Kriteria nan Harus Dimiliki Humas
Anda niscaya pernah melihat baliho, bukan? Cara berpromosi nan satu ini memang menelan biaya cukup banyak. Suatu produk atau layanan jasa nan sedang dipromosikan bisa terlihat dari papan besar di pinggir jalanan ibu kota, lengkap dengan digital printing nan membuat iklan tersebut terlihat sangat menarik. Beriklan dengan baliho ini terbilang cukup efektif, sebab semua masyarakat nan melintas akan bisa dengan mudah melihatnya dan nan terpenting tujuannya dapat tersampaikan.
Tahukah Anda bahwa Interaksi Masyarakat atau nan lebih kita kenal sebagai humas merupakan sosok nan krusial dalam promosi-promosi tersebut? Kemampuan profesionalisme seorang humas menjadi salah satu hal pokok nan harus dimiliki tiap forum atau organisasi nan ingin mendapatkan kepercayaan masyarakat. Lalu, apa sebetulnya pengertian humas ?
Sedekat apakah humas dengan kehidupan masyarakat? Dan bagaimana peranannya? Tentu Anda bertanya-bertanya juga mengapa diperlukan humas dalam kehidupan sosial maupun politik? Bahkan, tidak semua pihak dapat berprofesi sebagai humas dengan baik, mereka harus memiliki berbagai kriteria spesifik nan harus dipenuhi agar fungsi dan perannya benar-benar mampu menunjang kepercayaan masyarakat. Mau tahu bagaimana jawabannya? Ini dia informasi selengkapnya.
Makna Dasar Pengertian Humas
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Prof.Dr. Soleh Sumirat,M.S. dalam bukunya Dasar-Dasar Public Relations menyimpulkan bahwa public relations atau interaksi masyarakat ialah tindakan pencitraan nan dilakukan buat menarik simpati masyarakat terhadap suatu organisasi atau perusahaan.
Menurut IPRA (International Public Relations Association), humas merupakan bagian dari organisasi atau forum nan fungsinya terencana dan berkelanjutan buat memperoleh simpati atau dukungan dari pihak nan terkait. Dan dapat mengetahui opini public. Humas sendiri dapat dikatakan sebagai bagian organisasi atau forum nan dapat menciptakan kepercayaan public terhadap organisasi tersebut.
Sejarah munculnya konsep dasar humas diawali pada tahun 1906 oleh Ivy lee, seorang tokoh nan berperan dalam penyelesaian konflik antara buruh batu bara dengan pengusaha. Konsep nan dicetuskan ini dikenal sebagai Declaration of Principle (Deklarasi Azas-Azas Dasar) atau disebut sebagai prinsip terbuka nan tak menyembunyikan data dan fakta.
Di Indonesia, konsep humas baru dikenal saat setelah kemerdekaan, yaitu tahun 1950. Pertama, humas digunakan dalam proses pemerintahan yaitu buat menjelaskan fungsi-fungsi setiap kementrian, jawatan, lembaga, badan, dan bagian pemerintahan lain. Konsep humas inilah nan menjadi cikal bakal konsep humas hingga saat ini. Dengan munculnya berbagai pihak, lembaga, maupun organisasi, keberadaan humas menjadi sangat krusial dan dibutuhkan.
Humas merupakan jembatan penghubung antara sekelompok manusia di suatu organisasi dengan sekelompok manusia lain. Keberagaman karakter dan sifat manusia lebur menjadi satu dalam memahami organisasi atau perusahaan eksklusif sebab adanya interaksi masyarakat atau humas nan menerangkan tentang fungsi dari kelembagaan tersebut. Oleh sebab itu, humas dapat dikatakan sebagai bagian dari ilmu sosial.
Bicara mengenai ilmu sosial, komunikasi menjadi kebutuhan nan mendasar. Humas dianggap dapat menjadi nan paling memegang peranan dalam sukses tidaknya komunikasi nan terjalin di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini, humas harus benar-benar memahami budaya, bahasa, kebiasaan nan berlaku, pendekatan psikologis, serta bagaimana interaksi sosial nan tercipta di antara individu atau kelompok masyarakat satu dengan individu atau kelompok lainnya.
Humas sebagai Profesi
Pentingnya keberadaan humas dalam suatu forum atau organisasi, membuat posisi humas membutuhkan profesionalisme tinggi sehingga tidak heran jika humas menjadi salah satu profesi. Selayaknya profesi lain nan membutuhkan kriteria serta kemampuan nan sesuai. Seorang humas harus benar-benar berperan dalam memberikan informasi, meyakinkan, mendidik, hingga membuat masyarakat atau pihak nan bersangkutan tertarik dan percaya pada keberadaan dan tujuan organisasi atau forum tersebut.
Pekerjaan humas tak menyangkut interaksi dengan masyarakat eksternal di luar forum atau organisasi saja, seorang humas juga harus menjalin interaksi baik dengan publik internal hingga mencapai suatu interaksi nan harmonis. Sehingga humas bukan hanya sebagai pemberi informasi, melainkan juga pembina interaksi nan serasi antar anggota organisasi, maupun publik eksternal.
Pekerjaan humas tentu memiliki kendala, seperti halnya profesi lain. Beberapa pihak kadang memberikan kesan buruk terhadap informasi nan dibawa oleh seorang humas. Hal ini biasanya disebabkan oleh sifat-sifat pihak nan apatis, berprasangka buruk, negative thinking, sikap melawan, hingga sikap tak peduli.
Inilah nan menjadi tantangan bagi seorang humas. Kesan negative tentu dilandasi oleh berbagai hal pemicu nan tak boleh membuat humas mundur begitu saja. Seorang humas harus memiliki kemampuan buat mengubah kesan negative tersebut menjadi kesan nan mengarah pada ketertarikan publik, pengertian publik, hingga penerimaan publik.
Tujuan profesi humas memang tak dapat dilakukan sekali dan berhasil. Proses dalam memberikan informasi dan pengertian dilakukan dalam usaha-usaha nan bertahap hingga public benar-benar meyakini dan memahami maksud dari apa nan ingin disampaikan humas.
Beberapa fungsi nan harus tercapai dalam profesi humas, antara lain :
1. Membuat kesan
Kesan merupakan citra nan diterima publik mengenai apa nan disampaikan humas nan sinkron dengan pengetahuan mereka mengenai informasi tersebut. kesan nan baik bisa tercipta dengan tahapan usaha nan terus dilakukan.
2. Memberikan pengetahuan dan pengertian
Peran humas dalam memberikan pengetahuan dan pengertian sangat krusial dilakukan baik kepada bagian internal (dalam organisasi atau lembaga) maupun public eksternal (di luar organisasi atau masyarakat). Informasi nan disampaikan tentu berupa informasi seksama dan disampaikan dengan cara nan meyakinkan kedua pihak.
3. Menciptakan ketertarikan
Hal ini merupakan peran terpenting, dapat dikatakan sebagai tujuan profesi humas. Ketertrikan ini akan memberikan pengaruh besar buat organisasi maupun tersebut.
4. Penerimaan publik
Selain mencipatakan ketertarikan, humas juga berfungsi buat menciptakan penerimaan dari publik. Pada umunya, public tak mau menerima informasi sampai melakukan penolakan dan memiliki pikiran negative thinking, di sinilah fungsi humas nan krusial buat memberikan informasi sejelas-jelasnya agar publik mau menerima dengan didasari pada pengertian dan ketertarikan.
5. Meraih simpati
Humas harus bisa menyampaikan informasi secara jelas dan akurat. Dengan demikian, bisa meraih simpati dari publik.
Kriteria nan Harus Dimiliki Humas
Humas dibentuk buat menunjukkan gambaran positif suatu organisasi sekaligus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sasaran mereka datang dari kalangan internal dan eksternal.
Humas menjadi bagian dari suatu manajemen perusahaan nan bisa menghubungkan hubungan sosial nan terjadi di sekitar lingkungan kerja perusahaan. Selain itu juga krusial baginya membina interaksi sosial nan baik ke masyarakat luar dalam rangka go public atau kebutuhan promosi lainnya.
Di antara kegiatan nan humas sering lakukan ialah memberikan informasi, menerangkan hingga melakukan tindakan persuasif, berpromosi melalui iklan, brosur, press release , buklet, juga mengadakan acara seperti konferensi pers, pameran, dan charity .
Untuk dapat melakukan semua tugasnya, seorang humas haruslah memiliki kriteria sebagai berikut:
- Communicative, mampu berkomunikasi dengan baik, verbal maupun tulisan. Kemampuan komunikasi ini akan mendukung perannya nan berhubungan langsung dengan publik.
- Leadership skill , memiliki kemampuan dalam memimpin. Kemampuan ini digunakan agar seorang humas memiliki sifat bijaksana dalam menentukan langkah-langkah nan akan diambil dalam proses kegiatannya.
- Make friends , fleksibel dalam bergaul. Orang nan mudah berteman tentu akan lebih mudah diterima oleh publik dengan sifat-sifatnya nan disukai.
- Credibility , mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebab kejujurannya dalam menerangkan sesuatu nan positif tentang perusahaan secara netral dan objektif tentunya. Seorang humas tak dapat terlihat terlalu memihak salah satu pihak saja, melainkan harus membaur dan menyampaikan informasi secara jujur dan tak merugikan.
- Plenty of ideas , seorang humas dituntut buat menciptakan hal-hal baru nan kreatif dan inovatif dalam mempromosikan perusahaan. Promosi nan itu-itu saja akan membuat masyarakat kurang bersimpati sebab dianggap sama dengan perusahaan, lembaga, atau organisasi lainnya.