Mengapa Nonton TV Harus Dikurangi?

Mengapa Nonton TV Harus Dikurangi?

Nonton TV sepertinya menjadi hal nan cukup diminati oleh masyarakat, terutama anak-anak. Hal itu sangat wajar terjadi, mengingat hanya itulah hiburan nan paling terjangkau dan dirasa praktis oleh banyak masyarakat Indonesia sekarang ini. Dibalik segala rupa kesenangan nan ditawarkan oleh hal tersebut, nonton TV ternyata membawa akibat nan kurang baik bagi anak-anak.

Pantas rasanya jika nonton TV merupakan hobi bagi anak-anak. Mereka cenderung lebih cepat bosan dengan ritual sehari-hari, tak mungkin rasanya jika Anda sebagai orang tua harus membawa mereka berlibur hampir setiap hari. Salah satu cara mereka buat mengatasi kebosannya ialah dengan nonton TV.

Tidak ada nan dapat disalahkan atas hal ini. Hobi menonton televisi di kalangan anak-anak cukup besar. Mereka membutuhkan hiburan nan bisa membantu hayati mereka lebih berwarna, kurang lebih seperti itu. Coba perhatikan ketika putra dan putri Anda menonton televisi, mereka asik sendiri dan seolah menemukan dunianya pada layar kaca berukuran puluhan inch itu. Biarkan mereka seperti itu, tetapi tetap mendampingi anak ketika nonton TV serta mengatur jam nonton TV bagi anak akan lebih baik.

Peran media terhadap perkembangan anak semakin besar seiring kemajuan bidang teknologi. Salah satu media nan sangat berpengaruh pada perkembangan ialah televisi. Ya. Anak-anak lebih sering menghabiskan waktunya buat nonton TV. Padahal, acara-acara nan disiarkan televisi cenderung manipulatif dan kadang memperlihatkan sesuatu nan tak pantas dilihat anak-anak.

Tingginya pengaruh jelek televisi bagi perkembangan anak membuat orangtua diwajibkan buat selalu mendampingi dan mengawasi setiap kali anak nonton TV. Sayangnya, sangat sporadis orangtua nan dapat melakukan tugas ini dengan baik terkait kesibukan di luar rumah. Akibatnya, anak akan menyaksikan acara apapun nan menurutnya menarik buat dilihat.

Pengaruh jelek nan disebabkan oleh "ritual" nonton TV nan terlalu sering dilakukan oleh anak-anak biasanya berkenaan dengan kehidupan sosial nan dijalaninya. Selain itu, hal lain nan lebih mengkhawatirkan nan disebabkan oleh Norma nonton TV pada anak ialah perkembangan mental nan tak sinkron dengan usianya.

Lihat saja, belakangan ini kenyataan hafalnya anak-anak terhadap lagu-lagu dewasa menjadi salah satu contoh pengaruh jelek kegiatan nonton TV pada anak. Selain itu, ada beberapa diantara mereka nan lebih pakar berdebat daripada saling mengasihi. Konduite nan seperti itu juga menjadi salah satu pengaruh jelek nan dihasilkan dampak nonton TV tanpa supervisi orangtua nan terlalu sering.



Buruknya Pengaruh Nonton TV bagi Anak - Menarik Diri dari Lingkungan

Dalam satu minggu, anak dapat menghabiskan waktu buat nonton TV sekitar 170 jam. Lantas, apa saja nan dipelajari anak dalam rentang waktu selama itu? Ya. Tentu saja apa nan dilihat akan dianggap sebagai pembenaran. Misalnya, asumsi bahwa kekerasan mampu menyelesaikan masalah, bahwa bertengkar dianggap menjadi satu hal nan biasa dan terlihat keren.

Selain berdampak pada perubahan konduite secara psikologis, anak cenderung menutup diri dari global luar dan lebih tertarik buat duduk di depan televisi, nonton TV tanpa ingin diganggu. Anak akan kehilangan selera berteman dengan teman dan malas berolah raga. Hal ini tentu saja akan menjauhkan anak dari nilai-nilai krusial kehidupan. Misalnya, mengetahui cara berinteraksi dan berkompromi dengan sesama.



Mengapa Nonton TV Harus Dikurangi?

Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa nonton TV harus benar-benar dikurangi, terutama bagi anak. Seserius itukah akibat jelek nan disebabkan sebab nonton TV terlalu sering? Berikut ini merupakan beberapa alasan mengapa Anda harus menarik anak dari ketergantungan media gambar bergerak itu.



1. Nonton TV - Berpengaruh Terhadap Perkembangan Otak

Pengaruh nonton TV pada anak dibedakan berdasarkan strata umur. Bagi anak berusia 0-3 tahun, televisi bisa mengakibatkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca secara verbal maupun pemahaman, dan menghambat kemampuan berekspresi melalui tulisan. Pada anak usia 5-10 tahun, televisi bisa meningkatkan agresivitas serta kekerasan dan tak mampu membedakan fenomena dengan khayalan.



2. Nonton TV - Mendorong Sifat Konsumtif

Nonton TV bagi anak-anak memang terlihat menarik. Selain sebab acara televisi nan dihadirkan, berbagai sajian iklan nan dimuat dalam setiap tayangan televisi juga mampu menarik perhatian mereka. Berbagai iklan produk di televisi benar-benar mudah merasuki pikiran anak. Ya, anak merupakan sasaran pengiklan nan paling utama. Anak-anak cenderung tergiur buat memiliki produk-produk seperti nan diiklankan. Hal ini tentu saja akan membuat anak menjadi konsumtif.



3. Nonton TV - Berpengaruh Terhadap Sikap

Pada dasarnya, anak belum dapat membedakan hal baik dan hal buruk. Anak-anak cenderung akan mencontoh segala hal nan dilihatnya, termasuk tontonan di televisi. Akhirnya, mereka anak-anak nan hobi nonton TV akan berpikir bahwa semua orang memiliki sifat sama seperti nan ditampilkan di televisi. Hal ini tentu saja mempengaruhi sikap anak dan dapat terbawa hingga dewasa.



4. Nonton TV - Mengurangi Semangat Belajar

Bahasa televisi memang terkesan lebih simpel dan memikat. Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan buku pelajaran nan terkesan sangat kaku dengan penggunaan bahasa ilmiah. Akhirnya, nonton TV banyak menghasilkan "bahasa televisi" nan nantinya akan membuat anak ketagihan dan malas belajar sebab mereka lebih memilih melakukan hal simpel.



5. Nonton TV - Membentuk Pola Pikir Sederhana

Akibat sering nonton TV, anak akan kehilangan minat membaca sehingga mereka memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, dan linier atau searah. Pada akhirnya, pola pikir tersebut akan berpengaruh pada imajinasi, intelektualitas, kreativitas, serta perkembangan kognitif anak.



6. Nonton TV - Konsentrasi

Anak hanya memiliki rentang konsentrasi sekitar 7 menit. Rentang waktu ini sama persis seperti acara dari iklan ke iklan. Hal inilah nan akan membuat konsentrasi anak menjadi terbatas jika mereka nonton TV terlalu sering dan dalam waktu nan lama.



7. Nonton TV - Mengurangi Kreativitas

Televisi membuat anak-anak menjadi kurang bermain sehingga mereka akan menjadi manusia nan individualis. Ketika merasa bosan, mereka tak akan keluar buat bermain dengan teman-temannya. Yang mereka lakukan hanya memencet tombol remote control buat mendapatkan hiburan. Bahkan, akhir pekan pun dihabiskan buat nonton TV. Cara ini tentu saja akan membuat anak tak kreatif.



8. Nonton TV - Meningkatkan Kemungkinan Obesitas

Nonton TV tentu saja membuat anak tak bergerak aktif. Terlebih, menonton televisi selalu dibarengi dengan ngemil atau mengonsumsi makanan nan diiklankan. Akhirnya, mereka hanya akan berdiam di depan layar seraya mengisi perut dengan cemilan. Cara makan seperti ini hanya akan menurunkan metabolisme sehingga membuat timbunan lemak nan berujung pada kegemukan.



9. Nonton TV - Meregangkan Interaksi Antaranggota Keluarga

Anak rata-rata menghabiskan waktu nonton TV lebih dari 4 jam per hari. Hal ini tentu saja akan mengurangi kebersamaan antaranggota keluarga. Bahkan, waktu makan nan seharusnya dilewati bersama keluarga akan menjadi agenda sendiri-sendiri sebab anak lebih memilih makan di depan TV.



10. Nonton TV - Matang Seksual Lebih Cepat

Televisi sering menghadirkan adegan-adegan berbau pornografi sehingga membuat anak balig sebelum waktunya. Pematangan seksual secara dini ini dilengkapi dengan rasa ingin tahu nan besar sehingga anak cenderung mencontoh adegan-adegan dalam televisi. Akibat ini pun sepertinya menjadi akibat paling jelek dari pengaruh kegiatan nonton TV nan terlalu sering dilakukan oleh anak-anak dan tanpa supervisi orangtua.