Hal-Hal nan Harus Dicantumkan dalam Membuat Resensi Buku Novel
Resensi buku novel ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah novel. Tujuan resensi ialah menyampaikan pada para pembaca, apakah sebuah novel tersebut patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Selain buat novel, resensi juga dibuat buat memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap karya seni lainnya, seperti drama atau film. Karena pertimbangan-pertimbangan nan disampaikan harus disesuaikan dengan selera pembaca, resensi buku novel nan dijabarkan akan berbeda antara resensi nan satu dengan resensi lainnya. Pertimbangan-pertimbangan nan dibuat dalam meresensi novel harus disesuaikan dengan taraf pendidikan para pembacanya.
Untuk memberikan pertimbangan atau evaluasi secara objektif atas sebuah novel, peresensi harus memperhatikan dua faktor. Pertama, peresensi harus memahami sepenuhnya tujuan pengarang aslinya. Tujuan pengarang orisinil bisa diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan novel.
Dengan menilai kaitan antara tujuan seperti nan ditulis dalam kata pengantar atau pendahuluan dan realisasinya dalam seluruh karangan, peresensi akan mempunyai bahan nan cukup kuat buat bisa menyampaikan sesuatu pada para pembaca. Kedua, peresensi harus menyadari sepenuhnya maksud membuat resensi itu.
Sasaran Resensi Buku Novel
Untuk membuat resensi buku novel nan baik, peresensi harus menetapkan target nan harus dicapai. Pada dasarnya, tak ada ketentuan nan bisa memuaskan semua orang tentang resensi nan baik. Akan tetapi, peresensi bisa memberikan beberapa hal buat dijasikan target evaluasi itu. Berikut ini ialah hal-hal nan bisa dijadikan target resensi buku novel.
1. Latar belakang
Latar belakang nan dipaparkan oleh peresensi memberikan kegunaan nan sangat besar buat para pembaca. Peresensi bisa memulainya dengan memaparkan tema dari novel nan diresensi. Pemaparan tema secara singkat bisa dilengkapi dengan pelukisan mengenai isi novel tersebut.
Dalam hal ini, terdapat titik singgung antara resensi dan kompendium atau ikhtisar. Peresensi bisa menyampaikan kompendium aau ikhtisar novel tersebut sehingga para pembaca nan belum tahu bisa memperoleh citra mengenai isi novel tersebut.
Deskripsi mengenai novel tersebut tak hanya menyangkut isi, tetapi juga menyangkut penerbitnya, waku dan loka diterbitkannya novel tersebut, tebal novel tersebut, formatnya, pengarangnya, ketenaran nan diperoleh oleh pengarangnya, novel (karya) nan sudah ditulisnya, dan alasan pengarang menulis novel tersebut.
Semua hal nan menyangkut latar belakang novel tersebut perlu diketahui oleh pembaca sehingga pembaca sudah mengetahui sedikit tentang novel tersebut.
2. Macam atau jenis novel
Para pembaca tak selalu mempunyai selera nan sama. Akan tetapi, masih terdapat suatu persamaan, yaitu ingin mengetahui sesuatu jika ada sebuah novel nan baru diterbitkan. Mereka ingin mengetahui tentang novel macam apa nan diterbitkan? Jika peresensi mengabaikan pertanyaan di atas, sudah dipastikan dia gagal meresensi. Peresensi harus mengklasifikasikan novel tersebut.
Dengan memasukkan novel ke dalam kelas buku tertentu, akan memudahkan peresensi menunjukkan persamaan dan disparitas dengan novel-novel lain nan termasuk dalam kelompok sama. Dengan adanya perbandingan ini, para pembaca akan tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam tentang isi novel tersebut.
3. Keunggulan novel
Hal lain nan digunakan buat meresensi ialah memaparkan segi-segi nan menarik dari novel tersebut. Novel-novel nan homogen bisa menunjukkan disparitas nan sangat besar, baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penetapan pokok nan khas.
Pertama , peresensi mempersoalkan kerangka novel tersebut. Apakah kerangka tersebut mempunyai interaksi nan harmonis, jelas, dan memperlihatkan perkembangan nan masuk akal? Atau, apakah bagian nan terdahulu menjadi karena atau dasar buat bagian nan menyusul?
Untuk menilai dari dekat sebuah novel, peresensi mempersoalkan isinya. Ada pengarang nan sangat cermat dalam memberikan detail-detail isi novelnya. Ada pengarang nan agak tak cermat dalam memberikan detail-detailnya, tetapi lebih cermat dalam memberikan sugesti-sugesti dan simpulan. Ada pengarang nan melukiskan pengalamannya secara teliti dan menarik simpulan-simpulan nan baik dari pengalaman-pengalaman tersebut.
Ada pula pengarang nan berat sebelah dalam pertimbangan-pertimbangannya dan tak memedulikan fakta-fakta nan mungkin menimbulkan kesulitan-kesulitan. Hal ini mengakibatkan adanya novel nan sangat bernilai jika dilihat dari kerangka dan temanya, tetapi tak bisa dikembangkan dan diberi ilustrasi dengan baik dari isinya.
Hal nan juga perlu diperhatikan ialah masalah bahasa. Bagaimana mungkin para pembaca bisa memahami sesuatu jika bahasa nan digunakan tak bisa dimengerti? Bahasa nan baik dinilai dari struktur kalimatnya, interaksi antarkalimat, dan pilihan kata nan digunakan.
Semua akan menciptakan gaya bahasa nan dipakai. Hal terakhir nan bisa dikemukakan oleh peresensi ialah mengenai masalah teknik. Sebuah novel nan baik harus ditampilkan dalam paras nan baik pula, yaitu segala sesuatu nan menyangkut perwajahan ( lay out ), kebersihan, serta pencetakannya. Kesalahan dalam pencetakan kata-kata atau dalam penempatan tanda baca akan sangat mengganggu para pembaca.
Dengan memberikan citra mengenai latar belakang dan mengemukakan pokok-pokok nan menjadi target penilaian, peresensi sebenarnya sudah memberikan pendapatnya mengenai nilai novel tersebut. Mengkritik berarti memberikan pertimbangan, menilai, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan novel tersebut secara penuh tanggung jawab.
Tugas pokok peresensi ialah member sugesti pada para pembaca mengenai sebuah novel, apakah novel tersebut patut dibaca atau tidak. Dia harus menjelaskan dasar-dasar pendapatnya itu serta criteria-kriteria nan digunakan buat membentuk pendapatnya tersebut.
Kerangka, isi, bahasa, dan teknik tak bisa diterapkan secara mekanik. Sering satu unsur mendapat tekanan dari unsur lainnya. Peresensi mungkin mengubah keempat unsur tersebut atau menekankan pada salah satu unsur.
Hal-Hal nan Harus Dicantumkan dalam Membuat Resensi Buku Novel
Sebelum membuat resensi, peresensi harus mengetahui unsur-unsur nan terdapat dalam sebuah novel. Unsur-unsur tersebut ialah gaya, plot atau alur, seting atau latar, waktu, tempa, suasana, bahasa, dan tema. Setelah mengetahui unsur-unsur tersebut, peresensi bisa melanjutkan tugasnya membuat resensi. Peresensi harus mencantumkan beberapa hal dalam membuat resensi buku novel. Berikut ini ialah hal-hal nan harus dicantumkan oleh peresensi.
1. Bukti diri novel
Identitas ini berupa judul novel, pengarang, penerbit, cetakan dan tahun terbit, serta tebal novel. Jika novel nan diresensi ialah novel terjemahan, jangan lupa unuk mencantumkan judul asli, pengarang asli, serta penerjemahnya.
2. Judul resensi
Judul resensi nan dibuat boleh sama dengan judul buku nan diresensi.
Ikhtisar novel. Ada beberapa hal nan harus diperhatikan dalam membuat ikhtisar sebuah novel, yaitu peresensi harus membaca novel secara holistik buat mengetahui maksud, citra umum, serta sudut pandang pengarang, membuat gagasan pokok dan isi pokok setiap bab, serta menulis kembali gagasan nan dianggap penting.
3. Kelebihan dan kekurangan novel
Dalam memaparkan kelebihan dan kekurangan novel, seorang peresensi harus menyertakan ulasan secara objektif.
4. Simpulan
Pada bagian ini, peresensi harus mengemukakan hal-hal nan diperoleh dari novel nan diresensi dan imbauan pada para pembaca agar mereka tak merasa dirugikan.
Nilai sebuah novel akan lebih jelas jika dibandingkan dengan novel-novel lainnya, baik nan ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun nan ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya. Namun demikian, peresensi harus tetap mengingat tujuannya meresensi dengan memaparkan pendapat-pendapatnya secara jelas, khusus, dan selektif.
Menilai sebuah novel berarti memberi saran pada para pembaca buat menolak atau menerima kehadiran novel tersebut. Sebuah novel harus dinilai secara keseluruhan. Peresensi harus tetap berusaha buat memberikan kesan pada para pembaca bahwa penilaiannya telah diberikan secara jujur dan objektif.