membutuhkan tindakan cepat buat mengatasinya.

Seorang humas atau PRO harus bisa menangani masalah dengan cepat sehingga bisa menyelesaikannya sebaik mungkin. Peristiwa-peristiwa itu, di antaranya pencurian hasil produksi secara besar-besaran, adanya kecelakaan, dan karyawan mogok kerja.

Untuk membuat program-program ini, seorang PRO harus mengetahui media-media nan akan digunakan buat menunjang program-program ini. Denga begitu, program-program ini bisa diselenggarakan dalam organisasinya. Media nan bisa digunakan menurut Cutlip dan Center dibagi menjadi tiga kategori .

  1. The Printed Word, yaitu media nan digunakan buat program kerja PRO nan sifatnya ditulis atau dicetak. Misalnya, majalah dan pamflet.
  1. The Spoken Words, yaitu media nan digunakan buat program kerja PRO, berbentuk ucapan atau lisan. Misalnya, meeting, siaran radio, dan press conference.
  1. The Image, yaitu media nan digunakan buat program kerja PRO, sifatnya berupa gambar atau video. Misalnya, warta televisi, art program , dan pameran.

Untuk pembuatan program kerja humas, seorang PRO harus memperhatikan beberapa hal. Hal tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Menentukan waktu nan tepat, kapan program kerja tersebut bisa dilakukan. Ini memerlukan penentuan nan detail, seperti hari, tanggal, jam, dan tempat.
  1. Menentukan dengan tegas segala hal nan berkaitan dengan program jangka pendek. Hal ini diperlukan agar setiap termin program perkembangannya bisa terlihat dengan jelas.

Sebuah organisasi nan terdiri dari berbagai kelompok individu nan bekerjasama dan berinteraksi satu sama lain, akan membentuk sebuah Norma nan lama-kelamaan akan membentuk budaya organisasi dalam sistem organisasi tersebut.

Budaya organisasi merupakan pola terpadu nan dihasilkan dari konduite individu dalam organisasi termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan nan dipelajari dan diajarkan kepada generasi berikutnya.

Contoh budaya organisasi dalam setiap perusahaan, muncul berdasarkan perjalanan hayati para pegawai. Pada umumnya budaya organisasi terletak pada pendiri organisasi. Merekalah nan berperan krusial dalam mengambil sebuah keputusan dan sebagai penentu arah taktik organisasi. Budaya organisasi juga disebut sebagai budaya perusahaan. Di sinilah program kerja humas di dalam perusahaan berperan krusial dalam mengatur organisasi tersebut.

Jadi, kehidupan organisasi dalam global kerja ada di dalam budayanya. Budaya di sini bukan mengacu pada kebudayaan tradisional atau suku, ras, dan latar belakang individu. Budaya di sini maksudnya ialah sesuatu cara buat hayati di dalam sebuah organisasi. Di dalam budaya organisasi ada iklim atau atmosfer emosional dan psikologis.

Hal tersebut mencakup pada karyawan perusahaan itu sendiri, yaitu semangat kerja, sikap, dan taraf produktivitasnya. Selain itu, budaya organisasi mencakup simbol berupa tindakan, rutinitas, percakapan, dan lain sebagainya, dan makna-makna nan inheren pada simbol tersebut. Makna tersebut dicapai melalui hubungan atau pengenalan nan terjadi antar pegawai atau karyawan perusahaan tersebut dengan pihak manajemen perusahaan.

Dalam membentuk, mengembangkan, memperkuat, atau bahkan mengubah sebuah organisasi, diperlukan sebuah praktek buat menyatukan nilai budaya karyawan dengan nilai budaya organisasi tersebut.

Prakteknya ialah dengan melakukan induksi atau sosialisasi, yaitu melalui transformasi budaya organisasi dan nan berperan di sini ialah humas (PRO) itu sendiri. Yang dimaksud dengan pengenalan organisasi ialah serangkaian aktivitas nan secara substantif berdampak kepada penyesuaian aktivitas individual dan keberhasilan organisasi. Misalnya, komitmen, kepuasan, dan kinerja karyawan.

Langkah-langkah pengenalan tersebut nan bisa membantu dan mempertahankan budaya organisasi ialah dengan cara menyeleksi calon karyawan, menempatkan karyawan, mendalami bidang pekerjaan, menilai kinerja karyawan, dan memberikan penghargaan kepada karyawan, serta menanamkan kesetiaan pada nilai-nilai luhur.

Selain itu, memperluas cerita dan warta tentang karyawan, serta mengakui kinerja karyawan dengan cara mempromosikan karyawannya dibantu oleh para PRO.

Hal tersebut bisa memperkuat budaya organisasi dan memastikan bahwa karyawan nan bekerja di perusahaan tersebut bekerja sinkron dengan budaya organisasi nan berlaku, sehingga karyawan tersebut diberikan imbalan sinkron dengan dukungan nan dilakukan oleh karyawan tersebut terhadap perusahaan.

Sosialisasi perusahaan terhadap karyawan dilakukan dengan cara nan efektif bisa menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan, mengurangi tekanan, dan karyawan akan betah diperusahaan tersebut.

Untuk itu, sebuah perusahaan perlu menyusun anggapan dasar, menyatakan dan memperkuat nilai nan diinginkan, dan menyosialisasikan melalui contoh, agar bisa mempertahankan organisasi tersebut.

Untuk sebuah industri besar, fungsi humas menjadi ujung tombak dalam hal melakukan pengenalan dan promosi. Contohnya, PT Sampurna Indonesia, PT Djarum, PT Freeport.

Mereka, bahkan, sampai mempunya tim marching drum skala internasional, mempunyai klub bulu tangkis, tim SAR, dan lain-lain. Ini semua fungsi humas nan bukan semata-mata promosi, melainkan mempunyai nilai kepedulian terhadap masyarakat, termasuk mengurusi program-program buat CSR ( Corporate Social Responsibility ). Jadi, struktur organisasi humas di sebuah organisasi, terutama perusahaan sangatlah penting. Semoga bermanfaat.