Ramang dan Tendangan Salto

Ramang dan Tendangan Salto

Legenda sepak bola Indonesia seakan luput dari perhatian masyarakat pecinta bola di negeri ini. Jangankan masyarakat nan awam pengetahuannya terhadap sepak bola Indonesia, sangat mungkin para pegiat, pemain dan pengamat bola tanah airpun sedikit nan mengenal sosok nan pernah hampir membobol gawang Uni Soviet pada pentas Olimpiade di Melbourne pada tahun 1956. Ketika itu, PSSI sukses menahan imbang Uni Soviet dengan skor 0-0. ia ialah Ramang.



Ramang dan Klub

Tahun 1947, legenda sepak bola Indonesia ini bermain buat PSM Makassar nan ketika itu masih bernama Makassar Voetbal Bond (MVB). Awal kariernya dimulai ketika ia bergabung dengan Persatuan Sepak Bola Induk Sulawesi (Persis) dimana ia ikut sebuah kompetisi PSM.

Dalam sebuah pertandingan, klubnya tersebut sukses menang sangat telak 9-0 sehingga PSM pun kepincut buat merekrutnya. Talenta Ramang nan lihai mengolah si kulit bundar memang secara genetik diturunkan dari sang ayah nan pandai olahraga sepak raga.



Ramang dan Timnas

Kisah Ramang mampu menembus Jakarta nan sebelumnya tidak pernah ia bayangkan berawal dari tahun 1952 dimana ketika itu ia ditunjuk buat menggantikan seorang temannya buat mengikuti sesi latihan di Jakarta. Kecerdikan dan kepiawaiannya dalam mengolah bola membuatnya lolos seleksi dan terpilih buat memperkuat tim nasional.

Bersama Suardi Arland dan Nursalam di posisi kiri timnas, Ramang menempati gelandang dengan penampilannya nan selalu ciamik. Ramang menjadi pemain nan sangat disegani dan ditakuti lawan.

Tahun 1954, PSSI melawat ke berbagai negara di Asia semisal Hongkong, Muangthai (Thailand), Malaysia. Dari berbagai pertandingan nan dijalani, PSSI selalu sukses membukukan kemenangan dengan skor-skor nan mencolok.

Dari 25 gol nan dicetak ketika itu, PSSI hanya kemasukan 6 gol saja. Dan nan funtastis, Ramang mampu menyumbangkan 19 gol buat Indonesia.
Didukung prestasinya tersebut, Indonesia mampu unjuk taring di level sepak bola Asia. Mungkin sebab itu, beberapa klub-klub dari Eropa ingin merasakan bermain dengan PSSI nan namanya sudah mulai cemerlang.

Maka, tidak kurang dari negara semacam Yugoslavia nan ketika itu dipenjaga gawangi oleh Beara sebagai salah satu kiper terbaik dunia. Dan Rusia nan dihuni kipper terbaiknya Lev Jashin, dan pemain jitu lain seperti Grasshopers, Bubukin, dan Roger Vollentein ingin merasakan bertanding dengan PSSI dimana Ramang bermain didalamnya.



Ramang dan Tendangan Salto

Masing-masing pemain mempunyai karakteristik khasnya masing-masing. Demikian juga dengan Ramang. Sebagai bekas pemain sepak raga nan andal, rupanya kemampuan tersebut sangat menunjang karier profesionalnya di global sepak bola. Ramang dikenal sebagai jago tembakan salto.

Gol-gol nan latif dan menawan kerap ditunjukkan Ramang tatkala PSSI melibas lawan-lawannya. Salah satunya tercipta ketika melawan RRC nan berkesudahan 2-0. Tak hanya itu, Ramang memborong kedua gol tersebut.



Ramang dan Karier Kepelatihan

Sayangnya karier Ramang dapat di bilang sangat singkat. Tepat di tahun 1960, Ramang dijatuhi skorsing sebab dituduh menerima suap. Tahun 1962, Ramang dipanggil kembali namun pamor dan karier cemerlang nan dibangunnya tersebut tidak terulang. Sehingga pada tahun 1968, disaat usianya menginjak 40-an tahun ia membela PSM buat nan terakhir kalinya, dan lebih ironis sebab berakhir dengan kekalahan. Setelah itu, praktis ia hanya duduk sebagai instruktur di Blitar.

Selain di Blitar, Ramang juga sempat melatih klub nan lama dibelanya, yakni PSM dan Persipal, Palu. Namun, menjadi instruktur ternyata membawa kesulitan tersendiri bagi Ramang sebab ia tidak menguasai teori-teori kepelatihan layaknya instruktur profesional.

Ia pun disingkirkan secara perlahan hanya sebab tak memiliki selembar ijazah kepelatihan. Dalam melatih, Ramang hanya memadukan pengalaman dan sedikit teori nan pernah ia dapatkan dari Tony Pogacknis, mantan pelatihnya di PSSI.