Tanda Kiamat dari Polusi Udara
Tanda kiamat ekologi akan akan muncul ketika manusia memperlakukan alam dengan semena-mena. Misalnya kerusakan alam dampak ulah manusia nan berimbas bala alam dan melanda beberapa daerah di belahan dunia. Salah satu bentuk tanda kiamat ekologi ialah lubang ozon nan kian melebar. Ini berarti merusak fungsi ozon nan menahan masuknya sinar ultraviolet dari matahari ke dalam permukaan bumi.
Tanda kiamat yang membuat ialah manusianya sendiri, sengaja atau tak kerusakan kita turut merusak alam dengan hal-hal nan sepele, misalnya menggunakan produk-produk nan terbuat dari plastik seperti menggunakan kantong plastik nan notabene tidak dapat hancur, pemakaian alat-alat elektronik nan hiperbola dan kegiatan lain nan merusak alam. Itu semua ialah tanda kiamat ekologi, bukan tanda kiamat hancurnya bumi.
Sebelum tanda kiamat ekologi menjadi sebuah tanda kiamat besar tentang kehancuran ekosistem alam terutama di Indonesia, ada baiknya kita melakukan langkah preventif menyelamatkan ekologi. Pencegahan itu dapat dilaksanakan jika ada pencerahan dan rasa peduli pada manusianya sendiri.
Eksploitasi Sumber Daya Alam Tanda Kiamat Ekologi
Tuhan menciptakan alam dan seisinya buat melayani kebutuhan manusia dan keturunanya. Manusia sangat tergantung dengan alam. Namun sayangnya sebagian manusia tidak pernah akan puas dengan nan dia peroleh. Kerakusan dan faktor ekonomi nan menyebabkan terjadinya pendayagunaan besar-besaran terhadap sumber daya alam.
Bentuk eskploitasi alam ialah penebangan hutan nan melebihi batas, penambangan batu bara nan merusak ekosistem alam termasuk sumber cadangan air nan terpolusi dan masih banyak lagi. Eksplorasi minyak mentah di lepas pantai pun tidak berarti bebas masalah pencemaran lingkungan. Tumbahan minyak mentah dari rig dan kapal tangker nan karam pun berimbas pada kerusakan ekosistem bahari nan sulit buat dipulihkan lagi.
Bayangkan buat membersihkan 200 ribu liter minyak mentah nan tumpah di laut, membutuhkan dana sekitar 7 juta US dollar buat recovery ekosistem laut. Betapa mahalnya sebuah pemulihan alam nan rusak sebab ulah perusahaan eksplorasi minyak. Belum lagi proses memulihkan kerusakaan lingkungan bahari butuh waktu nan lama.
Kerugian juga dirasakan oleh nelayan, ketika bahari terpapar polusi mengakibatkan kematian massal ikan-ikan dan hewan lainnya. Barang tentu, ikan nan bernilai hemat seperti tuna dan kerapu pun hilang dari habitatnya. Akhirnya hasil tangkapan nelayan pun menjadi berkurang banyak, kerugiaan pun menjalar ke mana-mana. Sekali lagi ini tanda kiamat ekosistem nan nampak di depan mata kita.
Tanda Kiamat Datang dari Efek Pendayagunaan Hutan
Indonesia memiliki hutan nan paling luas kedua sedunia setelah Brazil. Hutan tropis Indonesia dijadikan sebagai paru-paru dunia. Fungsi hutan tropis ialah memproduksi oksigen dan menyerap gas karbondioksida nan dihasilkan dari mesin otomotif dan mesin industri.
Hutan memberikan kegunaan ekonomi bagi penduduk di sekitarnya. Namun sekarang ini hutan dijadikan sebagai cadangan bahan standar industri nan terus dieksploitasi secara besar-besaran. Bayangkan per hari saja hutan dibabat hampir empat puluh enam kali luas lapangan sepak bola.
Seumpama aksi penggundulan hutan di Indonesia tidak dihentikan, mungkin setengah dari luas hutan Indonesia akan habis dalam kurun 10 tahun dan selamanya Indonesia kehilangan hutan tropisnya. Efek hutan gundul antara lain musim hujan banjir bandang bakal menerjang wilayah perumahan penduduk dan kota. Ketika musim kemarau, cadangan air tanah sangat sedikit bahkan tak ada sama sekali.
Kekayaan hidup seperti flora dan fauna akan hilang sebab habitatnya habis dibabat cukong hutan. Kelak generasi Indonesia hanya dapat melihat flora dan fauna Indonesia melalui museum dan film dokumenter saja, tanpa dapat menyaksikan langsung di alam bebas.
Tanda Kiamat dari Polusi Udara
Tanda kiamat bermula dari knalpot nan sedang melaju di jalan raya. Taraf pemakaian kendaraan bermotor maupun produk listrik secara langsung menghasilkan polusi nan merusak udara. Pabrikan kendaraan bermotor pun serasa balapan memacu taraf produksi agar bisa menguasai pasar Indonesia.
Tercatat total jumlah pengguna sepeda motor di Indonesia menempati rangking ketiga setelah Cina dan India. Jumlah pengguna motor di Indonesia mencapai 80 juta unit. Nominal ini setara dengan 1:3. Dari tiga penduduk Indonesia, ada satu orang nan memiliki motor.
Bayangkan berapa liter BBM nan harus disediakan guna memenuhi permintaan 80 juta pengguna motor di Indonesia. Tak pelak Indonesia mendapat julukan negara paling boros BBM di dunia. Belum lagi imbas dari polusi udara nan dihasilkan dari knalpot kendaraan bermobil di Indonesia. Sekali lagi ini terjadi di Indonesia.
Tanda kiamat pun sudah terlihat dan dirasakan oleh kita sekarang yakni meningkatnya suhu bumi dampak akumulasi gas karbondioksida dan imbas rumah kaca. Ancaman global warming atau pemanasan suhu bumi mengakibatkan anomali cuaca.
Efek pemanasan dunia ialah endemi penyakit endimik negara tropis seperti malaria dan demam berdarah sekarang menjangkiti negara-negara sub tropis seperti Eropa. Pada sektor pertanian lebih para lagi, terjadi gagal panen sebab kekurangan pasokan air dan gangguan hama.
Tanda kiamat pun turun dari langit nan berupa hujan asam. Hujan asam/acid ialah bagian dari bala lain nan mengintip penduduk perkotaan, akumulasi gas CO2 nan terkumpul di awan. Gas CO2 dihasil dari asap mesin kendaraan dan polusi pabrik. Gas CO2 nan berada di awan berdufisi kemudian menjadi air hujan nan mengandung asam tinggi. Jika terkena kulit manusia, dapat melepuh. Hujan asam juga bisa merusak tanaman dan tanah.
Tanda Kiamat dari Polusi Air
Ambil contoh sederhana, di Jakarta cadangan air tanah kian berkurang sebab terus diekslpoitasi oleh penduduk Jakarta nan berjumlah 26 juta jiwa. Di tambah lagi intrusi air bahari meresap hingga puluhan kilometer ke darat. Hal ini mengakibatkan kualitas air tanah di Jakarta buruk dan tidak layak dikonsumsi manusia lantaran kadar garamnya tinggi.
Di sisi lain, 13 sungai nan membelah Jakarta seperti Sungai Ciliwung airnya begitu polutan. Pabrik-pabrik nan berdiri di bantaran sungai dengan leluasa membuang limbah cairnya di sungai-sungai Jakarta, menjadikan air sungai penuh dengan zat-zat beracun nan mematikan ekosistem sungai.
Penduduk pun terkedang menganggap sungai bak loka sampah besar. Dengan ringannya mereka membuang sampah di sungai dekat rumahnya. Di sisi lain, air sungai nan sudah tercemar oleh polusi dipakai untuk keperluan manusia nan tinggal di tepi kali, seperti mandi, mencuci dan keperluan lainnya.
Tanda kiamat pun muncul dari bakteri dan virus dursila nan terkandung dalam air sungai. Air nan terpapar polusi sangat berbahaya bagi manusia jika dikonsumsi, berbagai penyakit siap mengancam seperti diarea, colera, tipus dan lain sebagainya. Kerap kita membaca warta tentang agresi endemi penyakit nan menjangkiti penduduk perkotaan seperti endemi DB dan lain sebagainya.
Aksi Menunda Tanda-tanda Kiamat Ekologis
Tindakan preventif mencegah agar "tanda kiamat" urung muncul, yakni menyadarkan sikap mencintai dan peduli akan kelestarian alam. Bentuk dari kepedulian terhadap kelestarian alam ialah menerapkan gaya hayati hemat, meliputi ekonomis penggunaan BBM, ekonomis menggunakan energi listrik, dan ekonomis menggunakan air bersih.
Sementara aksi menunda tanda kiamat ekologi ialah bersikap bijak menggunakan bahan-bahan nan tidak ramah lingkungan seperti plastik, styrofoam dan lain sebaginya. Berikut ini tindakan bijak dalam menunda tanda kimat ekologi.
- Reuse , aksi menunda tanda kiamat ekologi. Reuse artinya menggunakan kembali benda-benda nan terbuat dari benda-benda plastik atau menciptakan barang nan berguna dari limbah plastik.
- Reduce , aksi menunda tanda kiamat ekologi. Reduce ialah aksi mereduksi penggunaan bahan-bahan berbahaya dan benda nan tidak ramah lingkungan. Misalnya kurangi ketergantungan memakai tisu, styrofoam, dan kantong plastik.
- Recyle , aksi menunda tanda kiamat ekologi. Tindakan berikutnya ialah recyle atau mendaur ulang. Aksi ini merupakan upaya mendaur ulang limbah maupun benda-benda rumah tangga nan terbuat dari plastik, PVC maupun kayu, buat dijadi barang baru nan berguna.
Demikianlah tentang tanda-tanda kiamat ekologi dari ulah manusia nan dapat membuat kiamat sesungguhnya. Namun tanda kiamat ekologi dapat ditunda kalau kita sadar akan pentingnya kelesetarian alam. Tanda kiamat ekologi pun dapat ditunda dengan bersikap bijak dan peduli terhadap kelestarian alam agar tetap hijau dan asri.