Pemadam Kebakaran Saat Ini
Dinas pemadam kebakaran ialah salah satu unsur dan instansi pemerintah nan bertugas buat melaksanakan tugas-tugas nan berhubungan dengan kebakaran. Selain memadamkan barah jika ada nan terbakar, petugas pemadam kebakaran juga dilatih buat menyelamatkan korban nan terjebak di dalam bangunan nan terbakar. Mereka ialah para pahlawan nan kadang terlupakan. Kalau mereka dating telat, mereka akan dicaci maki. Kalau mereka telah usai dengan tugasnya, kadang tidak ada rasa terima kasih nan didapatkan sebab semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing.
Para Pejuang Sejati
Para pemadam kebakaran itu tak hanya melawan api, mereka terkadang membantu menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas, gedung runtuh, atau pun bala alam nan sering kali membutuhkan mereka (pemadam kebakaran). Sebagai salah satu unsur pemerintah, mereka diberi tanggung jawab buat melaksanakan tugas-tugas dalam menangani segala bencana, khususnya kebakaran.
Fisik mereka harus selalu prima dan mereka harus selalu siap siaga. Apalagi pada musim kemarau nan kehadiran barah dapat ada di beberapa loka dalam satu hari. Padahal kalau ingin melihat penghasilan mereka, mungkin tak seimbang dengan resiko nan harus mereka tanggung. Ketika mereka merenggang nyawa, mungkin tak banyak nan tahu. Ketika mereka kelelahan, mungkin orang juga tak peduli. Bahkan mereka sendiri mungkin tak peduli kalau mereka ternyata telah sangat kelelahan. Mereka harus tetap siap membantu memadamkan barah nan telah berkobar kapanpun dan di manapun.
Mereka sendiri terkadang tak mengenakan perlengkapan keselamatan nan semestinya. Mungkin juga perlengkapan keselamatan nan mereka kenakan tak lagi mampu melawan barah nan terus berkobar. Peralatan itu mungkin saja telah berusia sangat tua. Perlengkapan nan mereka kenakan tak secanggih perlengkapan nan dikenakan oleh para pemadam kebakaran dari Negara-negara maju. Padahal mereka menghadapi barah nan sama panasnya bahkan mungkin lebih panas sebab adanya zat-zat nan berbahaya.
Kalau di luar negeri, menjadi seorang pemadam kebakaran itu ialah salah satu favorit anak-anak sekolah, bagaimana di Indonesia? Tidak banyak nan menginginkan menjadi seorang petugas kebakaran nan mempunyai pendapatan nan tidak seberapa. Sulitnya medan dan pola masyarakat ketika ada kebakaran, menjadi tantangan tersendiri nan harus dihadapi oleh para pemadam kebakaran. Kekurangan air dan peralatan nan tak maksimal terkadang malah membuat mereka mengurut dada.
Seharusnya mereka dapat membantu, namun, jalanan nan padat dan pencerahan para pengendara nan kurang, membuat kecepatan mereka menuju lokasi menjadi berkurang. Selain itu, informasi sering datangnya terlambat. Hal ini sebab tak banyak orang nan menyimpan nomor pemadam kebakaran. Kalaupun ada, malah bermain-main dengan nomor telepon itu sehingga para petugas kebakaran itu menjadi gelagapan.
Semua permasalahan dan tantangan nan dihadapi oleh para petugas pemadam kebakaran ialah satu hal nan sangat rumit. Nyatanya ialah para petugas pemadam kebakaran itu tetap tabah dan ikhlas menerima fenomena tersebut. Mereka malah merasa bahwa menjadi petugas kebakaran itu ialah panggilan jiwa. Panggilan nan membuat mereka selalu siaga melawan api. Mereka tetap berlatih dengan semangat. Mereka juga mempelajari teknologi baru. Walaupun mungkin tak mudah menghadirkan teknologi canggih dalam global kebakaran ke Indonesia. Misalnya, motor pemadam kebakaran nan dipatok pada harga ratusan juta rupiah.
Bila ada motor pemadam kebakaran, tentunya akan membantu banyak orang nan mengalami kebakaran nan rumahnya terletak di gang sempit nan hanya dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Negeri ini memang masih harus bersabar dan menanti kehidupan nan lebih baik agar dapat membuat teknologi nan sama dengan biaya nan lebih murah. Entah kapan hal itu akan terwujud. Yang niscaya saat ini, para petugas pemadam kebakaran sangat waspada terutama pada musim kemarau nan panas. Beberapa kota mulai banyak nan membara. Jakarta, Palembang, seakan menjadi langganan kebakaran.
Sejarah Pemadam Kebakaran
Sejarah berdirinya dinas pemadam kebakaran ini ternyata sudah dilakukan sejak dulu, yaitu sejak zaman Romawi kuno. Ternyata orang-orang pada zaman Romawi ini sudah mulai berpikir tentang perlunya usaha pencegahan kebakaran, maka didirikanlah suatu departemen buat memadamkan kebakaran oleh Enatius Rufus.
Mungkin sebab pekerjaan ini terlalu berisiko, maka orang-orang Romawi mengambil budak-budak buat dijadikan pekerja buat memadamkan barah nan membakar bangunan-bangunan di Romawi. Mereka mungkin berpikir bahwa kalau budak-budak itu wafat sebab terpanggang api, mereka tak terlalu bersedih hati dan tak juga merasa kehilangan. Pemikiran seperti ini memang masih sangat lumrah pada zaman itu. Tidak pada zaman sekarang. Tidak mudah buat menjadi seorang pemadam kebakaran nan sangat professional. Latihan dan pelatihan harus terus dilakukan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Mobilitas cepat barah harus ditandingi dengan mobilitas nan lebih cepat dari para pemadam kebakaran.
Tidak seperti zaman sekarang nan sudah menggunakan peralatan canggih buat memadamkan api, pada zaman Romawi antik peralatannya hanya menggunakan ember nan diestafetkan dari satu orang ke orang lainnya. Selain memadamkan api, ternyata departemen kebakaran pada zaman itu bertugas buat menjatuhkan sanksi kepada orang-orang nan melanggar anggaran negara. Jenis sanksi tersebut, apalagi kalau bukan hukum bakar. Sanksi nan sangat mengerikan. Bagi umat Islam, sanksi bakar ini dilarang. Sanksi wafat nan boleh dilakukan dengan cara digantung atau dipancung.
Hukuman bakar tak boleh dilakukan sebab manusia tak berhak membakar manusia lainnya walaupun ia bersalah. Barah itu ialah neraka. Yang berhak menentukan seseorang dibakar atau tak di neraka ialah Allah Swt semata. Oleh sebab itu, hokum bakar ini tak boleh dilakukan. Selain itu, kematian dengan jalan dibakar akan memakan waktu lebih lama daripada kematian dengan cara dipancung atau digantung. Manusia tak boleh menyiksa manusia nan lainnya. Kematian dengan cara dibakar sangat mengerikan. Apalagi suara orang nan menghadapi kematian itu niscaya akan sangat menyayat hati.
Dinas pemadam kebakaran pertama kali di bentuk di global modern atau tepatnya di Amerika Serikat, yaitu pada 1736 sekitar abad ke-18 dan sebagai pendirinya yaitu Benjamin Franklin nan juga Presiden Amerika Serikat. Lalu pada akhirnya dinas pemadam kebakaran ini berkembang menjadi suatu organisasi nan sangat krusial di dalam suatu negara. Dinas Kebakaran ini memegang peranan nan sangat vital dalam mencegah dan meluasnya satu peristiwa kebakaran. Barah nan membakar itu akan menghanguskan semua nan ia lalui.
Kalau banjir, mungkin masih dapat menemukan barang-barang nan mungkin masih tersisa. Tetapi kalau kebakaran, semuanya hangus dan binasa. Yang ada mungkin hanya puing dan abu. Kesedihan nan sangat mendalam akan dialami oleh orang-orang nan mengalami musibah kebakaran ini. Terutama bila mereka tahu kalau loka mereka sengaja dibakar demi satu tujuan, misalnya, buat didirikan satu bangunan nan lebih bagus.
Masyarakat terkadang juga sering kali mengesampingkan para petugas pemadam kebakaran, padahal segala penyelamatan nan mereka lakukan sangatlah berisiko bagi diri mereka. Terkadang mereka harus mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan orang atau harta benda. Pembelajaran bagi masyarakat harus lebih digalakkan agar tak ada lagi orang nan berusaha menghalangi kerja para pemadam kebakaran ini.
Pemadam Kebakaran Saat Ini
Sampai saat ini, dinas spesifik nan mengurusi pemadam kebakaran di global maju sudah sangat canggih baik dalam aplikasi tugasnya maupun dalam pengadaan peralatannya nan semakin canggih. Dengan ditunjang segala peralatan canggih tersebut, sangat dimungkinkan meminimalisir kecelakaan kerja nan terkadang menghantui mereka dalam menyelamatkan orang sebanyak-banyaknya. Kemajuan dinas pemadam kebakaran nan berkembang di global saat ini, khususnya di negara maju, ternyata tak terlalu diikuti oleh pemerintah Indonesia. Bahkan dapat dibilang sangat memprihatinkan.
Hal itu dapat dilihat dari segi kesejahteraan para anggota maupun peralatan buat menunjang aksi mereka dalam menghadapi bahaya. Sudah seharusnya pemerintah memperhatikan kesejahteraan para anggota pemadam kebakaran ini, entah itu kesejahteraannya atau pun segala peralatan buat penunjangnya. Indonesia sebagai negara nan mulai berkembang baik dari segi pembangunannya maupun bidang lainnya harus sudah dapat mengembangkan dinas nan satu ini. Apalagi Indonesia berada di antara zona bala nan pastinya membutuhkan segala donasi dari dinas pemadam kebakaran.
Terlepas dari peran pemerintah mengenai dinas pemadam kebakaran ini, maka sudah sepatutnya kita menghargai segala jerih payah para anggota pemadam kebakaran tersebut. Karena merekalah nan akan berada di garis depan jika ada suatu bencana; khususnya kebakaran dan bala lainnya.