Jurnal Khusus

Jurnal Khusus

Berbicara mengenai akuntansi berarti membahas tentang siklus akuntansi. Ya, siklus akuntansi ialah hal wajib nan harus diketahui oleh semua pihak nan berhubungan dengan akuntansi, seperti: staf akuntansi, kepala bagian akuntansi, dosen akuntansi, guru akuntansi, dan mahasiswa atau siswa jurusan akuntansi. Adalah tak lucu bila setiap hari seseorang berkutat dengan laporan keuangan tapi tidak mengerti siklusnya.

Sekalipun saat ini software akuntansi sudah diberdayakan, nan itu artinya semua orang dapat mengakses data- data akuntansi, namun tetap saja pengetahuan buat memahami siklus akuntansi itu sangat penting. Siklus tersebut ibarat peta jalan nan akan memandu siapa saja nan ingin menggunakan jalan tersebut.

Tak ada peta artinya kemungkinan tersesat akan semakin besar, pun tidak mengerti siklus akuntansi artinya kemungkinan buat dapat salah juga semakin besar. Mari kita bahas satu per satu tentang siklus laporan keuangan atau akuntansi tersebut.



Bukti Transaksi

Tanpa adanya bukti transaksi, siklus akuntansi tidak akan mungkin dapat berjalan. Bukti transaksi ibarat tiket masuk nan menjadi hal wajib buat memasuki arena permainan. Tanpa tiket tersebut, siapapun akan dianggap sebagai pengunjung gelap. Kegiatan akuntansi, tanpa adanya bukti transaksi, pencatatan transaksi akan dianggap sebagai penipuan. Tak ada bukti kok dicatat? Begitulah.



Apa saja nan termasuk bukti transaksi?
  1. Faktur atau invoice , buat transaksi kredit
  2. Nota debit dan kredit
  3. Kuitansi, buat transaksi tunai
  4. Bon
  5. Surat utang karyawan, buat transaksi internal di perusahaan
  6. Slip gaji
  7. dan segala sesuatu nan dapat dijadikan bukti sah terjadinya transaksi keuangan


Jurnal Umum

Jurnal generik fungsinya hampir sama dengan buku harian. Buku harian ialah catatan nan "melaporkan" kegiatan kita sehari- hari, pun dengan jurnal generik nan isinya juga berupa catatan transaksi keuangan nan terjadi pada perusahaan. Bedanya, bila buku harian tak wajib diisi atau sesuka hati kita, maka jurnal generik wajib diisi setiap kali ada transaksi. Jurnal generik ialah perekam nan mencatat jejak segala macam aktivitas keuangan perusahaan.

Misalnya: Pada tanggal 5 Mei 2012, Bu Wati, pemilik Salon "Cantik" telah membeli peralatan berupa lima buah kursi buat pelanggan senilai Rp 1.000.000,00 secara tunai. Maka, jurnal umumnya adalah:

5 Mei 2012/ Peralatan Rp 1.000.000,00

Kas Rp 1.000.000,00



Jurnal Khusus

Dalam siklus akuntansi, jurnal spesifik ini sifatnya "sunnah" atau tak wajib. Jurnal spesifik hanya dibuat bila perusahaan terlalu sering melakukan transaksi sejenis. Perusahaan dagang berskala besar misalnya, sudah niscaya bila setiap hari, ada ribuan bahkan puluhan ribu transaksi pembelian dan penjualan.

Pada kondisi seperti itu, pencatatan transaksi keuangan pada jurnal generik dianggap tak efektif. Itu sebabnya, disediakan jurnal spesifik nan spesifik buat mencatat transaksi keuangan nan sering terjadi tersebut.



Adapun, macam- macam jurnal spesifik adalah:
  1. Jurnal pembelian, buat mencatat pembelian kredit
  2. Jurnal penjualan, buat mencatat penjualan kredit
  3. Jurnal penerimaan, buat mencatat penerimaan kas
  4. Jurnal pengeluaran, buat mencatat pengeluaran kas

Dengan adanya jurnal khusus, perusahaan dapat melihat sewaktu-waktu secara lebih detail dan khusus, berapakah jumlah pembelian, penjualan, penerimaan, dan pengeluaran kas bulan eksklusif dan tanggal berapa saja. Lebih mudah bukan.



Buku Besar

Siklus akuntansi selanjutnya setelah jurnal ialah buku besar. Bila pada jurnal, kelompok- kelompok transaksi atau biasa disebut dengan akun masih bercampur satu dengan nan lain, maka pada buku besar, akun- akun ini dicatat pada masing- masing laporan nan disebut dengan buku besar.

Jadi, nantinya akan ada akun khusus: kas, piutang, utang dagang, persediaan barang dagang, peralatan, perlengkapan, beban gaji, dll. Akun "kas" misalnya, tentu saja hanya akan membahas tentang ke luar masuknya kas dan bukan nan lainnya. Pun dengan akun "piutang", tentu saja hanya akan membahas ke luar masuknya piutang dan bukan nan lain. Dengan adanya buku besar, perusahaan akan semakin mudah dalam melihat saldo setiap akun sewaktu-waktu.



Buku Besar Pembantu

Fungsinya sebenarnya sama dengan jurnal khusus. Buku besar pembantu ada buat membantu buku besar agar lebih terperinci. Misalnya pada perusahaan dagang, pada akun bernama "utang dagang" tertulis jumlah sebesar Rp 100.000.000,00. Jumlah tersebut terdiri dari debitur bernama siapa saja? Nah, buat merinci nama- nama debitur, maka perusahaan membuat buku besar pembantu.



Macam- macam buku besar pembantu, yaitu:
  1. Buku besar pembantu utang
  2. Buku besar pembantu piutang
  3. Buku besar pembantu persediaan


Neraca Saldo

Neraca saldo berisi semua saldo akhir nan ada pada masing- masing akun di buku besar. Jadi, sumber dari neraca saldo ialah buku besar. Di akhir periode, sesaat sebelum laporan keuangan dibuat, neraca saldo harus terlebih dahulu dibuat. Apa kegunaannya? Kegunaan dari neraca saldo ialah buat mengecek kebenaran dari masing- masing transaksi.

Apakah tak ada transaksi nan terselip dan apakah jumlah debet & kredit sudah seimbang. Neraca saldo dibuat berututan. Urutan paling atas ialah akun nan paling likuid atau mudah diuangkan dan urutan paling akhir ialah akun nan non likuid.



Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian ialah siklus akuntansi berikutnya setelah neraca saldo. Jurnal penyesuaian ialah jurnal nan dibuat dengan tujuan buat menyelaraskan kondisi konkret dengan catatan sebab seiring dengan berjalannya waktu dapat saja kondisi konkret tidak sinkron dengan catatan. Namun, bukan berarti terjadi manipulasi data. Untuk lebih jelasnya, lihatlah akun apa saja nan biasanya dibuatkan jurnal penyesuaian.

1. Akun "Penyusutan" Aktiva

Tetap Selama proses berjalan, aktiva tetap seperti kendaraan misalnya, tentu akan mengalami penurunan nilai bukan sebab dipergunakan. Nah, penurunan nilai tersebut akan dicatat pada jurnal penyesuaian.

2. Akun "Sewa Dibayar di Muka" dan "Asuransi Dibayar di Muka"

3. Akun "Perlengkapan"

4. Akun "Utang Beban"

5. Akun "Piutang Pendapatan"



Kertas Kerja

Sebenarnya, kertas kerja tidak masuk dalam siklus akuntansi. Namun, perusahaan biasanya membuat kertas kerja ini buat membantu memudahkan mereka dalam memosting pada laporan keuangan. Dengan adanya kertas kerja, setidaknya perusahaan sudah memiliki "bocoran" seperti apa kondisi laporan keuangan mereka.

Kertas kerja sendiri ialah laporan berisi 10 kolom debet dan kredit dengan lima kolom utama, yaitu: neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, keuntungan rugi, dan neraca. Jadi, sekalipun kertas kerja tidak masuk siklus akuntansi, namun keberadaannya sangat dibutuhkan.



Laporan Keuangan

Laporan keuangan dapat dibilang ialah siklus akuntansi nan terakhir. Laporan ini merupakan PRODUK dari kegiatan akuntansi nan dilakukan oleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini terdiri dari lima bagian, yaitu:

  1. Laporan Laba/ Rugi
  2. Laporan Perubahan Modal
  3. Neraca
  4. Laporan Arus Kas
  5. Catatan atas Laporan Keuangan

Siklus akuntansi tak akan paripurna dan berarti tanpa adanya laporan keuangan.



Berikut ini ialah contoh dari laporan keuangan:

Perusahaan Jasa Sehat dan Bahagia Selalu

Neraca

Per 31 Desember 2034

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas dan Setara Kas xx

Sewa Dibayar di Muka xx

Asuransi Dibayar di Muka xx

Piutang Dagang xx +

Total Aktiva Lancar xx

Aktiva Tetap

Tanah xx +

Total Aktiva xx



UTANG DAN MODAL

Utang Lancar

Utang Usaha jangka Pendek xx

Utang Jangka Panjang

Utang Wesel jangka Panjang xx +

Jumlah Utang xx

Modal

Modal Tuan Siwon xx +

Total Utang dan Kapital xx



Jurnal Penutup

Sekalipun di atas sudah dikatakan bahwa laporan keuangan ialah siklus akuntansi nan terakhir, namun sebenarnya masih ada siklus akuntansi nan lain. Siklus akuntansi pasca laporan keuangan tersebut ialah jurnal penutup. Jurnal epilog ialah jurnal nan dipergunakan buat menutup akun- akun nominal. Akun- akun nominal tersebut adalah: beban, pendapatan, laba, dan prive (kalau ada).



Berikut ini ialah format dari jurnal penutup:

Ikhtisar keuntungan rugi xx

Beban- beban xx

(untuk menutup akun beban)

Pendapatan- pendapatan xx

Ikhtisar keuntungan rugi xx

(untuk menutup akun pendapatan)

Ikhtisar keuntungan rugi xx

Kapital xx

(Untuk menutup laba, bila terjadi laba)

Modal xx

Prive xx

(Untuk menutup prive, bila ada)

Dengan adanya jurnal penutup, akun- akun nominal tersebut saldonya jadi "nol" kembali dan siap diisi pada periode berikutnya.



Neraca Saldo setelah Penutupan

Neraca Saldo setelah Penutupan juga salah satu bagian dari siklus akuntansi pasca pembuatan laporan keuangan. Prinsip pengisiannya sama dengan pengisian neraca saldo.



Jurnal Pembalik

Jurnal pembalik ini boleh ada boleh tidak, terserah perusahaan.

Dengan memahami siklus akuntansi seperti di atas, siapapun nan berhubungan dengan akuntansi tak akan tersesat. Ingin memahami auditing, sistem informasi akuntansi, akuntansi biaya, akuntansi manajemen? Jangan coba- coba buat melangkah bila belum memahami sahih siklus akuntansi.