Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Panduan penulisan karya ilmiah merupakan patokan penulisan nan harus diikuti ketika hendak membuat tulisan ilmiah. Panduan penulisan karya ilmiah sangat membantu peneliti buat menuliskan hasil penelitiannya. Nah, bagi Anda nan memerlukan panduan penulisan karya ilmiah, penulis akan menyajikannya buat Anda. Simak.



Dunia Pendidikan dan Karya Ilmiah

Dunia pendidikan dan perguruan tinggi tak dapat lepas dari karya ilmiah. Keberadaan karya ilmiah dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian para pelajar dan mahasiswa nan dilaporkan melalui karya ilmiah tersebut.

Akan tetapi, bagi penulis pemula biasanya mereka mengalami kesulitan buat menyusun penulisan karya ilmiah. Maka tidak heran jika panduan penulisan karya ilmiah sangat banyak dicari oleh para civitas akademika, teruitama mahasiswa dan SMA nan akan menyelesaikan studinya.



Jenis Karya Ilmiah

Berdasalkan hasil penulisannya, karya ilmiah termasuk ke dalam jenis tulisan nan bersifat ilmiah dan memiliki data atau informasi nan seksama melalui penelitian atau percobaan. Karya ilmiah dibagi menjadi dua yaitu, karya ilmiah dan karya ilmiah populer.

Keduanya tak memiliki disparitas mendasar. Hanya saja, disparitas ini bisa kita lihat dari penggunaan bahasa, sistematika penulisannya, dan kodifikasi karangannya.

Dalam karya ilmiah, digunakan kosakata nan spesifik berlaku di bidang ilmu tertentu. Penulis nan akan menulis karya ilmiah perlu memperhatikan sistematika penulisan, sebab dalam menulis karya ilmiah terdapat kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis.

Sementara itu, dalam karya ilmiah populer, bahasa, kata atau istilah nan digunakan bersifat umum, tak terkait bidang ilmu tertentu, sehingga mudah dipahami oleh semua kalangan. Sistematika penulisannya pun agak longgar, tetapi tetap sistematis.

Karya ilmiah dibagi dalam beberapa golongan antara lain, laporan, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Karya ilmiah memiliki anggaran standar dan sejumlah persyaratan spesifik nan menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sumber informasi dalam karya ilmiah didapatkan dari pengamatan secara faktual nan bersifat objektif.

Karena sifatnya nan ilmiah, maka penyusunannya pun harus sistematis dan metodis. Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah dapat bersifat denotatif, ragam standar dan terdapat istilah-istilah spesifik sinkron bidang ilmu tertentu. Karya ilmiah merupakan bentuk karangan nan bersifat argumentatif dan bisa dibuktikan melalui penelitian.



Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Persyaratan formal nan harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian primer (keraf 1988:229) yaitu, bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Artinya, persyaratan formal merupakan tata bentuk karangan nan mencakup tiga bagian karangan yaitu, halaman awal, isi karangan, dan halaman akhir.

Dari setiap bagian itu, panduan penulisan memiliki peranan nan sangat krusial bagi penulis atau peneliti, dengan adanya panduan penulisan karya ilmiah, penulis atau peneliti tak akan salah langkah saat menuliskan hasil penelitiannya. Berikut ialah citra panduan penulisan dalam setiap bagian karya ilmiah..



1. Halaman Awal

Halaman awal dalam karya ilmiah biasanya terdiri atas judul, kata pengantar, dan macam-macam daftar (daftar isi, daftar tabel, daftar bagan). Penulisan halaman awal sekilas sangat sederhana, padahal tata caranya sudah ditetapkan dalam panduan penulisan karya ilmiah.

Sebagai contoh, penulisan dan pemilihan judul nan baik itu seperti apa, kata pengantar nan baik itu seperti apa, dan penulisan daftar isi serta daftar lainnya harus seperti apa, dapat kita ketahui dan kita dapatkan dari panduan penulisan karya ilmiah.



2. Halaman Isi

Halaman isi atau isi karangan dalam sebuah karya ilmiah merupakan bagian nan terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Seperti halnya bagian awal, segala sesuatu nan menyangkut isi karangan dapat Anda lihat dari panduan penulisan karya ilmiah.

Bagamana cara membuat pendhuluan nan baik, bagaimana cara menyajikan isi penelitian, serta apa saja nan harus disajikan dalam isi penelitian, serta bagimana cara membuat epilog penelitian nan baik dapat Anda dapatkan dalam panduan tadi.

Ya, sebuah tulisan nan baik tentunya ialah tulisan nan memiliki epilog baik pula. Sebagus-bagusnya tulisan, jika tak memiliki penutut tetap saja akan terasa ngambang. Barangkali atas dasar inilah nan membuat panduan penulisan karya ilmiah merasa sangat krusial buat membahas bagian ini.



3. Halaman Akhir

Dalam panduan penulisan karya ilmiah, halaman akhir tidak luput dari bahasan nan diperhatikan. Halaman akhir dalam karya ilmiah biasanya berupa daftar pustaka, lampiran, dan riwayat hayati penulis. daftar pustaka sangat krusial buat menunjang pembahasan nan sudah kita ulas. Tanpa daftar pustaka atau surat keterangan nan valid, penelitian kita akan terasa hambar, seperti sayur tanpa garam.

Nah, itulah beberapa citra panduan penulisan karya ilmiah dalam setiap bagiannya. dan tahukah Anda? Ternyata panduan penulisan karya ilmiah ini tak hanya mengurusi hal-hal nan langsung berkaitan dengan proses penulisan, tetapi memerhatikan juga hal-hal teknis lainnya, seperti ukuran kertas nan baik, serta hal-hal teknis ketika akan memulai pengetikkan.



Hal Teknis Lain dalam Panduan Penulisan Karya Ilmiah

Sebelum memulai pengetikan karya ilmiah, berdasarkan apa nan terdapat dalam panduan penulisan karya ilmiah, setidaknya terdapat beberapa syarat nan perlu diperhatikan. Adapun beberapa syarat tersebut ialah sebagai berikut.



1. Ukuran Kertas

Ukuran kertas nan dapat digunakan ialah ukuran kuarto dan ukuran A4. Saat ini ukuran A4-lah nan paling disarankan. Setiap lembar kertas harus diisi dengan tulisan di satu sisinya, jangan bolak balik. Jika hendak diprint, sebaiknya memilih kertas nan dengan berat 80 gr, jangan nan 70 gr.



2. Pengetikan

Sebelum memulai proses pengetikan, ada beberapa hal lain nan garus dilakukan, seperti mengatur margin, memilih tipe font, serta mengatur spasi antar baris. bagaimana panduan penulisan skripsi mengatur hal ini? Berikut ialah uraiannya.

a. Pengaturan Margin

Dalam pengetikan teks karya ilmiah, batas margin kertas dari tepi kiri dan atas 4 cm, tepi kanan dan bawah 3 cm. Margin kanan tak harus lurus, nan perlu diperhatikan ialah pemenggalan kata pada ujung baris sinkron dengan kaidah pemenggalan kata dengan menggunakan tanda penghubung (-).

Pemenggalan kata sebaiknya dilakukan secara manual, sebab pelaksanaan pengolah data menggunakan program pemenggalan kata dalam bahasa Inggris nan tak sinkron dengan pemenggalan kata dalam bahasa Indonesia.

b. Memilih Tipe Font atau Huruf

Tipe huruf nan dapat dipilih biasanya tipe huruf Arial atau Times New Roman. Penulisan judul diketik dengan font ukuran 16 hingga 20 atau disesuaikan dengan panjang-pendeknya judul dengan mempertimbangkan keindahan penulisan. Sedangkan buat isi, biasanya digunakan font nan berukuran 12.

c. Menentukan Spasi Antarbaris

Jarak spasi antarbaris ialah dua spasi, antarparagraf ialah tiga spasi, antarteks dan contoh tiga spasi, antara uraian dan subjudul di bawahnya tiga spasi.

Dengan demikian, seperti nan telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa penulisan karya ilmiah memiliki sistematika dan kodifikasi karangan. Artinya, terdapat kaidah-kaidah ketatabahasaan dan penulisan nan harus diperhatikan oleh para penulis. Sehingga penulisan karya ilmiah sinkron dengan panduan penulisan karya ilmiah.



Manfaat Panduan Penulisan Karya Ilmiah

Pedoman penulisan karya ilmiah merupakan hal nan sine qua non dalam sebuah penulisan karya ilmiah. Hal ini sebab dalam penulisan laporan ilmiah semacam ini, sudah ada kaidah nan telah menjadi baku standar penulisan. Hal ini pun sudah dijadikan kesepakatan dalam lembaga akademis internasional.

Dengan adanya panduan penulisan karya ilmiah internasional ini, akan menjadi pedoman para peneliti buat menyampaikan hasil penelitiannya pada masyarakat.

Pada nantinya, panduan semacam ini akan memudahkan para peneliti dalam menyusun laporan penulisan serta menentukan susunan nan harus didahulukan dalam penulisan tersebut. Ini merupakan salah satu kegunaan dalam penciptaan panduan penulisan tersebut.

Pedoman penulisan karya ilmiah ini, biasanya didapatkan pada berbagai jurnal internasional. Selain itu, dapat ditemui pula melalui situs-situs penelitian di internet. Di sana para peneliti akan mendapatkan susunan panduan penulisan karya ilmiah ini.

Selain itu, panduan ini dapat pula dipelajari melalui berbagai literatur nan memuat dan mengupas tentang penelitian. Salah satu buku populer nan banyak dijadikan acuan ialah buku metodologi penelitian karya Uma Sekaran.



Manfaat Panduan Penulisan Karya Ilmiah

Dengan adanya panduan penulisan karya ilmiah ini, bukan tanpa makna. Ada beberapa kegunaan nan dapat didapat dengan dibuatnya sebuah panduan nan menjadi pedoman bagi para peneliti dalam menuliskan hasil penelitiannya.

Beberapa kegunaan dari panduan penulisan karya ilmiah tersebut di antaranya ialah :

  1. Untuk memudahkan mengetahui apakah sebuah tulisan tersebut tergolong karya ilmiah atau bukan.
  2. Memudahkan buat menilai, apakah proses penelitian nan dilakukan sudah dilakukan berdasar mekanisme ilmiah atau belum.
  3. Memudahkan para pembaca laporan penelitian dari berbagai latar belakang wilayah buat dapat turut mengkaji sebuah laporan hasil penelitian nan dituliskan.
  4. Menciptakan keseragaman antara satu laporan karya tulis ilmiah, dengan laporan nan lainnya.
  5. Agar sebuah laporan penelitian tersebut, dapat dipertanggungjawabkan baik secara kualitas penulisan maupun secara kualitas penelitian.
  6. Memberikan kemudahan dari para pembaca buat cepat mencari data pada bagian nan dibutuhkan saja, tanpa perlu membaca secara holistik hasil penelitian.

Demikianlah panduan penulisan karya ilmiah nan dapat dijadikan pedoman oleh para penulis pemula nan akan menulis karya ilmiah. Semoga bermanfaat.