Tokoh Pendidikan: Ivan Petrovich Pavlov
Teknologi Pendidikan kini tengah menjadi program studi favorit. Sebab, ia dinilai bisa menyelesaikan masalah pendidikan, khususnya dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pemanfaatan media dalam pembelajaran. Jika tertarik dengan Teknologi Pendidikan, alangkah baiknya juga tertarik mengenal tokoh-tokoh pendidikan nan berkecimpung dalam Teknologi Pendidikan.
Meskipun ada tokoh-tokoh pendidikan nan belum menghasilkan produk nyata, namun sebab geraknya dalam penelitian, eksprimen, dan pemikiran ilmiah tentang pendidikan, mereka sudah layak diklaim sebagai bagian dari tokoh-tokoh pendikan. Teknologi Pendidikan sendiri selalu berupaya buat membuktikan hasil-hasil ekspremen nan dilakukan di dalam laboratorium psikologi,
Tokoh-Tokoh Pendidikan: Edward L. Thorndike
Edward L. Thorndike lahir di Williamsburg, Massachusetss pada tahun 1874 dan mati pada tahun 1949. Ia terkenal sebagai pakar teori belajar. Ia banyak menghasilkan sejumlah hukum belajar. Salah satunya ialah law of effect . Hukum ini menyatakan bahwa keberhasilan belajar terjadi jika lahirnya respons murid terhadap stimulus dengan segera, nan tampak dari rasa bahagia dan puas. Dalam law of effect ini, adanya interaksi antara stimulus dan respons. Inilah nan disebut dengan reinforcement .
Law of effect ala Thorndike ini selaras dengan tujuan Teknologi Pendidikan. Sebab, konsep primer Teknologi Pendidikan dalam belajar, yaitu mampunya siswa menjawab pertanyaan atau tugas nan diberikan guru dengan baik, sehingga menimbulkan rasa berhasil atau keberhasilan, baik bagi guru maupun murid.
Tentu saja, buat sampainya siswa kepada kesuksesan menjawab pertanyaan atau tugas nan diberikan guru memerlukan media. Media di sini tidak mesti berwujud eletronik. Media nan dimaksud ialah alat-alat nan dapat membantu tercapainya sasaran pembelajaran.
Thorndike diklaim sebagai bagian dari tokoh-tokoh pendidikan, sebab ia melahirkan hukum belajar nan senapas dengan Teknologi Pendidikan. Ia mengungkapkan hukum belajar nan menjadi bagian dari problem solving terhadap pendidikan, sekaligus pendekatan sistematis dan kritis terhadap keberhasilan pembelajaran.
Tokoh-Tokoh Pendidikan: Sidney L. Pressey
Sidney L. Pressey atau nan biasa dipanggil dengan Pressey lahir di Brooklyn, New York pada tahun 1888 dan mati pada tahun 1979. Meskipun saat kuliah menggambil jurusan sejarah, ia juga menempuh kursus psikologi sosial. Dan lebih menarik lagi, penelitian nan dilakukannya berdasarkan apa nan ia temui sehari-hari, bukan dari teori atau penelitian nan dilakukan sebelumnya.
Jika di Indonesia baru beberapa tahun belakangan ini inspeksi ujian dengan menggunakan UMR, Pressey sudah lama menemukannya. Ia membuat program sendiri nan terdiri atas soal-soal dan buat memeriksa hasilnya ia menggunakan alat inspeksi secara otomatis.
Pressey mengklaim program soal nan dibuatnya sebagai software , sedangkan alat inspeksi secara otomatis sebagai hardware . Tentu saja, Pressey layak disebut sebagai bagian dari tokoh-tokoh pendidikan nan berkecimpung dalam Teknologi Pendidikan. Pasalnya, ia telah melakukan pendekatan nan sistematis dan kritis tentang pendidikan. Hal tersebut merupakan napas Teknologi Pendidikan.
Tokoh Pendidikan: Ivan Petrovich Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov atau nan biasa disebut dengan Pavlov lahir di Rusia pada tahun 1849 dan mati pada tahun 1936. Selain terkenal sebagai tokoh pendidikan dalam teori belajar, ia juga terkenal sebagai ahli fisiologi.
Pavlop pernah mendapat nobel atas karyanya di bidang fisiologi pencernaan. Karyanya tersebut berwujud pembedahan terhadap anjing mengenai cairan perut nan mengalir melalui hiliran (fistula) keluar dari tubuh, dan cairan itu ditampung.
Dalam inovasi teori belajarnya, Pavlov juga melakukan percobaan terhadap anjing. Ia fokus pada conditioning . Anjing awalnya mengeluarkan air liurnya ketika disodorkan makanan bersamaan dengan bunyi lonceng. Setelah terbiasa, anjing tetap akan mengeluarkan air liurnya, meskipun hanya dengan mendengarkan lonceng tanpa ada makanan nan diberikan.
Hasil eksprimen nan dilakukan Pavlov senada dengan konsep Teknologi Pendidikan, yaitu mampu menjadi problem solving dalam pendidikan. Misalnya, pada awalnya siswa diberikan pembelajaran dengan alat-alat audio-visual bersama dengan kehadiran guru di dalam kelas buat membuat siswa tenang dan fokus dalam belajar. Karena proses pembelajaran seperti itu terus berulang, ketika suatu saat guru tak hadir di kelas, maka proses pembelajaran tetap tenang dan siswa fokus belajar. Meskipun mereka hanya mendengarkan alat-alat audio-visual.
Tokoh-Tokoh Pendidikan: Burrhus Frederick Skinner
Burrhus Frederick Skinner atau nan biasa disebut dengan Skinner lahir di Susquehanna, Pennsylvania pada tahun 1904 dan meninggal pada tahun 1990. Ia terkenal sebagai bagian dari tokoh-tokoh pendidikan nan masih membahas tentang interaksi stimulus-respons, namun konsepnya berbeda dengan Thorndike dan Pavlov.
Untuk mengubah konduite orang lain, Skinner melakukan eskprimen dengan menggunakan burung merpati. Cara eksprimen nan dilakukannya ialah dengan memberikan stimulus eksklusif lalu dengan segera memperkuat respons nan diharapkan dengan cara monoton memberikan makanan hingga kelakuan burung merpati nan diinginkan benar-benar mantap.
Kemudian setelah beberapa lama, Skinner pun mulai mengurangi makanan nan diberikan sedikit demi sedikit hingga akhirnya tak ada, tapi kelakuan dari burung merpati tersebut tetap ada atau tak pernah dilupakannya.
Eksprimen nan dihasilkan oleh Pavlov dan Skinner terlihat sama. Namun sesungguhnya eksprimen nan dilakukan keduanya berbeda tipis. Jika Pavlov dengan cara makanan dan lonceng, Skinner memberikan stimulus lebih dahulu baru setelah itu muncul respons. Inilah nan diklaim oleh Skinner dengan programmed learning .
Eksprimen Skinner nan menghasilkan teori belajar merupakan bagian dari problem solving dalam Teknologi Pendidikan. Ia mampu menjadikan media sebagai respons atau stimulus nan dimunculkan. Misalnya, jika siswa diberikan soal setelah sukses menjawab dengan benar, lalu diberikan tontonan nan membuat mereka senang.
Setelah langkah tersebut berkali-kali dilakukan, lalu guru tak memberikan tontonan, maka siswa tetap akan menjawab pertanyaan dengan benar. Artinya, keberhasilan siswa menguasai materi pelajaran berkisar antara 95 persen hingga 100 persen.
Tokoh-Tokoh Pendidikan: Norman C. Crowder
Norman C. Crowder atau nan biasa dipanggil dengan Crowder, lahir pada tahun 1911 dan mati pada tahun 1999. Crowder dikenal sebagai salah satu tokoh Teknologi Pendidikan sebab membuat program agar siswa dapat otodidak menemukan sahih atau salah dalam menjawab pertanyaan nan diajukan.
Formula pembelajaran berprogram atau bercabang nan digagas oleh Crowder ialah dengan memberikan kertas nan terbagi menjadi dua. Kertas sebelah kanan berisikan soal dan nan sebelah kiri ialah jawabannya. Siswa dilarang membuka keterangan nan berada di sebelah kiri hingga dia tuntas menjawab pertanyaan nan ada disebelah kanan.
Jika jawaban salah, ia dapat mempelajarinya dan bisa menguji kembali pemahamannya pada pertanyaan selanjutnya. Untuk mengetahui apakah jawabannya di pertanyaan tersebut sahih atau salah, ia dapat melihat keterangan nan ada di sebelah kirinya. Proses ini terus berlanjut sampai selesai.
Dalam Teknologi Pendidikan, pembalajaran nan diajarkan oleh Crowder ini dapat menjadi problem solving dalam pembelajaran agar siswa benar-benar menguasai materi nan diajarkan. Pembelajaran dengan formula Crowder ini cocok buat pembelajaran segala jenis pembelajaran.
Tak hanya itu, jika digunakan buat pembelajaran jeda jauh, formula pembelajaran Crowder ini dapat memudahkan mereka menguasai materi. Cukup dengan memahami jawaban nan diberikan, maka akan dapat menjawab pertanyaan nan diajukan.
Ciri-Ciri Teknologi Pendidikan
Sebagai pelengkap pembahasan tentang tokoh-tokoh pendidikan nan mengacu pada konsep teknologi pendidikan, ialah lebih baik jika kita mengetahui ciri-ciri teknologi pendidikan:
1. Adanya perumusan tujuan nan dilakukan dengan teliti dan spesifik.
2. Penilitian nan dilakukan bersifat keterampilan nan sudah dimiliki.
3. Analisis terhadap materi nan diajarkan mengacu pada perumusan tujuan dan keterampilan nan dimiliki siswa.
4. Pentingnya pengkajian metode pembelajaran nan tepat terhadap rumusan tujuan, keterampilan siswa, dan materi nan diajarkan.
5. Adanya uji coba terhadap hasil metode pembelajaran nan telah ditetapkan berdasarkan rumusan tujuan, keterampilan siswa, dan materi nan diajarkan.
6 Adanya revisi terhadap kekurangan setelah dilakukan uji coba. Tujuannya, agar program nan diinginkan benar-benar memiliki mutu.
Dari hasil eksprimen tokoh-tokoh pendidikan tersebut, tidak ada satu pun nan keluar dari ciri-ciri Teknologi Pendidikan dalam menyelesaikan masalah pendidikan. Semuanya mengacu pada enam karakteristik Teknologi Pendidikan tersebut hingga akhirnya mereka layak diklaim sebagai tokoh pendidikan. Hasil eksprimen mereka masih relevan digunakan saat ini sinkron dengan kemampuan pendidik atau guru nan mengembangkannya.