Cara Membuat Drama
Dalam pementasan drama sekolah, selalu diawali dengan pembuatan skenario. Bagaimana cara membuat skenario drama sekolah ? Gampang. Skenario drama dapat dipelajari dengan mudah jika Anda benar-benar memang ingin mempelajarinya.
Apa Itu Drama?
Di negara asalnya, Yunani, drama dilambangkan dengan dua topeng berwarna putih dan hitam nan masing-masing memiliki aktualisasi diri nan berbeda. Topeng berwarna hitam atau Melpomene melambangkan tragedi, kesedihan, dan duka. Sedangkan topeng rona putih atau Thalia menunjukkan aktualisasi diri kegembiraan, kesenangan, dan suka cita. Kedua topeng tersebut melambangkan aktualisasi diri nan dihasilkan dari pertunjukan drama.
Budaya-budaya berteater di negara Yunani menciptakan tiga genre pertunjukan drama. Tiga jenis pertunjukan tersebut dikenal juga dengan istilah genre. Yaitu, aliran tragedi, aliran komedi, dan aliran satir. Pada abad ke-5, ketiga aliran drama itu diperlombakan sebagai bagian dari seremoni bagi Dewa Dionysus.
Pertunjukan drama nan berasal dari Yunani kemudian menyebar hingga Eropa. Di Eropa, oleh teater nan berada di Romawi, drama dari Yunani itu kemudian mengalami variasi dari berabagai hal.
Teater Romawi menghasilkan karyanya nan pertama. Karya tersebut terbilang krusial sebab sebagai tolok ukur kejayaan teater Romawi. Karya tersebut berupa drama tragedi dan lawak nan ditulis oleh Livius Andronicus. Beberapa artis drama nan terkenal saat itu ialah Gnaeus Neavius, Titus Maccius Plautus, dan Terentius Afer Publius.
Pada abad pertengahan, artis drama nan terkenal salah satunya ialah Shakespeare. Cerita drama nan ditulis berkisar pada cerita-cerita nan terjadi di kerajaan Roma jaman dahulu.
Shakespeare ialah satu di antara artis Roma nan terkenal. Selain ia pun, nama-nama seperti Christopher marlowe, Thomas Middleton, dan Ben Jonson cukup diperhitungkan di masanya. Dramawan lain nan terkenal dari zaman kerajaan Romawi ialah Plautus dan Terence.
Pertunjukan drama kemudian berkembang ke seluruh dunia. Kali ini, Asia juga ikut merasakan. Negara India salah satunya. Di India terkenal dengan drama Sansekerta. Mitologi dan sejarah menjadi pertunjukan primer nan disuguhkan pada para penonton pertunjukan drama di India. Seperti cerita epos Ramayana dan Mahabharata.
Selain di India, drama juga diminati di Cina dan Jepang. Tentu saja tiap-tiap negara etrsebut memiliki kekhasan nan berbeda, baik jalan cerita maupun bagaimana drama itu dipertontonkan.
Di dalam sebuah drama, ada unsur-unsur nan membangun pementasan drama tersebut. Unsur tersebut ada unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik sebuah drama ialah unsur nan berhubungan langsung dengan pementasan drama tersebut. Unsur intrinsik tersebut ialah sebagai berikut.
1. Naskah drama
Di dalam sebuah pementasan drama, hal nan paling dasar ialah naskah drama itu sendiri. Naskah drama ialah sebuah naskah karangan nan berisi tentang cerita atau lakon. Di dalam naskah drama tersebut terdapat lakon atau tokoh-tokoh cerita nan diberi nama, ada obrolan antara tokoh tersebut, dan klarifikasi mengenai keadaan di atas pentas.
Di dalam naskah drama nan lebih diutamakan ialah obrolan antara tokoh cerita drama tersebut nan membangun cerita di dalam naskah drama tersebut. Di dalam naskah drama di bagi atas beberapa babak dalam mengatur alur ceritanya. Setiap babak tersebut berisi peristiwa dengan waktu dan suasana eksklusif sinkron dengan alur ceritanya.
Selain itu, di dalam naskah drama biasanya ada klarifikasi lainnya nan menerangkan tentang segala sesuatu nan berhubungan dengan pementasan. Contohnya, klarifikasi mengenai aktualisasi diri dan gerakan para pemain atau peralatan apa saja nan dibutuhkan di setiap babak.
2. Pemain atau Tokoh Drama
Di dalam sebuah pementasan drama, tentu saja ada pemeran tokoh drama atau disebut sebagai pemain drama. Pemain drama ialah orang nan memerankan seorang tokoh di dalam naskah drama nan dipentaskan.
3. Sutradara
Di dalam sebuah pementasan drama, diperlukan seorang pengarah adegan drama. Pengarah adegan ialah orang nan memimpin dalam pementasan drama tersebut. Untuk bisa mementaskan sebuah drama, seorang pengarah adegan bertugas buat memilih naskah drama apa nan akan dipentaskan.
4. Tata Rias
Di dalam sebuah pementasan drama, tata rias ialah bagian nan sangat krusial juga, terutama buat seorang pemain. Tata rias ialah bagian dari unsur pementasan drama buat merias para pemain drama. Penata rias tersebut harus merias para pemain sinkron dengan peran dan wataknya di dalam pementasan drama tersebut.
5. Tata Busana
Para pemeran dalam sebuah pementasan drama tentu saja memerlukan kostum atau busana. Untuk itu, di dalam sebuah pementasan drama dibutuhkan seorang tata busana. Tata busana ialah unsur drama nan mengarur busana atau kostum para pemain, mulai dari jenis pakaian, model, sampai cara pemakaiannya.
6. Tata panggung
Pementasan drama dilakukan di sebuah anjung atau loka nan bisa dipakai sebagai arena bermain drama. Untuk itu, dalam pementasan tersebut diperlukan tata anjung agar latar suasana nan ada di dalam naskah drama tersebut bisa diaplikasikan ke dalam tata panggung.
Tata anjung ialah penataan arena atau anjung buat pementasan drama. Biasanya, loka pertunjukan drama tersebut posisinya lebih tinggi dibandingkan dengan penontonnya agar pementasan drama tersebut bisa dilihat oleh semua penonton.
7. Tata Lampu
Selain tata panggung, tata lampu juga berperan sangat krusial di dalam sebuah pementasan drama. Tata lampu ialah pengaturan pencahayaan di dalam anjung pada waktu pementasan drama.
8. Tata Suara
Tata suara ialah pengaturan terhadap suara-suara nan berhubungan dengan pementasan drama. Di dalam sebuah pementasan drama, tata suara sangat krusial juga agar pertunjukan drama tersebut sinkron dengan latar dan alurnya.
Unsur-unsur intrinsik tersebut tak terlepas dari unsur ekstrinsik drama, yaitu biografi pengarang, penonton, dan pengaruh pementasan drama terhadap kehidupan masyarakat luas.
Cara Membuat Drama
Dalam global film atau teater, skenario drama memang sebuah rancangan besar. Lewat skenario tersebut nantinya cerita berjalan. Lewat skenario drama itu pula semua patokan, panduan, urutan jalan cerita, dan bagaimana tokoh-tokoh memainkan perannya masing-masing. Intinya, skenario drama sekolah ialah nyawa dalam setiap kali ada pementasan di sekolah.
Kalau Anda sekarang ini aktif dalam kegiatan nan berhubungan dengan film atau teater, maka skenario drama perlu menjadi bagian dari ketrampilan. Ya, membuat skenario memang sebuah keterampilan. Tidak memerlukan talenta spesifik bawaan dari lahir. Untuk itu, siapa pun Anda, semuanya punya kesempatan nan sama buat dapat mempelajari dan membuatnya.
Berikut ini, akan disampaikan beberapa langkah atau cara nan dapat Anda lakukan buat membuat skenario drama sekolah. Langkah-langkahnya ialah sebagai berikut.
1. Tentukan ide cerita
Ya, ini ialah tahapan paling awal bagaimana Anda nantinya dapat membuat skenario drama. Langkah awalnya ialah Anda tentukan ide cerita dari skenario tersebut. Anda dapat menggali atau menemukan ide dari inspirasi sendiri. Pengalaman nan pernah Anda rasakan atau Anda alami dalam kehidupan keseharian Anda.
Dengan pengalaman tersebut, Anda nantinya dapat membuat skenario drama dengan dibumbui oleh imajinasi-imajinasi Anda. Atau kalau Anda belum mempunyai pengalaman menarik nan dapat diangkat dalam sebuah skenario drama, Anda dapat menggali dari cerita dan pengalaman-pengalaman teman Anda.
Caranya tetap sama, tapi menemukan ide cerita memang tidak gampang. Anda harus rajin-rajin mewawancarai teman-teman Anda buat mendapatkan ide cerita. Bukan hanya pasif menunggu inspirasi datang.
Kalau tetap saja belum nemenukan ide cerita, coba Anda tonton berita, baca bacaan dari berbagai sumber, baik koran, tabloid, atau majalah. Dengan cara itu, Anda nantinya akan mendapatkan ide cerita buat dibuat skenario. Coba, Anda lakukan cara-cara ini dulu. Pilih salah satu jalannya agar Anda dapat menemukan ide cerita.
2. Buat tokoh dan karakternya
Setelah sukses menemukan ide cerita, untuk siapa saja tokoh beserta dengan karakter-karakternya. Dengan begitu nantinya para pemain akan mudah dalam menyelami karakternya dalam pementasan nan kelak akan dilakukan.
3. Tuangkan dalam bentuk percakapan
Ini termin akhir. Rangkai semuanya itu dalam sebuah percakapan-percakapan antar tokoh. Lengkap dengan citra latar di mana kejadian itu berlangsung, seperti d rumah, sekolah, di jalan, dsb. Dalam termin akhir ini, satu-satunya kemampuan nan Anda dapat andalkan ialah menulis. Makanya, keterampilan menulis menjadi faktor krusial suksesnya pembuatan skenario drama.
Coba dan praktekkan! Semoga skenario Anda bagus dan pementasan nantinya juga mendapat sambutan nan meriah. Semoga uraian tentang pembuatan skenario drama sekolah tersebut bermanfaat.