Cerita Bergambar - Tips Memilih Cerita nan Bergambar

Cerita Bergambar - Tips Memilih Cerita nan Bergambar

Bila Anda termasuk pecinta buku, tentu Anda tidak asing dengan istilah cerita bergambar. Cerita seperti ini biasanya sangat menarik buat dibaca. Bukan hanya sebab ceritanya saja nan bagus, keberadaan gambar-gambar sebagai pelengkapnya dapat membuat seseorang betah buat mengikuti cerita semacam ini.

Seperti namanya, cerita bergambar atau nan kerap disebut cergam ini ialah suatu cerita nan tak hanya disuguhkan dalam bentuk tulisan atau kata-kata. Ada gambar-gambar eksklusif nan memang sengaja dibuat nan berperan sebagai pelengkap cerita.

Saat seseorang, terutama anak kecil, membaca sebuah cerita, ada bagian-bagian nan sulit buat dibayangkan. Misalnya, karakteristik fisik tokoh di dalam cerita atau latar belakang tempat. Sekalipun digambarkan secara jelas dengan kata-kata, kadang pembaca cerita tetap sulit buat membayangkan seperti apa.

Di sinilah peran gambar nan ada di dalam cergam. Gambar akan membantu pembaca cerita buat lebih mengetahui apa sebenarnya nan ingin disampaikan oleh penulis atau pembuat cerita. Dengan adanya gambar, pembaca juga dapat lebih mudah buat meresapi isi cerita.



Cerita Bergambar - Disparitas Cergam dengan Komik

Cergam memang bukan hal nan asing. Bagaimana dengan komik? Komik juga bukan barang baru sebab saat ini komik dapat dengan mudah ditemukan di mana-mana. Saat ini, tidak sedikit orang nan salah kaprah dengan menyamakan cerita bergambar dengan komik. Lalu di mana letak perbedaannya? Sebelum membahas disparitas antara cergam dan komik, ada baiknya bila kita mengetahui dulu definisi atau arti dari komik.

Komik ialah suatu karya seni berupa gambar nan tak bergerak dan disusun secara berurutan. Setiap gambar biasanya mewakili satu adegan cerita. Gambar-gambar nan disajikan secara berurutan ini akan membentuk cerita tersendiri nan dapat dimengerti oleh para pembaca.

Komik tak hanya menyuguhkan gambar, tapi juga kata-kata atau tulisan nan memperjelas maksud gambar. Namun, biasanya kalimat-kalimat nan disuguhkan dalam komik kebanyakan ialah obrolan dari para tokohnya, sehingga tulisan dalam komik nisbi sedikit. Hal ini sebab semua semua aspek lain dalam cerita seperti karakteristik fisik tokoh, setting atau latar belakang maupun gerakan-gerakan tokoh cerita sudah tertuang jelas dalam bentuk gambar.

Nah, dari sini kita dapat mulai mengira-ngira apa disparitas antara cerita bergambar dengan komik. Disparitas nan paling fundamental terletak pada komposisi atau jumlah tulisan dan kata. Bila pada cergam, komposisi tulisan lebih banyak daripada komposisi gambar sebab gambar hanyalah berperan sebagai pelengkap. Sementara pada komik, komposisi gambarlah nan lebih banyak daripada tulisan. Dalam komik, nan berperan sebagai pelengkap ialah tulisan.



Cerita Bergambar - Akibat Cergam pada Anak-anak

Cergam identik dengan bacaan bagi anak-anak. Kebanyakan orang tua juga lebih suka memberi cergam pada putra dan putri mereka sebagai bahan bacaan. Bentuk bacaan seperti ini tentu memiliki akibat positif bagi anak-anak, tapi juga punya akibat negatif. Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang akibat cergam pada anak-anak.

1. Akibat Positif

  1. Meningkatkan kegemaran atau kecintaan anak terhadap budaya membaca. Hal itu sebab sebagian besar anak memang menyukai cergam nan tak membosankan seperti buku cerita biasa.
  2. Cergam akan meningkatkan kemampuan khayalan seorang anak.
  3. Cergam mampu meningkatkan kemampuan anak buat bercerita, baik secara tulisan maupun verbal (lewat kata-kata).
  4. Mengasah kreatifitas anak buat menulis atau membuat cerita.
  5. Bila anak membaca cerita bergambar nan berkualitas dan penuh akan pesan moral, anak akan mudah meresapi isi cerita. Tak hanya itu, seorang anak dapat meniru kebaikan-kebaikan nan terangkum dalam cerita.

2. Akibat Negatif

  1. Tak sedikit anak nan lebih suka melihat gambar daripada membaca tulisan dalam cergam. Keberadaan gambar dapat membuat anak tak fokus pada cerita nan disajikan.
  2. Seorang anak nan selalu disuguhi cergam sebagai bacaan, dapat malas buat membaca sebuah buku biasa nan hanya berisi tulisan.
  3. Bila seorang anak membaca cergam nan berisi cerita tak pantas atau tak layak dibaca anak-anak, hal ini dapat mempengaruhi konduite anak tersebut.


Cerita Bergambar - Tips Memilih Cerita nan Bergambar

Bagi orang dewasa, cergam dalam bentuk apapun tampaknya bukan masalah buat dijadikan bahan bacaan. Tapi bagaimana dengan anak-anak? Apalagi kebanyakan konsumen cergam ialah usia anak-anak nan belum dapat membedakan antara cergam mana nan boleh dibaca dan mana nan tidak.

Untuk itulah orang tua punya peran krusial di sini buat mengontrol bahan bacaan bagi putra-putri kesayangan mereka. Tak hanya isi cerita saja, ada faktor-faktor lain nan harus diperhatikan orang tua agar seorang anak selalu betah membaca cergam nan disuguhkan. Berikut ini ialah tips-tips sederhana buat memilih cerita bergambar nan bagus buat sang buah hati.



1. Cover

Di toko buku banyak sekali buku cergam spesifik anak-anak. Agar anak mau membaca dan mengoleksi buku-buku cergam, memilih cover atau sampul dapat punya peran besar. Pilihlah cover dengan gambar-gambar nan lucu atau warna-warna cerah nan disukai oleh buah hati Anda.



2. Isi cerita

Isi cerita dapat menjadi poin paling krusial dalam memilih cerita bergambar. Saat ini, banyak sekali beredar cergam dengan bermacam-macam cerita, mulai dari cerita rakyat, cerita dongeng, fabel (cerita bertokoh hewan) atau cerita anak-anak berbasis agama. Semua jenis cergam tersebut umumnya memang mengandung pesan moral nan sangat bagus buat disampaikan pada seorang anak. Anda dapat membeli cergam manapun nan disukai oleh anak Anda.

Walau begitu, para orang tua harus selalu mendampingi putra-putri mereka ketika membaca cergam dan siap menjelaskan apa nan tak dimengerti oleh anak. Hal itu sebab terkadang ada bagian-bagian dalam cergam (terutama cergam dongeng) nan tak masuk akal dan sulit buat dilogika oleh seorang anak kecil.

Tak hanya itu saja, kebanyakan cerita bergambar selalu menyuguhkan cerita tentang keburukan nan melawan kebaikan, misalnya cerita rakyat Bawang Putih dan Bawang Merah. Walau sarat akan pesan moral, orang tua harus menjelaskan bahwa keburukan atau kejahatan tak patut dicontoh, sehingga anak benar-benar mengerti apa nan boleh ditiru dan mana saja nan nan harus dihindari.



3. Format tulisan

Salah satu faktor nan tidak kalah krusial ialah format tulisan. Hal itu sebab buat anak-anak, tulisan dengan ukuran huruf nan cukup besar dapat membuat seorang anak mudah membacanya. Selain ukuran, jumlah tulisan juga harus diperhatikan. Terkadang anak-anak cepat merasa bosan atau lelah ketika membaca kalimat-kalimat nan panjang. Oleh sebab itu, pilihah cergam nan jumlah tulisan atau kalimatnya tak terlalu banyak, sehingga anak lebih mudah membaca dan meresapi isi cerita.



4. Ilustrasi nan Menarik

Anak-anak suka sekali dengan hal-hal nan lucu dan warna-warna cerah. Jadi, ada baiknya bila Anda memilih cerita bergambar dengan ilustrasi nan lucu seperti kartun sebab gambar model kartun memang cocok buat anak-anak. Ilustrasi tokoh nan digambarkan secara biasa dan nyata, kadang tak menarik bagi anak-anak.



5. Hindari Cerita Kekerasan

Walau jumlahnya sedikit, cergam nan melibatkan adegan-adegan kekerasan masih banyak beredar di pasaran. Hindari cergam nan seperti ini, apalagi bila adegan kekerasan itu digambar secara jelas di bagian ilustrasi. Bila cergam ini diberikan, anak dapat meniru adegan tersebut dan memengaruhi perangai anak.



6. Libatkan Anak Anda

Dalam memilih cergam, sebaiknya libatkan anak Anda. Selain agar sang buah hati benar-benar memiliki apa nan ingin ia baca, anak juga akan merasa bahwa ia memang diberi kebebasan buat memilih.

Itulah beberapa tips bagi para orangtua buat memilih cerita bergambar nan baik buat anak. Dampingilah sang buah hati dalam membaca dan jangan lupa buat mengajari anak-anak Anda buat merawat buku-buku mereka dengan baik.