Hukum Newton II

Hukum Newton II

Suatu hari Isaac Newton belajar di bawah pohon apel dan sebutir apel menimpa kepalanya. Newton bertanya-tanya mengapa apel dapat jatuh. Pertanyaan ini menghasilkan jawaban nan terkenal, yaitu sebab adanya gaya gravitasi nan menarik semua benda ke Bumi. Cerita itulah nan mendasari lahirnya hukum Newton di global ini.

Jawaban itu dituangkan ke dalam sebuah buku nan berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica . Buku itu dianggap sebagai karya ilmiah terbesar sepanjang masa. Di buku itu juga dijelaskan tiga prinsip nan sekarang dikenal sebagai hukum Newton. Hukum Newton diikuti seluruh ilmuwan fisika sampai suatu saat Einstein memperbaikinya.

Karya terbesar Isaac Newton sebenarnya bukan inovasi gaya gravitasi atau hukum Newton itu sendiri, melainkan kalkulus. Newtonlah peletak dasar-dasar ilmu matematika nan disebut kalkulus. Kalkulus merupakan alat bantu buat memahami hukum Newton. Kalkulus juga ialah alat bantu dalam mengembangkan ilmu geometri, listrik, panas, aliran, magnet, dan lain-lain. Lahirnya ilmu kalkulus dianggap sebagai titik awal majunya peradaban modern.

Meskipun demikian, inovasi Newton tentang hukum Newton sampai saat ini sangat bermanfaat. Tahukah kamu kalau Isaac Newton sukses mengembangkan hukum tentang mobilitas ketika ia berusia 23 tahun? Hukum-hukum Newton ini sampai sekarang masih dianggap sebagai hukum alam nan mendasari kajian tentang mekanika. Hukum Newton I dan hukum Newton III berkaitan dengan statika, sedangkan hukum Newton II berkaitan dengan dinamika.

Newton dalam mengembangkan hukum-hukumnya, banyak didasarkan pada ide dan hasil-hasil pemikiran dari Galileo, seorang ilmuwan besar nan sukses meletakkan dasar nan kokoh tentang konsep mobilitas dan konsep akselerasi melalui percobaannya di menara Pisa dan bidang miring. Secara tak langsung, hukum Newton lahir dari inspirasi Galileo nan dipahami oleh Newton itu sendiri.

Hukum-hukum Newton dapat dan telah diterapkan pada begitu banyak masalah ilmiah dan permesinan. Newton juga membuka jalan dalam bidang astronomi. Dalam karya besarnya Mathematical Principles of Natural Philosophy nan menyajikan hukum-hukum gravitasi dan hukum-hukum geraknya. Newton menunjukkan bagaimana hukum-hukum ini bisa digunakan buat meramalkan konvoi planet mengelilingi matahari secara tepat.



Hukum-hukum Newton tentang Gerak

Sir Isaac Newton (1642 - 1727) ialah ilmuwan Inggris nan mendalami dinamika. Dinamika ialah cabang ilmu fisika nan mempelajari mobilitas suatu benda. Hukum mobilitas Newton mendasari hadirnya mobilitas mekanika dalam cabang ilmu fisika. Hukum Newton tentang mobilitas terbagi menjadi tiga, yaitu hukum Newton I, hukum Newton II, dan hukum Newton III.

Hukum Newton sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Anda termasuk orang nan mementingkan sabuk pengaman ketika berkendara? Ya, kenyataanya sabuk pengaman memiliki fungsi nan cukup penting. Sabuk pengaman berguna melindungi tubuh agar tak terbentur saat terjadi tabrakan.

Saat mobil mendadak mengerem, tubuh nan asalnya diam secara impulsif akan terdorong ke arah depan. Di saat nan bersamaan, tubuh sebenarnya tetap berusaha buat tetap mempertahankan posisinya semula. Gaya seperti itulah nan juga dapat dikenali dan dikaitkan dengan hukum Newton nan terkenal itu.

Pun ketika Anda mendorong mobil nan tengah mogok. Hukum Newton juga berlaku. Dorongan nan diberikan pada mobil mogok tersebut, dalam hukum Newton disebut dengan gaya. Demikian Anda melihat anak Anda menarik mobil-mobilannya, dalam hal ini anak Anda juga tengah mengeluarkan sebuah gaya. Gaya inilah nan kemudian berkaitan juga dengan hukum Newton.

Jika sebuah benda jatuh, kita katakan bahwa hal tersebut sebab disebabkan oleh gaya gravitasi. Jadi, secara jelas didefinisikan bahwa gaya ialah sebuah dorongan atau tarikan. Gaya tak selalu menimbulkan gerak. Misalnya kamu mendorong tembok nan kokoh, tetapi tembok itu tak bergerak. Pengertian itulah nan juga berkenaan dengan hukum Newton.



Hukum Newton I

Hukum Newton I mengulas tentang sifat lembam atau inersia dari sebuah benda nan sebelumnya telah dikemukakan oleh Galileo. Sebuah benda bersifat lembam berati bahwa sebuah benda berkecenderungan ingin mempertahankan keadaan awal geraknya. Maksudnya ialah jika benda dalam keadaan diam, benda tersebut cenderung ingin selalu diam dan jika benda tersebut dalam keadaaan bergerak cenderung ingin bergerak terus.

Sebuah batu besar di lereng gunung akan tetap diam di tempatnya sampai ada gaya luar lain nan memindahkannya. Misalnya gaya tektonisme atau gempa. Kenyataan ini telah dijelaskan dalam Hukum Newton I.

Contoh lainnya nan berkaitan dengan hukum Newton I dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika Anda berada di dalam kereta barah atau sebuah kendaraan, kendaraan nan awalnya diam dan tak bergerak tiba-tiba bergerak, secara bersamaan tubuh Anda akan tertarik ke arah nan antagonis dengan mobilitas benda tersebut bukan?

Kesimpulannya hukum Newton I merumuskan tentang mobilitas sebagai berikut:

Setiap benda mempertahankan keadaannya, diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali jika ada gaya nan bekerja padanya. Istilah gaya di dalam pernyataan hukum Newton I diartikan sebagai resultan gaya.

Secara matematis, hukum ini bisa dinyatakan sebagai berikut:

Jika tak ada resultan gaya nan bekerja pada benda maka benda akan diam atau bergerak lurus beraturan.



Hukum Newton II

Anda pernah melihat seorang pemain bola sedang beraksi di lapangan? Menendang bola dengan penuh tenaga guna mencetak gol ke gawang lawan. Apakah Anda memerhatikan konvoi bola? Apakah bola tiba-tiba berubah arah? Bola tersebut pastilah berubah arah bila ada gaya nan mengenainya. Bergeraknya bola juga dapat disebut sebagai salah satu bentuk dari hukum Newton .

Kemampuan benda mempertahankan keadaan, baik saat mobilitas maupun diam ternyata memiliki ukuran. Ukuran buat menyebutkan hal tersebut disebut inersia. Inersia dipengaruhi dari kecepatan mobilitas benda itu sendiri, sedangkan kualitas dari inersianya sendiri mendapat pengaruh dari massa benda. Rumusan seperti itu terjadi pada hukum Newton.

Bila ada resultan gaya nan timbul pada suatu benda, benda akan bergerak dengan suatu akselerasi nan dipengaruhi gaya. Jika benda awalnya dalam keadaan diam kemudian akan bergerak maka dipercepat dengan akselerasi tertentu, sedangkan jika sebuah benda nan awalnya bergerak dengan kecepatan tetap akan berubah menjadi dipercepat atau justru diperlambat. Hal tersebut dinyatakan dalam hukum Newton II.

Kesimpulannya nan lebih singkat ialah sebuah akselerasi nan dihasilkan oleh resultan gaya nan bekerja pada terjadi pada benda, berbanding lurus dengan resultan gaya itu sendiri dan berbanding terbalik massa benda tersebut. Konvoi benda-benda nan terkenai gaya ialah perihal nan ada dalam hukum Newton.



Hukum Newton III

Pernah kesal hingga melampiaskannya pada tembok? Memukulnya kemudian merasakan sakit? Sebenarnya ini juga merupakan reaksi dari hasil gaya nan dikeluarkan saat memukul tembok. Tembok memberitahukan berapa besar gaya nan diberikan oleh kekuatan tangan saat memukul dengan memberikan rasa sakit. Semakin keras pukulan nan diberikan pada tembok maka akan semakin sakit. Rasa sakit nan dirasakan juga citra dari hukum Newton itu sendiri.

Penjelasan ini dijabarkan dengan jelas dalam Hukum Newton III nan menyebutkan bahwa besaran gaya nan ditimbulkan sebuah benda akan sama besar dengan gaya nan diberikan pada gaya. Tetapi arah gayanya antagonis dengan gaya reaksi nan diberikan pada suatu benda.