Asykar Theking Supporter Fanatik PSPS Pekanbaru
PSPS Pekanbaru ialah salah satu tim sepak bola nasional nan berlaga di ISL atau nan dikenal juga sebagai Perserikatan Super. Dalam setiap laganya, PSPS Pekanbaru nan berjuluk Asykar Bertuah selalu didukung oleh grup supporter loyal bernama Asykar Theking. PSPS Pekanbaru bermarkas di Stadion Kaharuddin Nasution nan lebih dikenal sebagai Stadion Rumbai, di bawah bimbingan instruktur Mundari Karya.
Perjalanan Karir PSPS Pekanbaru
PSPS Pekanbaru pertama kali berkiprah di laga sepak bola nasional pada Divisi Primer PSSI tahun 1999. Setelah itu, langkah PSPS Pekanbaru selalu terdegradasi hingga empat kali, dan baru bisa melangkah kembali ke Divisi Primer PSSI pada tahun 2008.
Jalan mulus tersebut terbuka setelah sukses mengalahkan PS Indocement Cirebon dengan skor 2-1 pada laga final divisi satu, nan diselenggarakan di Stadion Sanggraha Lebak Bulus Jakarta. Hasil kemenangan tersebut membawa PSPS Pekanbaru menyandang predikat kampiun divisi satu.
Prestasi PSPS Pekanbaru dalam laga divisi satu tersebut merupakan buah kerjasama para pemain nan memperkuat PSPS Pekanbaru, antara lain Miskardi, Mourmada Marco, Simon Tin Atangana, Essama Amougu Raymond, Aidil Desfi, Darwin, Dodi Cahyadi, Agus Rianto, Toyo Hariono, dan lain-lain.
Meski langkahnya dalam kancah persepakbolaan nasional tidak selalu mulus, PSPS Pekanbaru pernah mengalami masa jayanya ketika sukses merekrut para pemain Tim nasional Indonesia. PSPS Pekanbaru pernah diperkuat nama-nama besar seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, Eko Purjianto, Aples Gideon Tecuari, Hendro Kartiko, Sugiyantoro, Edu Juanda, dan Amir yusuf Pohan.
Memang tidak banyak catatan nan mengulas kejayaan PSPS Pekanbaru. Kiprahnya dalam kancah persepakbolaan nasional justru terkesan timbul tenggelam. Kondisi ini diduga terjadi dampak ketidakseriusan para pemain maupun manajemen tim nan kurang solid. Namun bukan berarti tim kebanggaan masyarakat Riau tersebut tidak mampu menorehkan kemenangan.
PSPS Pekanbaru pernah mencatat kemajuan nan mengesankan ketika berada di bawah asuhan instruktur Syafrianto Rusli. Tangan dingin Syafrianto Rusli sukses meningkatkan frekuensi kemenangan PSPS Pekanbaru baik di kandang maupun dalam laga tandang. Frekuensi kemenangan PSPS Pekanbaru mengalami perkembangan nan signifikan dan terus melaju pada laga-laga di Divisi Primer Perserikatan Indonesia.
Pada musim kompetisi tahun 2008 PSPS Pekanbaru mampu merangkak naik ke Perserikatan Divisi Utama. Kala itu PSPS Pekanbaru seharusnya sudah ditangani oleh instruktur Mundari Karya. Ketidakjelasan kontrak membuat instruktur tersebut mundur, dan buat sementara PSPS Pekanbaru ditangani oleh mantan instruktur kepala Persitara Jakarta Utara, Abdurrahman Gurning, nan bertindak selaku pengganti dari Mundari Karya.
Perbaikan performa PSPS Pekanbaru memang tidak lepas dari perombakan manajemen nan dilakukan sejak putaran ke II musim kompetisi Perserikatan Indonesia tahun 2007. Di bawah manajemen baru nan diketuai oleh Drs. Destrayani Bibra sebagai manager tim, PSPS Pekanbaru mulai menggeliat bangkit mengejar ketertinggalan dalam laga Divisi Utama.
Pada musim kompetisi Perserikatan Indonesia 2008, PSPS Pekanbaru menunjukkan performa sangat baik di bawah bimbingan instruktur A.R. Gurning atau nan populer dengan panggilan "Bang Haji". Prestasi mengesankan di awal musim kompetisi ditunjukkan oleh PSPS Pekanbaru dengan menduduki posisi teratas sementara, dengan mencatat 6 kemenangan dan 2 kali seri serta tak terkalahkan.
Prestasi tersebut mengantarkan PSPS Pekanbaru menuju Perserikatan Super Indonesia 2009-2010 setelah tercatat berada di peringkat 3 divisi utama. Catatan prestasi PSPS Pekanbaru terus ditorehkan pada pemainnya. Dalam laga lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2012 di Stadion Sport Center Kuantan Sengingi, Riau, PSPS Pekanbaru sukses menumbangkan klub asal timur Indonesia, Persiwa Wamena, dengan skor 2-0.
Kedua gol tidak berbalas tersebut diciptakan melalui tendangan kaki Dzumafo Efandi Herman pada menit ke-52 lewat titik putih penalti. Gol kedua dicetak oleh Zainal Arif nan sukses memperbesar kemenangan pada menit ke-72.
Laga sempat berlangsung seimbang pada babak pertama, ketika Persiwa Wamena mampu menahan agresi tuan rumah PSPS Pekanbaru. Persiwa Wamena beberapa kali mampu membendung agresi Dzumafo dan kawan-kawan, hingga babak pertama berakhir skor bertahan `kacamata` 0-0. Memasuki babak kedua tim asuhan Mundari Karya tersebut terus melakukan agresi nan merongrong area pertahanan Persiwa Wamena.
Serangan bertubi-tubi nan dilakukan mampu membuahkan hasil pada menit ke 52, melalui tendangan kaki Dzumafo E Herman. Pada menit ke-72, klub berjuluk Askyar Bertuah tersebut kembali menggandakan kemenangan lewat striker veteran PSPS Pekanbaru Zainal Arif. Buah kemenangan tersebut semakin meneguhkan posisi PSPS Pekanbaru dengan naik tiga peringkat sekaligus menjadi posisi delapan klasemen sementara, dengan hasil lima kali menang, sekali seri, dan lima kali kalah.
Performa gemilang PSPS Pekanbaru tidak lepas dari kematangan duet antara dua pemain Herman Dzumafo Effendi dan Zainal Arif. Duet tersebut selalu menjadi andalan PSPS dalam menghadapi lawan-lawannya, termasuk ketika menghadapi Persiba Balikpapan pada pertandingan terakhir putaran pertama kompetisi Indonesia Super League nan bertempat di Stadion Sport Center Kuantan.
Dzumafo nan merupakan pemain asing asal Kamerun selalu menghasilkan permainan manis berduet dengan pemain lokal Zainal Arif. Dalam setiap laga PSPS Pekanbaru, instruktur Mundari Karya selalu cermat menempatkan posisi anak-anak didiknya. Duet Dzumafo-Arif selalu menjadi andalan, sementara Amrizal, Dedi Gusmawan, Park Chul Hyung dan Aguscima ditempatkan di baris pertahanan.
Fajar Handika dan Ali Khaddafi ditempatkan buat berduet nan bertugas mengacaukan agresi versus di gelandang tengah. Sementara April Hadi, Patrice Nzekou dan Zainal Arif disetting buat meluluhlantahkan pertahanan lawan.
Asykar Theking Supporter Fanatik PSPS Pekanbaru
Performa gemilang PSPS Pekanbaru tidak lepas dari dukungan kelompok supporter fanatiknya. Seperti pada umumnya klub sepak bola, PSPS Pekanbaru nan berjuluk Asykar Bertuah, juga memiliki kelompok supporter fanatik berjuluk Asykar Theking. Kelompok supporter ini mendeklarasikan diri di Pekanbaru pada 21 Desember 2001.
Kiprah pertama Asykar Theking sebagai pendukung PSPS Pekanbaru ialah dalam laga antara PSPS Pekanbaru melawan Persijatim. Saat itu PSPS Pekanbaru berhasil mendulang kemenangan dengan skor 3-1. Dukungan tidak kenal lelah Asykar Theking kepada PSPS Pekanbaru ini terbayar dengan kemenangan itu. Asykar Theking selalu mengakomodir para pendukung PSPS Pekanbaru agar dapat menyalurkan dukungan mereka kepada klub sepak bola andalan mereka.
Asykar Theking juga secara intensif mengadakan rendezvous bersama management dan para pemain PSPS Pekanbaru sebagai bentuk dukungan mereka dan demi kemajuan PSPS Pekanbaru nan lebih baik lagi. Asykar Theking juga aktif menyosialisasikan PSPS Pekanbaru dan menggalang dukungan lebih banyak lagi hingga ke pelosok Pekanbaru dan bahkan mencapai seluruh kawasan Provinsi Riau.
Sosialisasi ini juga bertujuan membudayakan sepak bola agar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Pekanbaru. Berkat kerja keras para aktivisnya, Asykar Theking sekarang tumbuh menjadi sebuah kelompok supporter nan sudah dikenal luas di Indonesia.
Asykar Theking juga turut berperan dalam menjaga keamanan pertandingan, sebab sejak kelahirannya, pertandingan kandang PSPS Pekanbaru selalu berlangsung tertib dan aman. Mereka berkomitmen mengusung semangat positif dan memberikan contoh kepada penonton lain dalam memberikan dukungan nan sportif kepada PSPS Pekanbaru.