Cara Membuat Tepung Tapioka
Tanaman singkong, siapa nan tak mengenalnya? Biasa disebut juga dengan ketela pohon maupun ubi kayu, tanaman nan sarat fungsi ini tak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari kita sebagai orang Indonesia. Umbinya nan kaya akan karbohidrat bisa dijadikan pilihan sebagai makanan pokok. Daunnya pun bisa dimanfaatkan sebagai sayuran, contohnya bisa menjadi lalapan. Bahkan, singkong bisa diolah menjadi tepung, seperti tepung singkong dan tepung tapioka.
Singkong sangat merakyat di kalangan penduduk Indonesia sebab seringkali umbinya dikonsumsi sebagai makanan pokok pengganti beras di beberapa daerah eksklusif di Indonesia. Tahukah anda bahwa singkong pertama kali dikenal di Amerika Selatan, dan dibawa oleh bangsa Belanda ke Indonesia saat kita mengalami masa penjajahan VOC?
Sejak itulah singkong mulai dibudidayakan di Indonesia. Hal itu tak terlepas dari kemampuan singkong nan dapat tumbuh fertile tanpa membutuhkan persyaratan spesifik sehingga dapat tumbuh fertile di Indonesia.
Tepung Tapioka dan Tepung Singkong
Mungkin anda bertanya-tanya, apa bedanya tepung tapioka dan tepung singkong? Walau sama-sama berasal dari singkong, tetapi keduanya mempunyai karakteristik dan proses pembuatan nan berbeda.
Tepung tapioka berasal dari pati nan diekstrak dengan air dari umbi singkong. Dan setelah disaring, cairan tadi dipisahkan dari ampasnya. Cairan hasil saringan tadilah nan akan dipakai dengan cara diendapkan. Bagian nan mengendap tersebut selanjutnya dikeringkan dan digiling/ditumbuk hingga diperoleh butiran-butiran halus berwarna putih, nan kita kenal sebagai tapioka.
Sedangkan tepung singkong dihasilkan dengan cara nan sedikit berbeda, yaitu dengan dengan cara menggiling umbi singkong nan telah dijemur sampai kering dan kemudian umbi singkong nan telah kering itu ditapis dengan pengayak hingga diperoleh butiran-butiran kasar dalam ukuran eksklusif nan kita kenal sebagai tepung singkong.
Cara mudah buat membedakan tepung tapioka dengan tepung singkong ialah Anda cukup memasukan kedua tepung tadi kedalam air lalu diaduk. Tepung tapioka akan larut di dalam air, sedangkan tepung singkong tak larut dalam air.
Selain tepung tapioka dan tepung singkong, sebenarnya banyak tepung-tepung lain nan beredar dipasaran, contohnya:
- Tepung sagu nan dibuat dari batang pohon sagu.
- Tepung ketan nan terbuat dari beras ketan nan ditumbuk halus.
- Tepung beras nan terbuat dari beras nan ditumbuk halus.
- Tepung maizena nan terbuat dari jagung nan di tumbuk halus.
Tentunya tepung-tepung tersebut mempunyai manfaat nan majemuk tergantung jenis makanan nan akan dibuat. Tiap daerah umumnya mempunyai cara pengolahan nan bhineka sinkron dengan budayanya. Contohnya, saudara-saudara kita di bagian timur Indonesia. nan mengkonsumsi tepung sagu nan diolah menjadi makanan pokok nan biasanya dikenal dengan nama “papeda”.
Kita mungkin pernah melihat orang, atau bahkan kita sendiri pernah melakukannya, yakni ketika memasak mencampurkan tepung kedalam masakannya. Itu sering dilakukan jika kita memasak kuliner berkuah. Karena dengan mencampurkan tepung kedalam kuah tersebut, kuah akan menjadi lebih kental sehingga menambah kelezatannya.
Tepung tapioka ialah salah satu tepung nan paling sering digunakan sebagai bahan kuliner di dapur, baik buat makanan berkuah maupun buat jenis makanan lainnya. Karena berasal dari singkong, tepung ini kaya akan karbohidrat dan energi. Nilai energi dan karbohidrat tapioka tak kalah dari nasi atau olahan tepung terigu.
Kandungan Tepung Tapioka
Konsumsi 100 gram makanan olahan tapioka setara dengan 100 gram nasi atau roti. Karena itu, makanan hasil olahan tepung ini tergolong makanan “berat” sehingga tak disarankan sebagai cemilan, kecuali buat anak-anak dalam masa pertumbuhan nan membutuhkan asupan energi nan lebih.
Salah satu keunggulan tapioka bila dibandingkan dengan terigu ialah tapioka tak mengandung gluten. Pada sebagian orang, gluten bisa menyebabkan alergi. Oleh sebab itu, mereka nan alergi terhadap gluten sebaiknya menghindari konsumsi tepung terigu dan hasil olahan dari terigu tersebut, dan beralih ke makanan hasil olahan tapioka.
Alergi terhadap gluten ini umumnya disebabkan oleh pengaruh genetik/keturunan. Oleh sebab itu, Anda dapat melihat sejarah kesehatan keluarga anda, apakah anda mempunyai kemungkinan alergi terhadap gluten turunan atau tidak. Karena dalam beberapa kasus, indikasi alergi terhadap gluten bisa terjadi saat orang tersebut beranjak dewasa, bukan sejak kecil.
Seperti halnya mie instan, makanan hasil olahan tapioka sebaiknya dikonsumsi dengan makanan lain nan kaya protein, vitamin, dan mineral. Hal ini sebab tepung tapioka kaya akan karbohidrat dan energi tapi miskin protein, vitamin, dan mineral.
Berikut kandungan dalam 100 gram tapioka:
- Energi 358 Kkal
- Protein 0,19 g
- Lemak total 0,02 g
- Karbohidrat 88,69 g
- Serat pangan 0,9 g
- Kalsium 20 mg
- Besi 1,58 mg
- Magnesium 1 mg
- Fosfor 7 mg
- Kalium 11 mg
- Natrium 1 mg
- Seng 0,12 mg
- Tembaga 0,02 mg
- Mangan 0,11 mg
- Selenium 0,8 mg
- Asam folat 4 µg
Cara Membuat Tepung Tapioka
Tepung tapioka juga cukup mudah buat diproduksi sehingga Anda pun bisa membuatnya sendiri di rumah anda. Berikut akan diuraikan garis besar pembuatan tepung tapioka:
- Siapkan ubi kayu/singkong/ketela pohon sebagai bahan dasarnya.
- Kupas kulit singkong sebab nan kita perlukan ialah umbi dari singkong, nan umumnya berwarna putih/ kekuning-kuningan.
- Setelah itu, cuci hingga bersih.
- Setelah umbinya bersih, pemarutnya sampai halus, hingga bisa digenggam oleh Anda agar mudah diolah ke proses selanjutnya.
- Setelah itu, campurkan umbi hasil parutan tadi dengan air higienis sehingga menghasilkan bubur umbi, lalu peras. Perbandingan air dan umbi ialah 2:1.
- Sambil diperas, umbi hasil parutan tadi disaring dan ditampung dalam wadah agar terpisah dengan ampasnya. Makin kuat anda memerasnya, makin banyak pati nan bisa anda dapatkan.
- Endapkan air hasil perasan selama satu malam, sedangkan ampas residu perasan bisa dibuang. Ampas juga bisa digunakan sebagai pakan ternak.
- Setalah diendapkan, tiriskan, yakni dengan cara membuang cairan diatas endapan tersebut.
- Pasta hasil endapan tersebut harus dikeringkan. Pasta kering tersebut ialah tapioka kasar.
- Untuk mendapatkan tepung nan halus, tumbuk agar tepung kasar tadi menjadi lebih halus.
- Setelah dirasa cukup halus, ayak agar mendapatkan tapioka nan siap Anda gunakan di dapur Anda.
Kualitas tapioka nan baik bisa dilihat dari warnanya. Semakin putih tepung tapioka, makin baik kualitasnya. Untuk menghasilkan tepung tapioka nan berkualitas, ada beberapa tips nan bisa anda terapkan, yaitu:
- Perbandingan nan tepat antara umbi dan air harus tepat, umumnya 2:1 buat air dan umbi, tapi tak ada salahnya anda mencoba berkreasi buat menemukan perpaduan nan tepat. Anda harus ingat bahwa semakin banyak air nan dicampur dengan umbi saat pembuatan bubur umbi, sangat mempengaruhi taraf kekentalan saat tapioka sudah diolah.
- Saat mengeringkan hasil endapan, usahakan agar sinar matahari mengenai seluruh bagian hasil endapan agar hasilnya benar-benar kering. Anda juga bisa menyerakkan pasta setengah kering agar memastikan tak ada bagian nan terlalu menggumpal.
- Gunakan bahan dasar singkong nan umurnya tak terlalu tua ataupun terlalu muda. Jika terlalu tua, maka kandungan patinya telah berkurang, terlebih lagi umbi akan mengeras sebab faktor umur (serat dan kayunya makin banyak) sehingga makin sulit diolah. Jika terlalu muda maka pati nan dihasilkan belum terlalu banyak. Sehingga umur singkong nan tepat buat mendapatkan kualitas tapioka nan baik ialah kira-kira berkisar 8-10 bulan.
Demikianlah uraian singkat mengenai seluk beluk tepung tapioka. Semoga informasi ini berguna bagi kita semua.