Manfaat Tempe
Tempe, bahan makanan nan satu ini merupakan hasil karya cipta nenek moyang Indonesia. Rasanya nan lezat dan bersahabat bagi lidah orang Indonesia menjadikan tempe sebagai salah satu bahan makanan favorit keluarga Indonesia. Tempe terbuat dari hasil fermentasi kedelai dan beberapa bahan lainnya. Karena proses pembuatan tempe nan melalui fermentasi, tempe biasanya berwarna putih dan bertekstur seperti jamur.
Sebagai makanan nan banyak digemari masyarakat, pengolahan tempe dilakukan dengan berbagai cara, seperti digoreng, ditumis, disayur, dipepes, dibacem, dan sebagainya. Setiap daerah, biasanya memiliki karakteristik khas pengolahan tempe nan berbeda. Tempe mendoan misalnya, menjadi karakteristik panganan olahan tempe nan berasal dari Purwokerto dan sekitarnya.
Tempe telah dinikmati oleh masyarakat Indonesia sejak berabad nan lalu. Oleh sebab itu, menikmati tempe tak hanya menyoal memakan tetapi juga pewarisan budaya dan hasil karya nenek moyang. Meskipun majemuk makanan asing seperti buger, pizza, dan spageti nan terlihat mewah dan modern telah memasuki kehidupan dan gaya makan masyarakat Indonesia, namun keberadaan tempe tak bisa digeser dari hati masyarakat pencintanya.
Permintaan masyarakat akan tempe tak pernah berkurang, produksi tempe nasional menyedot hampir 60% kebutuhan kedelai baik lokal maupun impor. Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah nan berperan dalam penentuan harga dan peningkatan kualitas kedelai lokal sangat krusial buat kesejahteraan pengusaha tempe.
Sebagai warisan nenek moyang, tempe sudah selayaknya dilestarikan. Oleh sebab itu, mengetahui proses pembuatan tempe menjadi tambahan pengetahuan nan menarik sekaligus bernilai bagi generasi muda penerus bangsa. Dengan melestarikan tempe, generasi muda tak hanya menjaga budaya bangsa, tapi juga berpeluang buat melakoni bisnis produksi maupun penjualan tempe. Meskipun murah, tempe memiliki banyak penggemar sehingga kesempatan buat meraih untung pun bisa dimaksimalkan.
Proses pembuatan tempe pada dasarnya tak terlalu sulit dan bisa diproduksi dengan peralatan nan sederhana. Oleh sebab itu, tempe pun bisa dibuat sendiri di rumah. Hal ini biasanya dilakukan oleh orang-orang Indonesia nan tinggal di luar negeri dan kesulitan memperoleh tempe. Untuk mengobati kerinduan akan tempe, biasanya dibuatlah tempe di rumah.
Hal ini populer juga dilakukan sehingga menjadi salah satu adegan nan dilakukan dalam film nan sangat fenomenal beberapa tahun lalu, yaitu Ayat-Ayat Cinta . Dalam film tersebut, diceritakan tokoh primer laki-laki ialah seorang mahasiswa dari Indonesia nan berkuliah di Mesir dan memproduksi sekaligus menjual tempe buat membiayai kuliahnya. Adegan ini cukup memberi inspirasi bagi banyak orang buat mengolah tempe sendiri di rumah.
Tahapan Proses Pembuatan Tempe
Proses pembuatan tempe bukan merupakan hal nan sulit. Beberapa hal primer nan diperlukan buat menghasilkan tempe nan enak dan lezat ialah kedelai pilihan, bahan fermentasi yaitu mikroorganisme atau nan dikenal dengan kapang tempe, dan komponen pendukung seperti suhu udara, kelembaban dan sebagainya.
Berikut ialah tahapan dalam proses pembuatan tempe .
1. Membuat Ragi
Tahap awal ialah pembuatan ragi. Ragi nan dibuat dipergunakan buat mebuat proses fermentasi. Ragi nan terdapat dalam tempe merupakan penggabungan dari jamur-jamur spora nan disebut dengan Rhyzopus oryzae , Rhyzopus stolonifer , Rhyzopus arrizhus , dan Rhyzopus olligosporus . Jamur-jamur tersebut merupakan jamur nan menempel pada hasil fermentasi tempe. Oleh sebab itu, ragi nan digunakan dalam pembuatan tempe berasal juga dari tempe.
Untuk membuat ragi, tempe nan sudah sangat berjamur diiris tipis, kemudian dijemur hingga mengering. Sambil menunggu tempe kering, siapkan tepung tapioka nan telah disangrai. Tepung ini kemudian dicampurkan dengan irisan tempe nan sudah kering. Selanjutnya, campuran disaring buat memilah bagian nan kasar dengan nan halus. Bagian nan halus inilah nan digunakan sebagai ragi tempe.
2. Menyiapkan Kedelai
Kedelai merupakan bahan standar primer nan diperlukan dalam proses pembuatan tempe. Kedelai perlu dicuci kemudian direndam selama enam hingga dua belas jam. Tujuannya, agar kedelai lebih mekar. Setelah direndam kedelai kembali dicuci, kemudian ditiriskan.
3. Pengolahan Bahan
Setelah semua bahan standar nan terdiri atas ragi dan kedelai telah siap, maka termin selanjutnya ialah pengolahan bahan. Kedelai nan sudah siap direbus dan direndam dengan air, nan nantinya digunakan buat merebus selama 24 jam. Dengan cara ini, kedelai akan mulai ditumbuhi jamur dengan ketentuan pH 4-5.
4. Pengupasan
Kedelai nan sudah direndam ditiriskan kemudian dikupas. Pengupasan ini bertujuan agar kedelai tak berbau asam meskipun ditumbuhi jamur.
5. Peragian
Kedelai nan telah selesai dikupas direbus kembali selama lima menit. Perebusan kedua ini bertujuan buat mengatur derajat keasaman. Setelah direbus, kedelai ditiriskan kemudian taburi dengan ragi. Dalam peragian ini nan perlu diperhatikan ialah kondisi kedelai harus sudah dingin dan ketika telah ditaburi ragi, bungkuslah dengan plastik atau daun, lalu simpanlah di ruangan dengan suhu 30 derajat celcius selama kurang lebih 30 jam.
Setelah kelima termin tersebut selesai dilakukan maka selesailah proses pembuatan tempe. Selama proses peragian 30 jam, tempe akan mengalami perubahan zat kimia nan terkandung didalamnya. Zat nan terdapat dalam tempe ialah protein, dan protein pada tempe merupakan protein botani nan baik bagi tubuh nan berasal dari kedelai dan telah melalui proses fermentasi.
Manfaat Tempe
Disamping proses pembuatan tempe nan cukup mudah dan sederhana, tempe memiliki cukup banyak kegunaan bagi nan getol mengonsumsinya. Berikut ialah beberapa kegunaan tempe.
1. Antioksidan
Tempe memiliki kegunaan sebagai antioksidan nan melindungi tubuh dari akibat negatif masuknya radikal-radikal bebas nan berasal dari lingkungan sehari-hari. Antioksidan nan dimiliki tempe berasal dari kandungan isoflavon dalam kedelai, dan kandungan tersebut semakin banyak setelah mengalami fermentasi dan menjadi tempe. Dengan kandungan antioksidan di dalamnya, tempe bisa berperan mencegah penuaan dini dan juga kanker.
2. Kandungan Serat
Tempe memiliki kandungan serat nan cukup baik sehingga mudah dicerna dan baik bagi pencernaan. Pencernaan nan sehat akan mendukung kinerja bagian tubuh nan lain sehingga menjadikan tubuh lebih sehat dan bugar.
3. Protein
Kandungan protein pada tempe menjadikan tempe sebagai primadona makanan murah dan bergizi. Protein nan dikandung tempe ialah protein botani nan nilainya lebih baik dari protein hewani seperti ikan sebab tak semua orang bisa mengonsumsinya. Sedangkan tempe dengan kadar protein tinggi dan lemak nan rendah bisa dikonsumsi oleh semua orang.
4. Vitamin
Tempe mengandung vitamin B nan mencakup B1, B6, dan B12. Vitamin-vitamin ini bermanfaat dalam menjaga kondisi badan dan juga kekuatan tulang.
Selain kegunaan kesehatan nan dimiliki oleh tempe, tempe juga bisa digunakan sebagai bidang usaha nan bisa memberikan keuntungan. Dengan demikian, mengetahui proses pembuatan tempe merupakan informasi atau pengetahuan nan sangat berharga nan mungkin suatu saat bisa dipraktekkan pembuatannya buat berbagai kepentingan.
Proses pembuatan tempe telah kita ketahui tak terlalu rumit. Hanya saja, pengusaha tempe nasional belum banyak nan bisa mengembangkan tempe hingga luar negeri dengan skala besar. Padahal, tempe merupakan makanan orisinil Indonesia nan memiliki banyak manfaat. Hal ini disebabkan daya dukung pemerintah terhadap pengusaha tempe masih kurang maksimal.
Beberapa waktu nan lalu, pengusaha tempe masih banyak nan kesulitan memperoleh kedelai dengan harga nan terjangkau. Dalam meningkatkan produksi tempe nasional, pemerintah bisa terlebih dahulu mendukung perkembangan para petani kedelai nasional. Dengan menggunakan kedelai lokal nan berkualitas baik, para pengusaha tempe tak perlu menggunakan kedelai impor.
Dengan demikian, proses pembuatan tempe lebih murah dan akan menghasilkan tempe nan baik meskipun menggunakan bahan standar kedelai lokal. Selain itu, jika harga pasaran kedelai stabil dan terjangkau, harga tempe nan beredar dipasaran juga menjadi lebih murah sehingga bisa lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai lapisan.