Radit dan Jani Cerminan Anak Muda Masa Kini

Radit dan Jani Cerminan Anak Muda Masa Kini

Dua orang anak muda bernama Radit dan Jani sedang lari berkejar-kejaran dengan penjaga supermaket sebab telah menipu dan mencuri beberapa makanan di supermaket tersebut. Mereka kemudian tertawa dan berpelukan, menikmati saat-saat menegangkan dalam hayati mereka.

Tidak perduli dengan pandangan orang, nan krusial mereka saling mencintai dan hayati bersama. Itulah salah satu scene dari film Radit dan Jani nan pernah ditayangkan tahun 2008 silam. Sebuah film drama nan menceritakan kehidupan sepasang anak muda nan saling mencintai, namun hayati dalam suka dan duka kemiskinan.

Film Radit dan Jani ini mungkin terkesan hampir seperti film melodrama pada umumnya. Namun jangan salah, walaupun hanya berkisah antara interaksi dua anak muda, film nan dibintangi oleh Vino G. Sebastian dan Fahrani ini sangat menarik dan menghadirkan perbedaan makna nan berbeda. Tidak heran jika banyak sekali anak muda nan menyukai cerita ini.



Kilasan kisah Radit dan Jani

Radit dan Jani ialah pasangan muda nan nekad menikah muda, walaupun mendapat tentangan keras dari orangtua Jani nan kaya raya. Radit ialah seorang pemuda miskin nan memiliki mimpi menjadi seorang musisi terkenal. Dengan mimpinya ia berjuang keras agar demo musiknya bisa diterima oleh produser musik.

Radit dan Jani menikah sebab cinta nan menggebu-gebu, sehingga Jani rela buat hayati susah setiap harinya. Namun, kehidupan sulit itu dilalui Radit dan jani dengan hayati liar, bebas dan sesuka hati mereka walaupun selalu kekurangan secara finansial. Tapi mereka selalu menjalani kehidupan susah dan bahagia bersama. Di mana Jani selalu meyakini bahwa suatu hari nanti Radit akan bisa meraih mimpinya.

Radit dan Jani ialah sepasang anak muda nan saling mencintai serta rela menjalani hayati tanpa uang. Karakter Radit di sini ialah pria penyayang, bertanggung jawab, serta pekerja keras. Sayangnya, dia seorang pemakai narkoba nan sangat cemburuan, posesif, serta sulit buat mengontrol emosi. Berbeda dengan Jani nan merupakan seorang istri setia, penyabar, serta rela hayati susah.

Jani sebenarnya memiliki keluarga nan sempurna. Ayah nan lumayan berada, ibu nan penyayang dan adik nan super pintar. Ayah Jani seperti halnya seorang Ayah pada umumnya. Ia menginginkan anak-anaknya memiliki masa depan nan bagus dan bisa membuatnya bangga seperti adiknya. Ibu nan sangat menyayanginya selalu mengkhawatirkan keadaan anak-anaknya, sehinga Jani merasa terkekang dengan asuhan orangtua.

Belum lagi dengan kecerdasan adiknya nan membuat dia merasa dibanding-bandingkan serta selalu dalam pihak nan bersalah. Terutama ketika hubungannya dengan Radit ditentang. Pada akhirnya Radit dan Jani nekad buat hayati bersama, walaupun tanpa restu orangtua Jani.

Hidup susah dan bahagia dijalani bersama oleh Radit dan Jani. Mereka berusaha mencari uang buat melanjutkan hayati serta memohon restu dari kedua orang tua buat keikhlasannya. Radit nan selalu berusaha meraih mimpinya selalu saja gagal.

Terpuruk dengan keadaannya, Radit selalu melarikan diri dengan memakai narkoba. Berbeda dengan Jani nan menghidupi mereka bekerja apa saja nan ia bisa. Kehidupan mereka tak selalu dipenuhi dengan cinta dan romantisme, tapi juga pertengkaran. Hal itu disebabkan oleh sifat Radit nan emosional dan sangat labil.

Ketika Jani pada akhirnya hamil, maka mereka dihadapi dengan fenomena bahwa buat menghidupi sang buah hati tentunya mereka harus memiliki cukup uang. Ketika itu, Radit mulai meninggalkan Norma mengonsumsi obat terlarang dan mulai mencari pekerjaan.

Sayangnya, hayati nan dijalani memang tak mudah. Kehidupan nan berat terus mendera Radit. Bahkan pada suatu hari ketika Jani sakit dan Radit tak memiliki uang buat membeli obat, ia bahkan sampai rela meminum air seni salah satu teman di loka kerjanya. Kehilangan harga diri dan dipermalukan di depan banyak orang.

Saat itulah Radit harus menghadapi fenomena bahwa ia bukan pria nan tepat buat Jani, dan dia bahkan tak dapat membahagiakan Jani. Dalam keputusasaan akhirnya Radit meninggalkan Jani agar bisa kembali bersama keluarganya. Mati-matian ia berusaha tegar kehilangan Jani dan calon anak mereka. Ia berharap agar Jani bisa senang dan berkecukupan bersama keluarganya. Di sinilah ia menyadari bahwa cintanya tak harus memiliki dan bersamanya hayati Jani semakin menderita.



Radit dan Jani Cerminan Anak Muda Masa Kini

Kisah mengenai Radit dan Jani ini sekilas mungkin terlihat seperti cerita cinta biasa. Bahkan tak sedikit nan merasa kisah sedihnya hampir sama dengan cerita-cerita dalam sinetron. Jika kita perhatikan lagi, kehidupan Radit dan Jani sendiri merupakan cerminan kehidupan remaja Indonesia saat ini.

Kisah mereka diambil dari kehidupan pasangan muda saat ini. Dapat kita bilang, itulah kehidupan menikah dengan kapital cinta, nekad tanpa uang. Gairah muda nan dapat dikatakan bodoh jika dilihat dari kacamata ayah Jani.

Vino G. Sebastian juga memperlihatkan karakter Radit nan sangat generik ada pada anak muda di Jakarta. Seorang pemimpi besar nan ingin menjadi pemusik, namun hayati dengan kemiskinan. Pada akhirnya ia bahkan lebih ringkih dari istrinya. Merasa kebingungan dengan kehidupan nan harus dijalani, di lain sisi ia tak dapat menghidupi istri dan calon anaknya.

Pada akhirnya ia terperosok pada obat-obatan terlarang dan kehidupan nan lekat dengan kriminalitas. Sedangkan Fahrani sendiri menggambarkan sosok Jani nan berasal dari kalangan orang berada dan selama ini selalu merasa tersiksa dengan kehidupan di keluarganya. Pada Raditlah ia menemukan kehidupan nan selama ini diinginkannya, bebas dan liar. Tanpa kekangan dari sang Ayah, kekhawatiran dari sang ibu, atau merasa dibanding-bandingkan dengan sang adik nan pintar.

Hal itu sangat lumrah pada remaja saat ini. Terkadang para orangtua nan sangat membatasi pergaulan anaknya, justru malah mendapati sang anak lebih liar dan menjadi pemberontak ketika menemukan seseorang nan dianggap sangat mengerti dirinya. Di mana kemudian seseorang itu dianggap sebagai penghancur masa depan.

Ending dari film ini sangat sedih, terutama ketika Radit diam-diam bersembunyi dan melihat Jani dibawa oleh ayah dan Adiknya. Ia merasa tersiksa namun tak berdaya. Tidak bermaksud buat meninggalkan Jani, tapi menurutnya itulah satu-satunya jalan agar Jani bisa hayati kondusif dan berkecukupan.

Makna dari film Radit dan Jani ini hanya satu, yaitu"hadapilah fenomena di depanmu!". Yah, kehidupan seringkali tak semanis impian. Bahkan seringpula tak berjalan sinkron keinginan kita. Ada orang nan sukses memiliki mimpinya dengan keberuntungan, ada pula nan sial walaupun telah bersusah payah tak dapat mencapai mimpinya. Untuk itu ia harus dapat hayati lebih rasional.

Begitu pula dengan cinta. Ada nan beruntung dapat bersama dengan orang nan dicintainya, ada pula nan merasa sakit hati sebab harus berpisah dengan kekasih nan dicintai. Kehidupan memang harus dijalani sepahit apapun. Itulah nan ditampilkan dalam film Radit dan Jani. Jadi, jangan hanya dapat menangisi filmnya, Anda juga harus dapat menghadapi fenomena di depan Anda.