Tokoh Agama Katolik - Gregory nan Agung

Tokoh Agama Katolik - Gregory nan Agung

Tokoh agama Katolik tentu saja mereka nan meyakini Katolik sebagai kepercayaannnya. Tokoh agama Katolik pastilah mereka nan mengabdikan dirinya kepada Tuhan Yesus. Berdasarkan tingkatan sosial, tokoh agama Katolik dapat datang dari manapun.



Tokoh Agama Katolik - Paus, Kardinal dan Uskup

Tokoh agama Katolik itu sendiri secara garis besar dibedakan menjadi beberapa kategori. Di antaranya Paus, Kardinal dan Uskup Katolik. Ketiga kategori tokoh agama Katolik itu memiliki peranan nan berbeda.

Dalam hal ini, tokoh agama Katolik paling tinggi dipegang oleh seorang Paus. Paus ialah pemimpin spiritual dari Gereja Katolik sekaligus menjabat sebagai kepala di Vatikan. Dalam bahasa latin, Paus artinya pappa , atau sama dengan ayah.

Keberadaan Paus ini sangat berpengaruh di Eropa Barat. Hingga 2011, tokoh agama Katolik ini telah mengalami 265 kali penggantian. Dimulai dari Paus pertama Paus Santo Petrus dengan nama orisinil Simon bin Yunus nan berkuasa dari 34 M hingga antara 64-67 M. Dan saat ini, tokoh agama Katolik nan memimpin Vatikan ialah Paus Benediktus XVI nan memiliki nama lengkap Joseph Alois Ratzinger.

Tokoh agama Katolik nan berada di bawah Paus ialah Kardinal. Kardinal merupakan pejabat senior gereja. Kardinal selalu tunduk di bawah perintah Paus. Selain itu, Kardinal juga bertugas buat memimpin sebuah keuskupan. Meskipun berada di bawah Paus, tapi para Kardinal lah nan bertugas buat memilih Paus, dan itu merupakan tugas terpenting dari seorang Kardinal.

Sedangkan, tokoh agama Katolik nan berada di bawah Paus dan Kardinal biasa disebut dengan Uskup. Uskup juga merupakan pemimpin dari sebuah gereja, tapi sifatnya lebih kecil dibandingkan dengan Paus. Uskup memiliki tiga tugas primer yaitu mengajar, memimpin seremoni Misa, dan memimpin umat.

Berbicara tentang tokoh agama Katolik , niscaya tak lepas dari keadaan situasi nan terjadi di Eropa saat itu. Situasi Eropa sekitar abad 5 masih diselimuti peperangan juga ancaman dari kaum barbar. Kondisi ini dirasakan pula oleh gereja dan tokoh agama Katolik penerus tradisi besar Romawi.

Namun, pada paruh abad 5 itu juga Bertrand Russell melihat bahwa ada tiga aktivitas khas nan dilakukan gereja, di antaranya gerakan monastik kaum biarawan, pemugaran terhadap forum kepausan, serta gerakan penyebaran agama nan dilakukan minoritas terhadap kaum barbar. Dia mungkin bukan salah satu tokoh agama Katolik nan terkenal, sebab dia ialah seorang filsuf Inggris nan menulis tentang banyak hal, salah satunya agama.



Tokoh Agama Katolik dan Reformasi

Dalam gerakan monastik, hampir sebagian besar biarawan saleh atau dapat juga disebut tokoh agama Katolik melakukan prosesi nan disebut dengan khalwat atau bertapa. Kegiatan ini dilakukan buat melatih spiritual mereka guna mengikuti jalan nan telah digariskan oleh Jesus. Mereka menjauh dari kehidupan duniawi, hiruk pikuk politik, serta tinggal jauh dengan masyarakat.

Hampir di sebagian besar tanah Mesir dan Syria, pendeta melakukan kegiatan bertapa buat mempertajam keimanan mereka. Kesederhanaan, lepas dari harta, dan hayati secukupnya dilakukan sebagai proses perpindahan dari kehidupan nan gelap menuju pencerahan. Satu di antara mereka ialah St. Benedict nan di kemudian hari mendirikan Ordo Benedictine sebagai ordo besar dalam Gereja Katolik. Mereka ialah para tokoh agama Katolik nan taat.

Dalam kurun waktu abad 5 hingga 6 Masehi, banyak hal nan mesti dibenahi dalam keuskupan gereja. Juga para tokoh agama Katolik itu sendiri. Bahkan menurut Russell, banyak kehidupan pendeta nan menyimpang dari ajaran gereja. Oleh sebab itu, sebagai kepala biara, Gregory melakukan upaya nan sekarang dapat kita sebut sebagai gerakan reformasi.



Tokoh Agama Katolik - Gregory nan Agung

Gregory merupakan tokoh agama Katolik abad 6 nan lahir sekitar tahun 546 Masehi di Roma. Ia merupakan anak dari seorang bangsawan kaya raya di Roma. Ayahnya ialah seorang anggota majelis tinggi dan ibunya ialah St Celia.

Seluruh kenikmatan hidup, kesempatan belajar, serta hal-hal lain nan tak diperoleh orang biasa, ia dapatkan. Bahkan ilmu tentang filsafat telah dikuasainya saat usia tokoh agama Katolik ini masih sangat muda. Berkat kepintarannya dia pun diangkat menjadi Gubernur Roma.

Namun, pada masa mudanya nan glamor, tokoh agama Katolik ini kemudian berbalik arah menjadi pribadi nan sederhana ketika ikut dalam ordo Benedictine nan dibangun oleh St. Benedict. Hal itu dilakukan setelah ayahnya meninggal.

Sebagaimana cara hayati sang guru, Gregory meninggalkan segala bentuk glamoritas dan kekayaan nan ia peroleh dari keluarganya. Ia bahkan banyak menyumbangkan hartanya buat pembangunan serta kemajuan biara-biara Katolik. Ia seolah menasbihkan diri secara lisan buat menjadi tokoh agama Katolik nan taat.

Dalam perjalanannnya sebagai rahib, Gregory mencapai puncak karir ketika ia dipercaya menjadi kepala biara dari tahun 585 hingga 590 Masehi. Dengan jabatannya nan baru itulah ia banyak melakukan perubahan dalam tubuh keuskupan terutama mengenai reformasi kehidupan para uskup di seluruh Eropa. Semakin jelaslah namanya menjadi salah satu tokoh agama Katolik.

Untuk melancarkan usaha dalam pemugaran keuskupan, tokoh agama Katolik ini menulis Book of Pastoral Life , sebuah tulisan mengenai pedoman keuskupan. Ia membuat sebuah pedoman apa nan seharusnya dijalankan oleh keuskupan, cara hayati seperti apa nan mesti dijalani oleh rahib, serta darma terhadap masyarakat.

Selama masa jabatannya, ia banyak melayangkan surat peringatan kepada uskup-uskup nan tersebar di Eropa, baik itu di Inggris, Perancis, maupun Italia. Dengan tak segan-segan ia menasihati bahkan memarahi uskup nan hidupnya keluar dari jalur gereja. Ketegasannya membuat banyak tokoh agama Katolik di global pun segan.

Aktivitas sebagai kepala biara nan begitu padat membuatnya tak memiliki waktu buat berkontemplasi sebagaimana nan pernah ia lakukan pada masa muda. Tokoh agama Katolik nan taat inipun merasa kehilangan sesuatu dari hidupnya. Tipikal pribadi seperti Gregory memang sering kali merasa rindu terhadap hal-hal nan bersifat transenden. Mereka ialah orang-orang nan selama masa hidupnya menyendiri berkontemplasi buat menjadi pelayan Tuhan di dunia.

Karena aktivitas pembenahan nan dilakukannya di dalam keuskupan, ia kemudian dikenal sebagai tokoh besar Katolik di dunia. Ia pun kemudian disebut sebagai Gregory nan Agung. Sebuah penghargaan terhadap manusia nan mengabdikan dirinya sebagai pelayan Tuhan demi kebaikan umat manusia. Tokoh agama Katolik ini meninggal pada 12 Maret 604 M.



Tokoh Agama Katolik - Tokoh Sezaman dengan Gregory nan Agung

Nan jauh di timur sana, di sebuah negeri jahiliyah, jalannya sejarah berbeda. Muhammad lahir ketika Gregory berusia sekitar 30 tahun. Artinya, saat puncak karir Gregory sebagai pemimpin uskup, lahir seorang calon Nabi bagi kalangan Islam. Selama kurun waktu abad ke-6, ada beberapa tokoh agama, baik tokoh agama Katolik maupun tokoh agama lain nan hayati sezaman dengan Gregory.

Sementara itu, di Cina muncul Kaisar Sui Wen Ti (541 – 604) sebagai kaisar pemersatu bangsa Cina, sedangkan di Roma, tepatnya di Roma Timur, muncul Justinian I (483 – 565) nan di kemudian hari menjadi pemimpin kekaisaran Roma Timur dengan jasanya nan sangat besar sebagai pembuat kode hukum kekaisaran Romawi nan disebut Corpus Juris Civils . Cerita tentang Gregory nan Agung sebagai salah satu tokoh agama Katolik, menjadi sebuah sejarah bagi umat Katolik.