Pengertian Kemampuan Menulis
Bukan Asal Tulisan
Seiring banyaknya bermunculan jejering sosial, semua orang berlomba-lomba meluapkan segala rasa nan ada dalam hatinya. Curhat, menjadi sesuatu nan jamak dan sah-sah saja dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dalam blog apa saja. Kalimat-kalimat dengan menggunakan bahasa kiasan, bahasa gaul, bahasa cadel, bahasa alay atau bahasa lainnya seakan memenuhi layar komputer. Segala jenis bahasa itu bahkan mungkin telah membuat orang menjadi polyglot atau orang nan mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan banyak bahasa.
Ada nan membuat status nan begitu panjang memaparkan pandangannya terhadap suatu topik nan sedang hangat dibicarakan. Ada nan pendek namun cukup sering keluar statusnya. Apalagi di twitter. Orang dapat saja membuat status atau twit berkali-kali hingga satu layar penuh oleh twit satu orang saja. Apakah dengan membuat satu dua buah status atau banyak status lalu dapat dikatakan kalau orang nan bersangkutan mempunyai kemampuan menulis?
Menulis Itu Gampang
Orang jadi getol buat saling membaca tulisan satu dengan nan lainnya kemudian juga saling memberikan komentar bersahut-sahutan. Kadang bahkan komentar nan ada sudah melenceng jauh dari artikel atau curhatan nan ditampilkan. Tapi semua orang tak peduli, nan krusial menulis, menulis dan terus menulis. Ternyata menulis itu gampang.
Dimana Kesulitannya?
Benar, menulis itu gampang! Lalu dimana letak kesulitannya? Sebenarnya apa nan ingin Anda tulis? Apa nan ingin Anda sampaikan? Apakah dengan kebebasan menulis di global maya lalu Anda bisa sembarang saja menuliskan hal-hal nan tak penting, aneh atau justru destruktif? Tentu saja tak bukan?
Anda niscaya ingin menuliskan hal-hal nan baik dan konstruktif bagi semua pembaca. Di sini pengertian kemampuan menulis menjadi komprehensif dan mencakup jenis-jenis tulisan nan ingin disampaikan serta bertujuan mengedukasi pembacanya.
Patokan Gaya Menulis
Lalu menulis itu harus bagaimana? Apakah menggunakan gaya bahasa sastra ala Sutan Takdir Alisjahbana? Atau menggunakan gaya bahasa Raditya Dika nan kocak? Pengertian kemampuan menulis secara komprehensif tentunya juga meliputi gaya bahasa nan paling cocok bagi sang penulis.
Ada orang nan suka mengenakan jeans dan sepatu kets, namun ada pula orang nan getol mengenakan mini skirt dan high heels. Mana nan cocok bagi Anda buat menuangkan sebuah tulisan itu ialah gaya bahasa terbaik milik Anda, nan krusial sekali lagi tujuannya ialah mengedukasi dan konstruktif bagi siapapun nan membacanya.
Pengertian Kemampuan Menulis
Secara singkat pengertian tentang kemampuan menulis paling tak dapat diukur dari karya nan sudah dihasilkan. Karya ini dapat berupa buku atau artikel atau cerpen atau apapun nan sudah dapat dinikmati oleh banyak orang. Agar kemampuan menulis itu diakui, dengan kata lain, dapat diterbitkan, ada beberapa hal nan harus diperhatikan dan dipertimbangkan.
Kalaupun karya itu sudah terbit, tak dapat juga langsung mengatakan bahwa orang bersangkutan itu ialah penulis nan baik. Bagaimana kalau tulisannya berisi hal-hal nan tak baik atau menganjurkan melakukan hal nan tak masuk dalam tuntunan agama dan kebiasaan masyarakat. Penulis nan baik itu harus menghasilkan karya nan mengajak menuju kebaikan. Penulis nan baik merasa bertanggung jawab terhadap apa nan ia tulis.
Tidak mudah menjadi penulis nan baik nan sangat idealis nan karyanya disukai oleh orang banyak. Yang terjadi ialah orang berusaha membuat tulisan nan kontroversial sehingga laku dan banyak dibicarakan orang. Kalau hanya soal laku, akan banyak sekali nan melakukan hal-hal nan tak baik demi uang semata. Tetapi hendaknya, tulisan itu akan menjadi amal jariyah sehingga akan membawa kebaikan dalam kurun waktu nan lama.
Berikit ini ialah hal nan harus dipertimbangkan ketika menginginkan karya itu diterbitkan dan dibaca banyak orang sehingga akan menjadi amal jariyah. Kalau tak ada nan mau membaca, bagaimana dapat menjadi amal jariyah. Sisi komersial tetap harus dipikirkan. Barang bagus dan bermutu itu harus dipromosikan dengan saksama.
* Tentukan Pangsa Pasar Pembaca
Tulisan ditujukan buat siapa? Siapa pembaca nan diharapkan akan membaca tulisan Anda? Apakah kalangan dewasa, anak-anak ataukah remaja? Dengan mengetahui segemntasi pembaca, maka tema pun dapat ditentukan dan kata-kata dapat dipilih sinkron dengan usia pembaca. Kalau bahasanya terlalu tinggi, sebaiknya dimasukan ke jurnal penelitian saja. Ada bahasa generik nan harus diikuti agar orang awam mengerti maksud dan tujuan penulisan.
* Tentukan Jenis Tulisan
Apa jenis tulisan Anda? Apakah dongeng, fiksi, feature, reportase, sharing pengalaman - curhat ataukah sekadar artikel tambahan pengetahuan umum? Kalau artikel umum, maka bahasa nan dipakai ialah bahasa Indonesia nan baik dan benar. Tetapi kalau jenis curhat, maka dapat sedikit santai dan tak menggunakan kalimat nan baku.
* Tentukan Tujuan Tulisan
Seperti nan dibahas sebelumnya tujuan tulisan sebaiknya positif bukan mendiskreditkan orang lain, memojokkan atau bahkan memaki-maki orang/pihak lain. Sebaiknya tujuan tulisan ialah memperluas khasanah pembacanya. Membuka cakrawala/ pengetahuan baru. Hal-hal nan tadinya tak terpikirkan menjadi terpikirkan oleh pembacanya dan memicu aktivitas positif. Tidak perlu memikirkan kontroversi agar dibaca dan dibeli banyak orang.
Lakukan nan terbaik dan berikan nan terbaik. Masalah apakah akan lakuk atau tidak, setelah membaca keinginan pasar, sepertinya serahkan semuanya ke tangan Tuhan. Tidak ada kerja keras nan sia-sia. Kalaupun buku atau tulisan nan dianggap bagus itu ternyata malah tak laku atau tak selaris nan dibayangkan, mungkin pada karya berikutnya akan lebih baik dari sisi penjualan. Jangan terlalu dipikirkan. Tidak perlu meratapi nasib. Tuhan mencukupkan apa pun buat umat-Nya. Hanya saja waktunya bhineka sinkron dengan kebutuhan dan kesiapan umat itu sendiri.
* Bentuk Tulisan
Jaga agar bentuk tulisan Anda tak acak-acakan. Pada paragraf awal membicarakan masalah A, lalu paragraf berikutnya membahas masalah C dan pada paragraf akhir menyimpulkan masalah B. Jika demikian halnya pembaca akan kebingungan. Jangan lupa perhatikan kerapihan tanda baca, EYD, penggunaan titik-koma, dan paragraf. Gunakan teknik menulis nan baik. Satu paragraf itu, satu bahasan sehingga pembaca tak bingung.
Memang perlu latihan nan cukup intensif buat dapat membiasakan diri berpikir secara runtut dan tak melompat dari satu pembahasan ke pembahasan nan lainnya. Biasanya para penulis nan berpengalaman dapat memperkirakan kapan harus berhenti membahasa satu topik, kapan akan meneruskan bahasan itu. Jam terbang menentukan hal ini.
* Promosi Tulisan
Tidak ada salahnya jika Anda mempromosikan kemampuan menulis, siapa tahu ada penerbit atau editor nan tertarik dan berniat menerbitkannya. Ajak teman-teman buat membaca dan mengomentari tulisan Anda. Minta pada mereka buat memberikan kritik membangun, tak hanya memberikan pujian saja. Kritik juga perlu agar Anda tahu dimana letak kelemahan atau kesalahan dalam menulis.
Kalau tak pernah membuka diri, bagaimana orang lain akan tahu. Banyak orang nan berpikir bahwa niscaya malu mempromosikan diri sendiri. Demi memperluas kebaikan itu, promosi tetap perlu. Lihatlah apa nan telah dicontohkan oleh Nabi Yusuf as. Beliau mempromosikan keahliannya. Tidak menutup kemungkinan gaya tulisan itu malah nan sedang digemari. Satu kali menulis langsung diterbitkan. Tidak sedikit nan mengalami hal itu.
Ada seorang guru bahasa Inggris nan ditawari oleh mantan siswanya nan telah menjadi seorang editor di salah satu penerbit major, buat menerbitkan sebuah buku. Ternyata penerbitan itu bahagia dengan gaya bahasa sang guru. Kolaborasi berlanjut hingga penerbitan itu menertbitkan 5 buah buku dalam satu dua tahun. Ini ialah pencapaian nan cukup bagus mengingat sang guru belum pernah menerbitkan buku. Sang guru hanya pernah mengatakan pada muridnya itu bahwa suatu saat ia akan menjadi seorang penulis.
Bayangkan hanya dengan kata-kata impian seperti itu, lalu Tuhan mengabulkannya. Sang guru itu kini telah mempunyai 9 buku nan diterbitkan oleh beberapa penerbit baik nan berskala besar maupun nan berskala kecil. Jangan takut berpromosi. Tidak tahu kapan rezeki itu datang.