Upaya Indonesia Menjadi Macan Ekonomi Asia
Siapa nan tak ingin menjadi salah satu macan ekonomi dunia? Negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi nan semakin bersinar seperti Brazil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan, juga terus berupaya membuktikan bahwa mereka pantas disebut macan ekonomi baru.
Brazil nan pernah terpuruk, Rusia juga nan pernah begitu letih bergejolak dengan perpecahan dan pemisahan negara-negara nan dahulu tergabung dalam Uni Soviet serta paham komunisme nan masih tertanam dalam dada sebagian rakyatnya, semakin kencang menabuh gendang semangat kebangkitan ekonomi mereka.
Keterpurukan Amerika, Kebangkitan Macan Asia
Keadaan ekonomi Amerika nan masih tertatih bertahan di ujung jurang kebangkrutan dan keterpurukan dimaknai sebagai bahan belajar mengelola perekonomian nan lebih demokratis dan merakyat oleh sebagian macan ekonomi Asia seperti Jepang, Cina, India, Korea Selatan, negera-negara ASEAN termasuk juga Indonesia.
Beragam pertemuan-pertemuan taraf tinggi nan dihadiri oleh para kepala negara banyak diadakan. Rendezvous tersebut merupakan wujud konkret bahwa perekonomian global ini tak dapat dikembangkan oleh satu negara saja. Sine qua non kolaborasi nan saling menguntungkan bagi seluruh negara nan tergabung dalam kesepakatan ekonomi. Apalagi bagi Cina nan dianggap sebagai macan ekonomi paling disegani.
Cina nan cerdas, cerdik walau sedikit licik, benar-benar memanfaatkan semua celah nan memungkinkan produknya digunakan oleh orang di seluruh dunia. Dengan ekonomi nan bagus itu, Cina mampu bertahan dan memberikan makan tak kurang dari 1,5 miliar mulut di seluruh daratan Cina.
Daerah-daerah China Town nan ada di berbagai negara termasuk Amerika, menjadi salah satu gerbang bagi Cina buat memasukkan produk-produknya nan terkenal murah walau kualitas terkadang masih harus dipertanyakan. India nan mempunyai jumlah penduduk nomor dua setelah Cina, juga melancarkan aksi nan hampir sama.
Kedua negara tersebut terkenal dengan keuletan dan rasa nasionalisme nan tinggi. Kedua poin tersebut menjadi senjata ampuh bagi kedua negara tersebut buat merebut kue ekonomi dunia. Mereka tumbuh menjadi macan ekonomi nan gagah perkasa dan siap sedia bersaing dengan siapa pun.
Kebangkitan Para Macan Ekonomi Baru
Kebangkitanmacan-macan ekonomi dari benua Asia ini ditandai dengan semakin banyaknya orang kaya baru nan mampu membeli pesawat jet dan rumah-rumah mewah di kota-kota besar global seperti Singapura. Cina dan India bahkan menyumbangkan begitu banyak orang super kaya. Bahkan kedua negara macan ekonomi Asia ini menyumbangkan beberapa warganya menduduki peringkat sebagai orang terkaya di dunia.
Jangankan buat peringkat dunia, buat level Indonesia saja, dari 40 paras orang terkaya di Indonesia, sebagian besar memiliki paras keturunan India dan Cina. Itulah salah satu bukti bahwa jiwa macan ekonomi itu dibangun dengan semangat macan nan tidak mengenal lelah. Sikap kompetitif dan kerja keras tanpa mengharapkan hasil instan serta percaya dengan kekuatan berproses dalam bertumbuh kembang, membuat orang-orang Cina dan India terus maju mengalahkan Amerika.
Korea Selatan tak mau kalah. Bahkan K-pop dan K-culture nan keduanya bertautan erat dengan Korea Selatan seolah telah menjadi budaya baru di Indonesia. Ketampanan dan kecantikan semu nan ditunjukkan oleh para seniman Korea tersebut telah membuat banyak anak muda Indonesia mati-matian meniru mereka. Meniru boleh tapi hendaknya meniru gaya orang Korea berjibaku menjadi macan ekonomi nan hebat dan mampu bersaing dengan Cina dan India dalam meraih kue ekonomi dunia.
Korea nan juga terkenal dengan perusahaan-perusahaan seperti Samsung nan tidak kenal lelah berinovasi semakin menunjukkan kelas macan ekonomi mana dia berada. Jepang pun merasa harus berlari lebih kencang lagi walau sempat tertatih sebab bala nan menerpanya.
Apa nan dilakukan oleh perusahaan besar Korea Selatan tak luput dari pengamatan orang-orang Jepang. Karakteristik bahagia berkompetisi ini ialah suatu hal nan sine qua non dalam setiap jiwa nan ingin menjadi macan .
Upaya Indonesia Menjadi Macan Ekonomi Asia
Negara kepulauan ini sudah sejak dahulu diprediksi akan menjadi bagian krusial dalam percaturan ekonomi dunia. Tapi keadaan bangsa dan rakyatnya nan masih menggunakan otak mereka sekitar 15% saja ternyata harus terus tertinggal dengan negara-negara nan mempunyai daratan lebih kecil.
Ketidakawasan mata membidik para generasi muda nan rela menggunakan otak mereka lebih dari 90% nan telah dibuktikan dengan prestasi ulung, semakin membuat geram para penduduk negeri nan lebih cerdas.
Tidak heran kalau mata-mata negara-negara seperti Singapura begitu antusias mendekati para generasi Indonesia nan berotak encer ini dan menawarkan berbagai kemudahan meraih pendidikan tinggi di negara mereka dengan imbalan anak-anak cerdas Indonesia itu harus mengabdi kepada negara mereka.
Tentu saja pada awalnya ada dilema, tapi akhirnya keputusan harus diambil walaupun pahit. Ketika perhatian tak diberikan, kelinci nan imut pun dapat menggigit. Apalagi manusia nan mempunyai akal budi. Jadi kalau Indonesia ingin menjadi macan ekonomi dan tidak ingin tertinggal serta kembali hanya menjadi penonton, Indonesia harus merangkul setiap potensi pengembangan sumber daya manusia unggul ini.
Apa nan sekarang sedang didengung-dengungkan sebagai proyek raksasa Masterplan Akselerasi dan Ekspansi Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan biaya nan katanya mencapai Rp4.000 triliun pada tahun 2014 nanti, menjadi salah satu upaya Indonesia berupa dari kelinci ekonomi menjadi macan ekonomi.
Dana luar biasa besar itu diharapkan dapat didapatkan dari APBN sebanyak Rp 755 triliun, BUMN diharapkan menyumbang Rp 900 triliun, pihak partikelir 100 miliar dollar Amerika atau sebesar kurang lebih Rp900 triliun, dan Foreign Direct Investment (FDI) sebanyak Rp150 miliar dollar AS atau setara dengan kurang lebih Rp135 triliun.
Dana nan besar itu tentu sangat menggiurkan para tikus koruptor. Jadi sepertinya buat mengamankan planning Indonesia menjadi macan ekonomi, macan-macan kecil harus mau makan tikus nan gendut-gendut tersebut.
Kalau para macan kecil tak mau makan tikus, rasanya akan sulit bagi Indonesia buat bangkit dan sejajar dengan negara-negara Asia nan telah terlebih dahulu menjadi macan ekonomi. Belum lagi berbagai bertentangan dengan harapan nan semakin hari semakin konkret terlihat.
Peringkat Indonesia sebagai bagian dari wilayah nan patut menjadi loka investasi memang meningkat. Tapi kemiskinan dan keterpurukan anak bangsa dalam meraih cita-cita begitu mengenaskan. Jembatan gantung, jembatan bambu nan roboh, sekolah-sekolah nan lapuk, semakin sering menghiasi lembar-lembar halaman berita.
Penegakan hukum nan timpang, budaya korupsi nan semakin sering mengadakan kenduri, ditakutkan akan membuat Indonesia tersisih dan macan kecil nan baru dalam masa pertumbuhan itupun dapat mati. Negara ini harus berevolusi agar dapat keluar dari kepompong hitam nan melilit tubuhnya. Kalau kepompong hitam itu terus dibiarkan, kepompong itu akan busuk.
Bila hal ini terjadi, maka macan ekonomi nan didampakan hanya akan menjadi wacana semu penghias lembar sejarah.
Infrastruktur negeri ini harus cepat dibenahi tapi tentunya oleh orang-orang nan tidak lagi berpikir dengan perut mereka.
Negeri cantik ini membutuhkan orang-orang nan berpikir dengan hati dan bekerja dengan otak nan bersih. Kalau tak ada lagi orang-orang nan seperti itu, maka macan ekonomi nan dipelihara itu akan menjadi macan dursila nan memangsa bangsa sendiri. Bila hal ini terjadi dapat jadi bangsa ini akan menjadi penjajah bangsanya sendiri.
Aneka Jenis Macan
Macan ialah sebutan lain buat binatang harimau. Binatang berkaki empat itu kini keberadaannya makin menyusut di alam liar. Salah satu penyebabnya ialah makin berkurangnya habitat alami binatang hewan pemakan daging tersebut. Hutan loka tinggal alami mereka makin sedikit jumlahnya sebagai dampak konduite manusia nan melakukan penebangan atas nama industri.
Macan dikenal juga sebagai raja hutan. Hal ini sebab perilakunya dan karakteristiknya sebagai binatang pemakan daging. Sehingga buat memenuhi kebutuhan makannya, binatang ini menjadi predator bagi binatang lainnya nan lebih lemah. Hal ini ditunjang dengan kontur tubuhnya nan memang kuat dan dilengkapi dengan taring serta cakar nan kuat buat melumpuhkan mangsanya dengan segera.
Macan juga dianggap sebagai kucing besar. Penyebutan ini sebab bentuk tubuh macan dan kucing memiliki kemiripan nan nyaris identik. Konduite kedua binatang ini pun serupa, yakni sebagai binatang karnivora. Disparitas keduanya hanya pada ukuran tubuh saja. Sebab, dengan penanganan oleh ahlinya, macan pun dapat dijinakkan sebagaimana kucing nan dapat dipelihara di rumah.
Salah satu buktinya dapat dilihat di arena sirkus. Di loka tersebut, macan nan dikenal sebagai binatang buas dan liar dapat dilatih buat beratraksi sebagaimana binatang jinak lainnya. Tentu saja, meski sudah jinak pada saat pementasan tetap harus diberikan kewaspadaan dengan membuat pembatas antara anjung dan penonton.
Aneka Jenis Macan
Di alam liar, keberadaan populasi macan sudah dapat dihitung dengan jari. Harga setiap bagian tubuh macan nan mahal, menyebabkan banyak orang tertarik buat memburunya dan menjual pada penadah nan tentu saja ilegal. Mereka memburu berbagai jenis macan nan ada di alam liar, buat diambil taring, kulit maupun kukunya dengan berbagai alasan.
Ada beberapa jenis macan nan banyak terdapat di hutan liar, khususnya nan ada di kawasan Indonesia. Beberapa di antaranya ialah :
- Macan Kumbang. Adalah jenis macan nan memiliki kulit berwarna hitam pekat. Sehingga di malam hari hanya terlihat sorot matanya saja saat macan ini berada di kegelapan.
- Macan Tutul. Dinamakan demikian sinkron motif kulitnya nan tergambar totol-totol.
- Macan Gunung. Merupakan jenis macan nan berdiam di kawasan gunung, dan biasanya tergolong gunung berapi seperti di kawasan Merapi.
- Macan Jawa. Jenis binatang ini sudah dianggap punah sejak tahun 1980. Penyebabnya tak lain perburuan besar-besaran oleh manusia.
- Macan Sumatera. Jenis macan ini memiliki populasi orisinil di wilayah Sumatera. Keberadaannya di alam liar pun kini sudah sangat sedikit.
Macan Bali. Adalah jenis binatang macan nan berasal dari daerah Bali.