Zone Proximal Development dan Konsep Scafolding
Vigotsky dikenal dengan teorinya teori vygotsky atau lebih lengkapnya Teori Vygotsky . Vygostsky ialah seorang sarjana Hukum nan tamat dari Universitas Moskow pada 1917. Lev Vigotsky dilahirkan pada tahun 1896 dan mati pada 1934 merupakan seorang psikolog dari Rusia.
Dia mengenal sejumlah poin-poin krusial tentang pikiran anak sekitar lebih dari setengah abad nan lewat. Teori Vygotsky semakin mendapat perhatian besar saat memasuki akhir abad ke-20.
Ia kemudian melanjutkan studinya di bidang filsafat, sastra dan psikologi di fakultas Psikologi Universitas Moskow. Ia sukses menyelesaikan studinya pada 1925 dengan disertasi berjudul “The Psychology of Art”.
Lingkungan sebagai Wadah Pembelajaran Anak
Vygotsky menekankan betapa pentingnya buat memanfaatkan lingkungan di dalam proses pembelajaran. Lingkungan di sekitar siswa ini meliputi orang-orang, kebudayaan,juga termasuk pengalaman di dalam lingkungan itu.
Vygotsky juga menekankan pada betapa pentingnya interaksi antara individu dengan lingkungan sosial di dalam pembentukan pengetahuan. Yang menurut Vygotsky, bahwa hubungan sosial nan artinya ialah hubungan dari individu tersebut dengan orang lain ialah merupakan faktor nan terpenting hingga bisa memicu pada perkembangan kognitif seseorang.
Vygotsky menyatakan bahwa proses belajar ini akan dapat terjadi secara efisien dan efektif jika anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain di dalam suasana serta lingkungan nan mendukung atau supportif. Serta di dalam bimbingan dari seseorang nan mampu seperti guru atau pun orang nan telah dewasa.
Munculnya teori vygotsky alias teori konstruktivisme Vygotsky ini membuat banyak pemerhati pendidikan mengembangkan model pembelajaran sbb:
- model pembelajaran kooperatif
- model pembelajaran peer interaction
- model pembelajaran kelompok
- model pembelajaran problem poshing
Pandangan Vygotsky mengenai konstruktivisme lebih ditekankan pada pengaruh budaya. Dia berpendapat bahwa fungsi mental nan lebih tinggi itu bergerak antara inter-psikologi atau interpsychological melalui hubungan sosial serta intra-psikologi atau intrapsychological di dalam benaknya.
Internalisasi diasumsikan sebagai perpindahan dari kegiatan eksternal ke kegiatan internal. Hal ini terjadi terhadap individu bergerak di antara inter-psikologi /antar orang dan intra-psikologi /dalam diri individu.
Sehubungan dengan pembelajaran, Vigotsky mengemukakan 4 prinsip , sbb :
- Social Learning atau pembelajaran sosial, Yaitu berupa pendekatan proses pembelajaran nan dianggap sinkron berupa pembelajaran kooperatif. Vigotsky menyatakan siswa belajar melalui kegiatan hubungan dengan orang dewasa atau teman nan lebih pintar
- Zone of Proximal Development / ZPD. Siswa akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan mantap jika dia berada di dalam ZPD. Siswa bekerja di dalam ZPD jika si siswa tak mampu memecahkan masalah itu sendiri, tetapi siswa dapat memecahkan masalah tersebut setelah mendapat donasi dari orang dewasa atau temannya. Donasi atau support bertujuan agar si anak memiliki kemampuan buat mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal nan taraf kerumitannya lebih tinggi dari pada taraf perkembangan kognitif anak tersebut.
- Cognitif Apprenticeship atau masa magang kognitif merupakan sebuah proses nan membuat siswa menjadi sedikit demi sedikit akhirnya memperoleh kecakapan intelektual melalui sebentuk hubungan dengan orang lain nan lebih pakar atau orang dewasa atau teman nan lebih pandai tentunya.
- Mediated Learning atau pembelajaran termediasi dimana Vigostky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi sebentuk masalah nan sulit, kompleks serta realistik, dan kemudian diberi donasi sekadarnya di dalam memecahkan masalah siswa tersebut.
Sesungguhnya inti dari teori Vigotsky ini ialah lebih menekankan hubungan di antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran serta penekanannya pada area lingkungan sosial pembelajaran.
Interaksi Sosial Mempengaruhi Kepribadian Anak
Teori Vigotsky menyatakan bahwa fungsi kognitif manusia tersebut berasal dari hubungan sosial masing-masing individu di dalam konteks budaya. Vigotsky juga meyakini bahwa pembelajaran terjadi pada saat siswa sedang bekerja menangani berkas tugas-tugas nan belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut masih berada di dalam jangkauan kemampuannya. Atau dengan kata lain tugas-tugas tersebut berada di dalam area Zona of Proximal Development mereka.
Vigotsky nan hayati sezaman dengan Piaget ini menulis di Soviet selama sepuluh tahun lamanya (1920-1930). walau pun demikian, karyanya baru dipublikasikan di global barat pada era tahun 1960-an. Sejak itulah, tulisan-tulisan Vigotsky menjadi begitu berpengaruh di dunia.
Vigotsky nan juga merupakan pengagum Piaget ini, sependapat dengan teori Piaget yaitu : sesungguhnya perkembangan kognitif terjadi secara bertahap. Dan ini ditandai dengan gaya berpikir anak nan berbeda-beda. Tapi Vygotsky tak setuju dengan pendapat Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian serta membentuk citra realitasnya sendirian. Sebab menurut teori Vygotsky suatu pengetahuan tak mungkin hanya akan didapat oleh anak itu sendiri. Melainkan mendapat sebentuk donasi juga dari lingkungannya Pendapat vygotsky ini berdasarkan kepada pada 3 ide utama, sbb:
- Fakta bahwa intelektualitas berkembang pada saat si individu sedang menghadapi ide-ide baru. Dan mereka mengalami kesulitan mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa nan mereka ketahui.
- Fakta bahwa hubungan dengan orang lain dapat memperkaya perkembangan intelektual.
- Bahwa peran primer guru sebenarnya ialah bertindak sebagai seorang pembantu serta perantara dalam pembelajaran siswa.
Anak-anak membutuhkan lebih banyak dukungan serta keterlibatan dari pengasuh serta guru mereka. Karena dari lingkungan mereka juga akan mendapat tambahan kosakata baru. Lingkungan juga berperan krusial dalam membangkitkan rasa ingin tahu lebih dalam mengenai dominasi bahasa bagi si anak.
Perkembangan dalam pemahaman bahasa terhadap anak, tak hanya dipengaruhi oleh kondisi atau keadaan biologis si anak, tapi lingkungan bahasa di sekitar si anak sejak dia berusia dini itu lebih utama. Sebab bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Dan sebuah komunikasi itu juga dijadikan sebagai wahana buat menyelesaikan masalah.
Vygotsky tidak lupa juga memberi penekanan bahwa sebaiknya anak-anak juga dibantu berkembang disertai bimbingan dari orang-orang nan memang sudah terampil dan memiliki pengalaman di dalam bidang-bidang nan dimaksud.
Vygotsky memang lebih menekankan pada peranan orang dewasa serta anak-anak lain di dalam perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak terlahir dengan fungsi mental nan nisbi dasar.
Misalnya kemampuan memahami global luar serta kemampuan buat memusatkan perhatian. Tetapi, anak-anak tak terlalu banyak mempunyai fungsi mental nan sedikit lebih tinggi. Pengalaman nan dialami dengan orang lain tentu secara berangsur akan menjadi semakin mendalam serta membentuk sebuah citra batin si anak mengenai dunia.
Zone Proximal Development dan Konsep Scafolding
1. Zone Proximal Development
Zona proximal development / ZPD merupakan istilah dari Vygotsky buat tugas-tugas nan dianggap terlalu sulit buat dikuasai sendiri oleh si anak.
2. Konsep Scafolding
Scaffolding adalah memberikan donasi kepada seorang anak selama termin awal pembelajaran serta kemudian mengurangi donasi itu dan memberikan kesempatan kepada anak itu buat mengerjakan sendiri pekerjaannya serta mengambil alih tanggung jawab pekerjaan tersebut.
Bentuk donasi dari guru ialah berbentuk peringatan, petunjuk, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk nan lain nan memungkinkan bagi si siswa buat bisa mandiri.
Ada 4 prinsip dasar dalam aplikasi teori Vygotsky, yaitu :
- Belajar dan berkembang merupakan aktivitas sosial serta kolaboratif.
- ZPD dapat menjadi pemandu di dalam menyusun kurikulum serta pelajaran
- Proses pembelajaran di sekolah juga tetap sine qua non di dalam konteks nan mempunyai makna dan tak boleh dipisahkan dari pengetahuan anak-anak nan dibangun di dalam global konkret mereka
- Pengalaman si anak di luar sekolah juga harus dihubungkan juga dengan pengalaman si anak di sekolah.
Vygotsky nan mati pada tahun 1934 ini memiliki latar belakang ilmu nan banyak sehingga mampu memberikan inspirasi pada pengembangan dari teknologi pembelajaran, psikologi pendidikan, bahasa serta berbagai teori pembelajaran.