Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran

Pembelajaran bisa mencapai tujuan tersebut ketika guru memiliki kemampuan buat melakukan kegiatan pembelajaran. Di mana dalam kegiatan pembelajaran mencakup 3 hal, yaitu perencanaan, aplikasi atau proses pembelajaran, dan tindak lanjut. Pada termin perencanaan inilah disusun program semester (promes) dan program satuan pelajaran termasuk di dalamnya langkah-langkah taktik pembelajaran.

Diperkirakan, termin perencanaan akan mempengaruhi taraf keberhasilan kegiatan pembelajaran sebesar 25%. Oleh sebab itu, guru harus membekali dirinya dengan kemampuan perencanaan nan baik.

Pada termin pelaksanaan, peran guru sangat besar buat membuat perencanaan berjalan dengan semestinya. Sekaligus, guru berperan dalam pengelolaan kelas. Sedangkan pada termin tindak lanjut, guru harus mengevaluasi proses pembelajaran nan telah dia lakukan.

Guru nan baik tak akan cepat puas dengan apa nan telah dicapai dalam proses pembelajaran. Dia akan selalu mengevaluasi proses pembelajaran. Termin tindak lanjut digunakan buat mengetahui kelebihan atau kekurangan dari proses nan telah dilakukan, keprofesionalan diri serta kebaikan dari sistem pembelajaran nan telah diterapkan.



Klasifikasi Taktik pembelajaran

Strategi pembelajaran memiliki majemuk jenis. Namun, jika diklasifikasikan maka terdapat empat poin dalam strategi.

  1. Strategi dimana guru nan aktif dan memiliki content centered. Taktik ini meliputi Lecture (ceramah), Questioning (tanya jawab), Concept attainment.
  2. Strategi dimana guru aktif namun pembelajaran lebih menekankan pada process centered. Maka taktik seperti ini meliputi Data retrival chart dan Suchmann’s Inquiry.
  3. Strategi dengan siswa nan aktif dan content centered. Taktik ini meliputi Role playing, Simulation, Games, Team learning, Case studies.
  4. Strategi nan menekankan peran aktif siswa dan process centered. Maka taktik ini meliputi Brainstroming dan Creative Thinking.


Strategi Pembelajaran

Baiklah mari kita bahas satu per satu strategi-strategi di atas.

- Lecture

Strategi lecture memiliki disparitas konsep jika lecture (ceramah) ditempatkan sebagai metode. Konsep lecture sebagai taktik lebih menekankan langkah-langkah pada perencanaan. Sedangkan lecture sebagai metode menekankan langkah-langkah pada pelaksanaan.

Adapun langkah-langkah sebelum aplikasi taktik ini ialah sebagai berikut.

  1. Memperhatikan kebutuhan siswa seperti ciri siswa, pengusaan konsep, kemampuan awal siswa, dan sebagainya
  2. Merencanakan dan mengorganisasi materi nan akan disampaikan
  3. Melakukan variasi dalam ceramah dengan memperhatikan kecepatan penyampaian, intonasi suara, gerakan anggota badan, dan sebagainya
  4. Melakukan ceramah dengan singkat

- Questioning

Strategi ini berkonsep memberikan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat 2 jenis pertanyaan: pemusatan (center question) dan perluasan (expansion question).

  1. Center question digunakan buat memusatkan perhatian siswa. Center question menggunakan 5W 1H. Pertanyaan jenis ini tak boleh sulit dan perlu diusahakan agar tak terjadi jawaban serentak dari siswa.
  2. Pertanyaan perluasan bertujuan buat melatih berpikir siswa. Pertanyaan jenis ini disusun berdasarkan kognitif mulai dari C1-C6 sehingga guru harus mempersiapkan pertanyaan sebelum kegiatan belajar.

Apabila taktik ini dipilih maka metode nan mendominasi pembelajaran ialah tanya jawab. Metode lain seperti ceramah dan pemberian tugas merupakan variasi.

- Concept Attainment

Strategi ini menekankan pada dominasi konsep. Langkah-langkah taktik pembelajaran ini ialah sebagai berikut.

  1. Guru menyuruh siswa menirukan bagaimana lafal konsep
  2. Guru menunjukkan contoh konsep dan menjelaskan ciri-ciri konsep
  3. Guru menunjukkan contoh berikutnya
  4. Guru menunjukkan pengecoh konsep
  5. Guru mencampur contoh dan pengecoh konsep kemudian menugaskan siswa buat memilah mana nan contoh dan bukan contoh
  6. Guru menugaskan siswa buat mendefinisikan konsep dengan pemahaman mereka sendiri

Apabila taktik ini dipilih maka metode ceramah dan tanya jawab mendominasi pembelajaran.

- Role Playing

Strategi ini sangat baik buat melatih keterampilan komunikasi, emosi, dan pandangan siswa terhadap situasi nan digambarkan di kelas. Taktik ini bisa melatih kognitif dan afektif siswa. Adapun langkah-langkah taktik pembelajaran ialah sebagai berikut.

  1. Mengembangkan skenario
  2. Fase pemberian tugas peran dan pemantapan pemain
  3. Fase pelaksanaan
  4. Fase tindak lanjut

Apabila taktik ini digunakan maka metode nan mendominasi ialah ceramah buat menjelaskan skenario dan tokoh saat persiapan, demonstrasi ketika pemain mendemonstrasikan peran mereka, dan diskusi serta tanya jawab saat fase tindak lanjut.

- Simulasi

Simulasi ialah berpura-pura berperan sebagai seseorang atau sesuatu. Taktik ini bermanfaat buat membantu siswa belajar mengenai empiris keadaan nan ada di global nyata. Selain itu, taktik ini bisa meningkatkan motivasi belajar siswa serta membantu memperjelas masalah nan kompleks nan sulit diajarkan menggunakan ceramah dan sebagainya.

Adapun langkah-langkahnya ialah sebagai berikut.

  1. Merumuskan tujuan belajar
  2. Merumuskan permasalahan
  3. Menyusun instrumen simulasi
  4. Mendeskripsikan peran pemain dan partisipan nan lain
  5. Mendeskripsikan langkah-langkah aplikasi simulasi
  6. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut

Apabila taktik ini diterapkan maka metodenya ialah ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab.

- Games

Adalah permainan nan memiliki karakteristik kompetisi sebab ada nan menang dan kalah. Adapun langkah-langkah taktik pembelajaran ialah sebagai berikut.

  1. Merumuskan indikator dan tujuan belajar
  2. Mendefinisikan sasaran dan persyaratan kemampuan atau ketrampilan
  3. Menyusun instrumen
  4. Mendeskripsikan peran pemain
  5. Menyusun anggaran permainan

Apabila taktik ini dipilih maka metode nan digunakan ialah ceramah, tanya jawa, kerja kelompok, dan demonstrasi.

- Team Learning

Strategi ini merupakan kerja tim atau kelompok. Taktik ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Guru menulis beberapa paragraf dan disertai pertanyaan
  2. Guru membagi kelompok
  3. Guru menugasi kelompok buat mengerjakan paragraf dan pertanyaan nan sudah disediakan
  4. Guru menugasi setiap kelompok buat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

Apabila taktik ini digunakan maka metode diskusi mendominasi. Sedangkan metode ceramah dan tanya jawab digunakan saat mengerjakan tugas kelompok.

- Case Study

Adalah pembelajaran melalui studi kasus. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan, pengumpulan informasi, dan penyusunan laporan. Pada langkah perencanaan memiliki tahapan, yaitu menentukan tema kasus, menuliskan alasan pemilihan kasus, dan merumuskan rincian kasus.

Pada termin pengumpulan informasi dilakukan langkah-langkah, yaitu penyusunan alat pengumpul data dan mengumpulkan data di lapangan.

Sedangkan pada termin penulisan laporan memiliki langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Menuliskan tema kasus
  2. Menuliskan rasional
  3. Menuliskan rumusan rincian kasus
  4. Menganalisis data
  5. Menuliskan kesimpulan
  6. Merumuskan alternatif pemecahan
  7. Mengajukan saran

Setelah termin penulisan laporan maka akan dilakukan diskusi terhadap hasil studi kasus. Diskusi ini akan diajukan pertayaan-pertanyaan oleh guru sebagai pemandu diskusi. Apabila taktik ini dipilih maka metodeya ialah diskusi, tanya jawab, dan ceramah.

- Data Retrival Chart

Data ini lebih dikenal sebagai chart buat mempelajari data. Taktik ini memiliki kegunaan buat meningkatkan keterampilan analisis siswa dan mengorganisasi informasi.

Langkah pada taktik ini ialah sebagai berikut.

  1. Menyajikan sejumlah data kepada siswa
  2. Siswa mengklasifikasi data
  3. Siswa memasukkan data hasil klasifikasi ke dalam model chart
  4. Siswa melakukan analisis
  5. Siswa menarik kesimpulan

Apabila taktik ini dipilih maka metodenya ialah ceramah, tanya jawab, diskusi, dan kerja kelompok.

- Suchman’s Inquiry

Strategi ini merupakan inovasi model Suchman. Taktik ini dirancang buat meningkatkan aktivitas siswa dalam menyusun dan mengetes kebenaran hipotesis. Dalam pelaksanaannya, guru sebagai sumber informasi nan harus diinterogasi (ditanya terus menerus) oleh siswa guna menyusun dan mengetes kebenaran hipotesis.

Model pertanyaan nan bisa digunakan ialah sebagai berikut.

  1. Pertanyaan pembuktian buat menegaskan dan menanyakan bagaimana keberadaan suatu hal. Misalnya, “apakah sahih sebagian besar sumber daya alam Indonesia dikuasai oleh asing?”
  2. Pertanyaan eksperimentasi buat menanyakan konsekuensi dari kejadian tersebut. Misalnya, “apakah salah satu akibat dominasi SDA tersebut ialah berkurangnya devisa negara dan menyebabkan keterpurukan di berbagai bidang sebab minimnya dana di negara?”
  3. Pertanyaan nan dianggap perlu buat menanyakan kemungkinan-kemungkinan nan akan terjadi sinkron kondisi nan dianggap perlu buat ditanyakan. Misalnya,”bagaimana pengaruh dominasi SDA oleh asing terhadap aturan pendidikan?”
  4. Pertanyaan pengecekan hipotesis buat mengetahui apakah perumusan hipotesis sahih atau salah.

Langkah-langkah dalam taktik ini ialah sebagai berikut.

  1. Guru menyajikan stimulus kepada siswa dengan menampilkan sajian permasalahan
  2. Guru mengajukan pertanyaan pemusatan seperti “apakah anda mengetahui kebijakan pengelolaan SDA?”
  3. Guru menjawab pertanyaan buat pertanyaan verifikasi, eksperimen, dan dianggap perlu dengan jawaban “ya” atau “tidak”
  4. Siswa merumuskan hipotesis
  5. Guru memberi kesempatan kepada siswa buat mengajukan pertanyaan guna mengecek hipotesisnya
  6. Siswa menyusun instrumen pengumpul data seperti kuisioner, angket, panduan observasi, dan sebagainya.
  7. Siswa menguji hipotesis berdasarkan data nan telah dikumpulkan
  8. Siswa menarik konklusi bersarkan hasil hipotesis

- Brainstorming

Merupakan tukar pendapat buat menyampaikan ide-ide, sharing, dan memecahkan masalah secara kreatif.

Langkah-langkahnya ialah sebagai berikut.

  1. Siswa diajak buat memusatkan perhatian pada 1 masalah
  2. Brainstorming dimulai dengan meminta siswa menyampaikan pendapatnya secara bergantian. Syaratnya, pendapat nan disampaikan teman nan lain tak boleh disanggah, disalahkan, dan seterusnya.
  3. Setiap ide nan disampaikan ditampung, ditulis atau direkam
  4. Setelah brainstorming selesai, guru bersama siswa membuat konklusi dengan mengklasifikasikan ide atau pendapat nan sudah dituliskan. Klasifikasi ini meliputi pendapat sangat baik, baik, dan cukup baik.

Apabila taktik ini digunakan maka metodenya ialah ceramah dan tanya jawab.

- Creative Thinking

Adalah berpikir kreatif

yang digunakan buat meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon masalah-masalah dengan cara nan tak konvensional.

Adapun langkah-langkah buat menerapkan taktik ini adalah:

  1. Menyusun rancangan nan meliputi rancangan situasi atau kondisi seperti apa nan akan dijadikan topik pembahasan, rancangan anggaran kerja bagaimana memecahkan masalah tersebut, dan menetapkan kriteria keberhasilan.
  2. Melaksanakan pembelajaran nan meliputi mengemukakan masalah kepada siswa dan menugasi siswa menyelesaikan masalah menurut cara pandang mereka.
  3. Menilai hasil kerja siswa agar siswa mendapat umpan balik.

Apabila taktik ini diterapkan maka metodenya ialah ceramah, tanya jawab, dan kerja kelompok.

Semoga informasi tentang langkah-langkah taktik pembelajaran ini bisa membantu Anda dalam mengajar di sekolah . Metode dan taktik tersebut di atas juga bisa anda terapkan buat mengajar putra dan putri anda di rumah. Selamat mencoba.