Meraih Makna Dalam Berbagai Kesempatan
Buku ‘Mengikat Makna Update' karangan Hernowo menawarkan sebuah model pembelajaran menulis nan memberdayakan. Kenapa dikatakan model pembelajaran menulis nan memberdayakan ? Karena di dalamnya Hernowo mencoba menawarkan gagasan buat keluar dari sebuah belenggu nan selama ini selalu mengganggu kerja kreatif para penulis. Dengan mengikuti langkah-langkah nan ditawarkan Hernowo, diharapkan akan memacu dan memicu para penulis buat terus berkarya sebab dapat membebaskan diri dari hambatan-hambatan. Proses kreatif tanpa kendala itulah nan dinamakan memberdayakan.
Dalam buku tersebut Hernowo Hasyim nan juga praktisi di global penerbitan ini memberikan tiga langkah mudah buat memecah kebuntuan dalam membaca dan menulis. Ia memaparkan ketiga langkah itu dengan gaya bahasa bertutur nan santai sehingga sangat mudah buat dipahami. Salah satu kekuatan tulisan Hernowo memang selalu berusaha keluar dari pakem kepenulisan. Hernowo tak selalu menggantungkan bahasannya pada bahasan dan pendapat orang lain, melainkan lahir dari pemahaman ketika ia telah mencerna dengan baik berbagai persoalan dan gagasan nan dikemukakan orang lain.
Dengan bahasanya nan sederhana, kalimat-kalimatnya praktis mudah dipahami. Inilah nan membedakan model pembelajaran menulis nan ditawarkan Hernowo dibanding para praktisi global tulis-menulis lainnya. Sebagai pelengkap dari model pembelajaran menulis nan digagas Hernowo ini, anda juga dapat menelitik buku "Panduan Praktis Menulis Skenario : Dari Iklan Sampai Dengan Sinetron". Buku karya E. Rokajat Asura ini juga menawarkan metoda pembelajaran menulis berdasarkan pengalaman. Tentu saja nan namanya pengalaman tak selamanya sinkron dengan teori, namun memberi jalan nan jelas sebab jalan itu telah dilakukan oleh penulisnya sendiri.
Membangun Kerajaan Pribadi Bernama ‘Ruang Privat’
Model pembelajaran menulis nan ditawarkan dalam Mengikat Makna Update memberikan loka istimewa kepada ruang privat. Mengapa demikian?
Karena menulis di ruang privat membuat seorang penulis terbebas dari belenggu anggaran menulis nan sering menghambat mobilitas penanya. Ruang privat juga membebaskan para penulis pemula dari kaca mata editor nan diciptakannya sendiri. Alhasil dengan menulis di ruang privat seorang penulis pemula akan menulis dengan lancar. Dengan demikian maka menulis bukan pekerjaan nan membuatnya stress, sebaliknya menulis justru buat menghilangkan stress.
Apa nan dimaksud dengan menulis di ruang privat? Menulis di ruang privat sering juga diistilahkan dengan free writing atau menulis dengan otak kanan. Yaitu menuliskan apa nan terlintas dalam pikiran kita saat menulis secara bebas. Tanpa dipengaruhi oleh ‘Mr Perfect’ nan selalu menginginkan tulisan anda perfect . Melahirkan tulisan nan baik dan sempurna, memang suatu keharusan. Tapi jangan sampai hasil nan paripurna tersebut menghambat jalan ketika tulisan itu baru akan dimulai. Dengan bahasa lain novelis E. Rokajat Asura sering mengemukakan dalam berbagai kesempatan, bahwa menulis itu seperti berkelahi. Menguasai berbagai jurus dan ilmu berkelahi suatu keharusan apabila anda menginginkan memenangkan perkelahian. Tapi pada saat berkelahi jangan pernah memikirkan jurus-jurus itu. Pada waktu berkelahi anda konsentrasi saja pada lawan, sehingga akan refleks apabila ada serangan, apakah anda harus menghindari atau memblok. Begitu pula dalam kegiatan menulis.
Dalam pengertian nan ditawarkan Hernomo, nan dimaksud dengan ruang privat merupakan ruang dimana kita menggali kedalam diri kita tentang sejauh mana pemahaman kita tentang sesuatu. Ruang privat juga merupakan ruang bagi kita buat bebas berlatih secara kontinyu dalam memaparkan gagasan melalui tulisan tanpa terlalu memikirkan jurus-jurus atau anggaran standar dalam menuliskan sebuah gagasan.
Memadukan Kegiatan Membaca dan Menulis Dalam Satu Paket
Menulis memerlukan membaca dan membaca memerlukan menulis. Demikian kira-kira pesan nan ingin disampaikan oleh Hernowo dalam buku ‘Mengikat Makna Update’ ini.
Mengapa kegiatan menulis memerlukan membaca? Kegiatan menulis ialah kegiatan memproduksi kata-kata dan menjabarkan ilmu dan gagasan dalam bentuk tulisan. Sangat mustahil seorang penulis mampu menciptakan gagasan baru tanpa ia pernah meng-upgrade pengetahuannya dengan membaca. Baik melalui proses membaca teks maupun membaca pengalaman.
Lalu mengapa membaca memerlukan menulis? Membaca teks ialah aktivitas menggali ide orang lain melalui teks. Ide-ide dan gagasan nan kita bisa dari membaca tersebut tak akan mampu kita simpan dalam memori otak kita dalam jumlah banyak dan lama. Oleh sebab itu diperlukan kegiatan menulis buat mendokumentasikannya.
Begitu besar kegunaan dari menggabungkan kedua aktivitas ini, sampai-sampai Hernowo mengungkapkannya dalam kalimat nan sangat indah, “Membaca dan menulis ialah sepasang sayap nan sukses menerbangkan diri aku ke sebuah ketinggian nan tak terbayangkan”.
Pesan nan didapat dari langkah kedua ini ialah model pembelajaran menulis nan memberdayakan seharusnya menjadikan kegiatan membaca dan menulis sebagai satu paket nan tak terpisahkan. Kegiatan membaca dan menulis merupakan model pembelajaran menulis nan berlaku bagi siapapun. Apabila kegiatan ini berlangsung secara seimbang, maka penulis akan produktif sebab begitu banyak hasil membacanya nan harus dituliskan, dan begitu banyak tulisan nan harus segera dibacanya. Keduanya akan seiring sejalan dan memberi energi nan baik kepada penulis itu sendiri.
Meraih Makna Dalam Berbagai Kesempatan
Makna atau hikmah ialah harta setiap muslim nan hilang, oleh sebab itu ambillah dimana saja kamu mendapatkannya.
Dalam setiap aktivitas menulis sebaiknya sedapat mungkin kita menemukan makna dan menyematkan makna tersebut dalam rangkaian tulisan nan dihasilkan. Menulis ialah aktivitas mengarungi selaksa makna. Dengan demikian semakin banyak menemukan makna, semakin banyak pula makna nan dapat dibagi kepada siapapun dalam kesempatan apapun.
Menuliskan makna dari setiap apa pun nan kita alami ialah langkah brilian buat mengekplorasi makna diri, mengenali diri sendiri dan akhirnya mengenali hakikat penciptaan diri. Ini terjadi apabila ia berhenti pada satu titik dimana diri telah merasa puas, sehingga tak perlu menambahnya menjadi lebih tinggi lagi. Puas diri ialah penyakit nan harus segera dienyahkan dari dalam diri. Inilah akibat dari model pembelajaran menulis nan ditawarkan Hernowo Hasyim.
Masih dalam buku tersebut, menurut Hernowo Hasyim, sebuah model pembelajaran menulis itu akan dikatakan sebagai model pembelajaran menulis nan memberdayakan apabila di dalamnya mengandung beberapa aspek, antara lain :
1. Mendorong pelakunya buat menggali pengalaman dan pemahaman dari dalam diri tanpa terpengaruh oleh pengaruh ide orang lain maupun anggaran nan dibuat oleh manusia. Kebebasan menggali dari dalam dirinya sendiri secara bebas, akan melahirkan energi nan tidak akan pernah habis. Karena itulah apabila seorang penulis telah sukses membebaskan diri dari pengaruh orang lain, ide nan dibuat oleh orang lain, melainkan terus menggali kepada dirinya sendiri, akan menjadi penulis produktif. Penulis produktif lahir dari sebuah model pembelajaran menulis nan memberdayakan.
2. Memotivasi pelakunya buat menggali ide dari luar dan mengikatnya dalam tulisan. Ini kegiatan membaca apakah itu membaca teks maupun membaca pengalaman. Dari proses membaca teks dan membaca pengalaman itu, kemudian mengikatnya dalam sebuah tulisan atau kegiatan menulis.
3. Mengedepankan ekskavasi makna dan hikmah dalam setiap aktivitas menulis.