Strategi buat Meningkatkan Kualitas Tulisan
Bagaimana bisa pintar menulis dalam hitungan hari ? Menulis ialah kegiatan nan menyenangkan. Anda dapat menyalurkan pendapat, khayalan dan keluh kesah lewat tulisan. Banyak nan sesungguhnya memiliki bahan tulisan. Namun, takut mengirimkannya ke media sebab merasa karyanya tak layak muat.
Ada pula nan beranggapan bahwa buat menjadi seorang penulis harus memiliki talenta dan wawasan nan luas. Asumsi tersebut tak sepenuhnya salah, juga tak sepenuhnya benar. Untuk menghasilkan karya nan ‘berisi’, tentunya perlu wawasan nan luas dalam mengolah tulisan.
Namun, seluas apapun pengetahuan dan sekuat apapun talenta Anda. Apabila tak diasah dengan rajin menulis tiap hari, tentunya talenta tersebut akan terpendam percuma.
Dalam artikel ini akan diuraikan bagaimana membangkitkan kepercayaan diri Anda dalam menulis. Akan diuraikan pula bagaimana menjadi pintar menulis hanya dalam hitungan hari.
Menulis Tidak Butuh Talenta dan Penuh Manfaat
Menulis tak membutuhkan talenta terpendam. Memang banyak sekali penulis nan sedari kecil memiliki talenta menulis tanpa disadari, tapi tahukah Anda? Bahwa talenta nan tidak pernah diasahpun dapat tumpul dengan sendirinya.
Bagi Anda nan merasa tak menyukai kegiatan menulis sebab dianggap menghabiskan waktu serta tenaga buat berpikir, coba renungkan lagi. Menulis ialah salah satu wahana di mana kita dapat melampiaskan kemarahan, kebencian, bahkan rasa malu tanpa takut ada nan tahu.
Kegiatan menulis seperti ini sering kita kenal dengan menulis di diary (buku harian). Inilah beberapa kegunaan menulis nan mungkin belum Anda ketahui.
Menulis bisa menyehatkan tubuh manusia
Menurut Fatimah Memissi, seorang panulis wanita nan banyak menuliskan karyanya dalam bahasa Arab dan Perancis. Ia berpendapat bahwa kegiatan menulis akan mengencangkan kulit dan lebih baik daripada operasi plastik.
Bahkan penelitian mengenai kegunaan menulis bagi kesehatan juga telah diteliti oleh seorang pakar bernama Pennebeaker dan hasil penelitiannya telah ditulis dalam buku nan berjudul “Opening Up : The Healing Power of Expressing Emotions”.
Dari hasil penelitian nan telah dilakukan oleh Pennebeaker, diketahui bahwa responden mahasiswa nan menuliskan perasaan atau trauma terberatnya bisa mengurangi persentase kunjungan ke rumah sakit kampus.
Mungkin setelah menuliskan pengalaman traumatis atau kejadian nan mengesalkan, Anda akan semakin merasa semakin terpuruk. Namun, setelah uneg-uneg tersebut tersalurkan, perasaan akan menjadi lebih baik. Apalagi bila Anda malu buat menceritakan hal tersebut pada orang lain.
Anda mungkin juga tak langsung dapat menjadi penulis nan hebat . Namun setidaknya, setelah mengetahui fakta menyehatkan dengan menulis, pandangan tentang kegiatan menulis nan identik dengan kegiatan melelahkan serta membosankan akan mulai berubah. Lihat, Anda dapat menjadi penulis mulai dari sekarang.
Menulis mampu membersihkan pikiran dan memecahkan masalah
Menulis mampu membuat jernih pikiran Anda. Kalau semua penat dan keluh kesah dapat dituangkan dalam sebuah tulisan, lalu dibaca kembali. Anda dapat melihat masalah nan dialami dengan lebih jernih. Bahkan dengan menuliskan semua permasalahan, Anda bisa berpikir sejenak, serta bisa berpikir ulang tentang pemecahan masalah nan tak terduga.
Apabila sedang berpikir dan muncul tanda ‘bola lampu’ menyala di otak Anda mengenai solusi permasalahan tersebut maka segera tulisakan, agar ide tersebut tak segera menguap.
Menulis secara bebas bisa membantu kebuntuan saat Anda diwajibkan menulis
Menulis tak membutuhkan kapital nan besar, nan dibutuhkan hanya kertas dan alat tulis, atau alat buat membantu mengetik. Hal nan dimaksud dengan saat diwajibkan menulis ialah sebagai berikut.
Misalnya Anda seorang karyawan atau praktisi nan harus menuliskan laporan dan jurnal dengan bahasa nan kaku dan resmi. Kadang kala dapat menimbulkan kebuntuan di otak Anda. Tentu hal itu akan menjadi hal menyulitkan bukan?
Oleh sebab itu, menurut Pennybeaker, menulis karangan bebas tanpa peduli struktur kata dan kalimat bisa membantu mencairkan kebuntuan otak. Anda pun bisa segera menyelesaikan tugas menulis formal dengan pikiran lapang.
Strategi buat Meningkatkan Kualitas Tulisan
Berikutnya, saat telah menyadari tentang kegunaan besar menulis. Anda mungkin ingin serius mengembangkan talenta atau minat di global kepenulisan dalam hitungan hari ? Maka perhatikanlah beberapa tips di bawah ini agar kualitas tulisan Anda semakin meningkat.
Jangan takut dan berusahalah dengan pantang menyerah. Karena buat menjadi berhasil butuh proses, usaha keras, dan dedikasi tinggi dalam bidang apapun, termasuk menulis.
Membuat tema tulisan unik
Seringkali, seorang penulis pemula terjebak dalam pemilihan tema klise nan sudah banyak dituliskan orang lain. Maka jika ingin membuat tulisan nan unik dari tema nan sama, Anda perlu manggali sudut pandang nan berbeda dan menarik.
Anda pun harus melakukan riset nan mampu mendukung keotentikan cerita. Misalnya, bila ingin membuat romansa nan sad ending. Tidak harus kedua tokoh dipisahkan dengan kematian atau salah satu menikah dengan tokoh lain.
Anda dapat membuat ending memukau, caranya dengan membuat kedua tokoh nan jatuh cinta tersebut terpisah sebab disparitas budaya di keluarga masing-masing (kisah cinta beda negara). Mulailah melakukan riset mengenai negara nan diambil serta Norma masyarakatnya.
Terakhir, menulislah tanpa peduli dengan kesempurnaan. Bila telah selesai, mintalah pendapat orang lain dan perbaiki terus tulisan Anda.
Memperhatikan kualitas tulisan
Bila memiliki planning buat menerbitkan buku, Anda perlu membeli beberapa buku salah satu penerbit incaran Anda. Tujuannya, buat memperhatikan gaya tulisan penulis nan dapat lolos di penerbit tersebut.
Setelah tulisan selesai, janganlah bosan buat melakukan self-editing mengenai tanda baca, penggunaan kata, dan gaya bahasa buat memudahkan editor. Apalagi bila Anda menuju penerbit besar nan harus menerima banyak naskah tiap harinya. Memperbanyak membaca ialah hal krusial bila ingin menambah wawasan di bidang kepenulisan.
Menentukan target pembaca
Penting buat diingat sebelum Anda membuat tulisan, yaitu tentukan target pembaca terlebih dahulu. Global remaja, dewasa, dan anak-anak memiliki gaya bahasa nan berbeda-beda. Berbagai kajian ilmu juga memiliki cara penulisan nan berbeda.
Hal ini krusial dilakukan agar tulisan nan dibuat tetap memiliki ‘nyawa’ dan memikat para pembacanya. Terutama, dari segmen atau target pembaca nan Anda pilih.
Mempelajari ciri penerbit
Sebelum mengirimkan naskah ke sebuah penerbit, Anda perlu mempelajari ciri penerbit tersebut. Misalnya, ada penerbit nan banyak menerbitkan buku-buku bernafaskan religi, tentunya akan lebih bijaksana.
Naskah fiksi remaja tak bisa dikirimkan ke pihak penerbit tersebut, kecuali naskah tersebut mengangkat global religi dalam kaum remaja. Hal ini perlu dilakukan buat meminimalisir penolakan terhadap naskah nan Anda kirim. Perbanyak surat keterangan mengenai penerbit dan ketentuan pengiriman naskahnya.
Saat ini, banyak sekali penerbit nan memiliki situs spesifik dan memiliki akun di jejaring sosial. Anda akan lebih mudah buat mempelajari karakternya. Hal nan paling krusial teruslah menulis, sebab penolakan ialah proses pembelajaran. Terlebih lagi bila penolakan naskah disertai catatan koreksi dari editor, tentunya akan menambah ilmu kepenulisan Anda.
Menjadi anggota di komunitas penulis
Bergabunglah dalam komunitas penulis buat mengasah kemampuan Anda. Carilah komunitas di mana berisi anggota penulis nan sudah menerbitkan karya. Anda dapat saling menyemangati agar semangat menulis tetap terjaga.
Apalagi bila komunitas tersebut bergabung dengan sebuah penerbit besar, maka peluang naskah diterbitkan pun akan semakin besar. Tak ada lagi alasan menyebut menjadi penulis itu susah. Asalkan memiliki tekad nan kuat dan pantang menyerah, dalam hitungan hari kesuksesan akan datang kepada Anda. Menulislah terus dan nikmati kemajuan Anda dari hari ke hari.