Tips Membeli Kuda
Dari sepuluh jenis hewan nan tergolong sebagai mamalia modern, kuda merupakan salah satu diantaranya. Kuda dikategorikan sebagai bagian dari kelopok Equus. Hewan ini termasuk salah satu dari sekian banyak jenis binatang nan memiliki interaksi dekat dengan manusia.
Hal ini sebab kuda merupakan binatang nan memiliki nilai hemat tinggi dan memiliki peran nan sangat besar dalam aktivitas manusia. Ketika sistem transportasi modern nan menggunakan mesin belum ditemukan, kuda merupakan salah satu alat transportasi primer manusia selama ribuan tahun.
Sebagai alat transportasi, kuda termasuk jenis binatang nan multifungsi. Selain dapat digunakan sebagai alat angkutan barang, kuda dapat pula menjadi kendaraan bagi manusia dengan meletakkan pelana pada bagian punggungnya. Selain itu, kuda dapat menjadi binatang penarik seperti buat menarik pedati atau membajak sawah.
Fungsi kuda dapat pula digunakan sebagai bahan makanan manusia. Hal ini disebabkan adanya mitos dari sebagian kalangan nan menganggap bahwa daging kuda memiliki kandungan nan bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti meningkatkan stamina.
Dalam sejarah manusia, diperkirakan kuda sudah memiliki peran dalam kehidupan manusia sejak 4500 tahun sebelum masehi. Meski demikian, bukti konkret pemanfaatan kuda bagi kehidupan manusia baru terjadi sejak 2000 tahun sebelum masehi.
Kuda Sadel
Salah satu jenis kuda nan berasal dari Indonesia ialah kuda Sandalwood Pony atau nan dikenal juga dengan sebutan kuda sadel. Kuda ini merupakan jenis kuda pacu nan banyak ditemukan di kawasan Pulau Sumba. Beberapa kalangan mempercayai, bahwa kuda sadel ini lahir sebagai hasil persilangan antara kuda arab dengan kuda poni lokal.
Proses persilangan ini ditujukan buat memperbaiki penampilan dari kedua jenis kuda tersebut. Kata “sandalwood” diperkirakan berasal dari bahasa Inggris “sandalwood” nan dalam bahasa Indonesia berarti cendana. Cendana sendiri meupakan salah satu jenis pohon nan merupakan karakteristik khas dari pulau Sumba dan beberapa pula di sekitarnya nan termasuk dalam kawasan Nusa Tenggara.
Seorang peneliti, J. De Roo memberikan pendapatnya pada tahun 1890. Menurutnya, kuda sudah dijadikan sebagai sebuah komoditi dagang oleh masyarakat Sumba ke daerah lain di Indonesia sejak tahun 1840. Jalur perdagangan kuda tersebut dilakukan melalui kawasan Waingapu. Sebagian besar pelaku perdagangan tersebut ialah para bangsawan di kawasan Pulau Sumba.
Pada pertengahan abad 20, populasi kuda sadel ini sempat mengalami penurunan. Hal ini diakibatnya munculnya penyakit nan menyebar dan menyerang sebagian kuda sadel tersebut. Di sisi lain, munculnya peternakan sapi ongole Sumba nan dinilai memiliki nilai ekonomi tinggi, turut mempengaruhi minat masyarakat Sumba buat membudidayakan kuda sadel tersebut.
Namun pada saat ini, proses budidaya kuda sadel ini sudah dijadikan sebagai salah satu program nasional. Sehingga pengelolaannya pun sudah lebih terencana dengan baik sehingga populasi kuda ini sudah kembali banyak seperti semula. Selain itu, pemerintah sudah mengembangkan program pemuliaan murni serta peningkatan kualitas dengan melakukan persilangan antara kuda sadel dengan kuda berjenis thoroughbred dari Australia. Kuda dari Australia ini dipilih sebab memiliki kelebihan dari sisi kecepatan lari serta tenaga nan besar.
Secara postur, kuda sadel memang memiliki postur nan lebih rendah terutama jika dibandingkan dengan kuda dari ras Australia atau Amerika. Tinggu kuda sadel hanya berkisar 130-142 cm saja. Di masyarakat, kuda sadel ini banyak dimanfaatkan tenaganya sebagai kuda tarik, buat kuda tunggang atau juga dijadikan sebagia kuda pacuan.
Keistimewaan kuda sadel ini berada pada bagian kaki serta kuku nan kuat dan juga lehernya nan berukuran besar. Daya tahan kuda sadel ini juga tergolong istimewa sehingga banyak dimanfaatkan sebagai kuda beban. Keunikan lain dari kuda sadel ialah memiliki rona rambut nan bermacam-macam seperti hitam, putih, merah, hitam manis, krem, abu-abu atau juga berwarna belang.
Pembudidayaan kuda sadel ini sebagian besar masih dilakukan di pulau Sumba. Namun, dalam pemasarannya kuda ini juga dikirimkan hingga ke pulau lain seperti Jawa, Bali atau juga Madura buat berbagai keperluan. Di kawasan Jawa, kuda sadel ini banyak dimanfaatkan sebagai kuda tarik misalnya buat menarik andong.
Sementara, di kawasan Bali kuda ini sering digunakan sebagia kuda tunggang. Khususnnya di kawasan wisata, banyak orang nan menyewakan kuda sadel ini buat berkeliling kawasan wisata dengan bayaran tertentu. Sementara di Madura, kuda sadel lebih condong digunakan buat kegiatan kuda pacu.
Tips Membeli Kuda
Bagi Anda nan ingin membeli kuda, perlu dipertimbangkan dengan masak sebelum memutuskan buat memilih sebuah kuda. Sebab, kuda memiliki ciri nan tak dapat disamakan jika kita memelihara binatang lain.
Yang pertama perlu diperhatikan ialah tujuan kita membeli kuda. Apakah kita membeli kuda sekedar buat dipelihara atau diternakkan, sekedar buat kuda tunggangan atau juga membeli kuda dengan tujuan olahraga. Hal ini perlu dikaji sebab masing-masing tujuan akan memiliki jenis kuda tersendiri.
Apabila kita membeli kuda dengan tujuan buat diikutsertakan dalam kegiatan olahraga atau buat kuda tunggangan, kondisi fisik merupakan kriteria pertama nan harus diperhatikan. pilihlah kuda nan memiliki bentuk tubuh ideal, mulai dari konstruksi, tinggi kuda, kondisi dan postus badan, garis keturunan serta kesehatan kuda. Selain itu nan perlu diperhatikan ialah bahwa kuda tersebut sudah memiliki sertifikat. Sertifikat ini ditujukan bagi kuda nan akan digunakan buat kegiatan olahraga.
Pihak nan berwenang mengeluarkan sertifikat tersebut ialah Biro Registrasi Kuda. Sehingga semua kuda nan hendak diikutsertakan dalam berbagai kegiatan lomba, niscaya akan diwajibkan menyertakan surat sertifikat nan dikeluarkan oleh Biro Registrasi Kuda tersebut. Sedangkan buat kuda nan tak diperuntukkan bagi kegiatan olahraga, persyaratan ini tak dibutuhkan sehingga tak perlu dipermasalahkan.
Meski demikian, apapun tujuan Anda membeli kuda ada beberapa faktor nan secara generik wajib diperhatikan pada saat memilih kuda. Beberapa hal krusial saat kita memilih kuda tersebut antara lain ialah :
- Jenis kelamin kuda. Perlu diketahui bahwa kuda jantan memiliki harga nan lebih rendah daripada kuda betina. Namun, hal ini tak berlaku buat kuda pejantan nan sudah memiliki kategori sebagai kuda pejantan profesional. Untuk penjantan profesional ini, terkadang harganya mencapai Rp. 1 Milyar bahkan lebih.
- Ketinggian punggung dari tanah. Semakin tinggi jeda punggung kuda dari tanah, maka harganya akan semakin mahal pula. Sebab, ketinggian punggung kuda ini akan berpengaruh pada langkah dan kecepatan lari kuda tersebut.
- Postur kuda. Dalam hal ini, kita perlu melihat bentuk fisik kuda tersebut dari sudut pandang nan terlihat mata. Seperti apakah bentuk tubuh kuda tersebut atletis atau tidak, memiliki stigma fisik atau tidak. Selain itu, perhatikan juga bagaimana kuda tersebut berjalan apakah tegak dan lurus atau tidak.
- Perangai kuda. Hal ini merupakan faktor terakhir nan tak kalah penting. Perhatikan apakah kuda memiliki karakter nan getol menggigit, menendang, suka berdiri atau mungkin tiba-tiba berhenti saat berlari. Hal ini akan mempengaruhi harga sebuah kuda sebelum kita memutuskan buat membelinya.