Tip Sukses Mengatasi Masalah di Hari Pertama Kerja
Setiap orang mempunyai masalah. Namun problem terberat akan dialami oleh orang-orang nan merasa tak memiliki problem. Merasa tak memiliki problem, ialah suatu problem. Dapat jadi itu disebabkan sebab dia tak tahu, tak menyadari, mengabaikan atau meremehkan sesuatu nan sebenarnya ialah sebuah problem.
Masalah ialah sesuatu nan menghalangi kita dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup, baik itu nan bersifat lahiriah maupun batiniah. Pada orang-orang nan memiliki baku kebutuhan dan keinginan nan rendah, problem nan dia hadapi akan sederhana. Namun, bagi mereka nan standarnya tinggi, problem ini akan sedemikian kompleksnya. Keinginan buat bisa memiliki televisi baru, tentunya akan membawa problem nan berbeda dengan keinginan buat mendapatkan mobil baru.
Memang sahih bahwa semakin sederhana suatu keinginan, maka akan semakin sederhana problem nan akan dihadapi. Begitu juga sebaliknya. Namun, bagi seseorang nan tak memiliki keinginan, bukan berarti dia tak punya problem. Sebab tak mempunyai keinginan, sebenarnya ialah suatu problem.
Masalah - Atasi dengan Jujur dan Terbuka
Setiap orang ingin bahagia. Namun anehnya, tak seorang pun nan memahami, apa itu bahagia? Kalangan sufistik menyatakan bahwa senang itu bersifat rohaniah. Siapapun nan sanggup membebaskan dirinya dari tipu daya pesona dunia, maka dia akan berbahagia. Selanjutnya mereka mengasingkin diri dari pergaulan sosial, gencar mendekatkan diri pada Tuhan dengan melakukan serangkaian puja puji dan doa.
Apa nan dilakukan oleh kaum sufi tersebut, diistilahkan dengan eskapis atau asketis, yaitu melarikan diri dari global nyata. Kenapa mereka melarikan diri dari global nyata? Akan ada majemuk jawaban nan dapat kita dapat. Bagi kaum sufi sendiri, mungkin akan menjawab bahwa global ini penuh kepalsuan. Sementara kebenaran sejati hanya dapat didapat andaikata kita dapat semakin menjauhkan diri dari tipuan global dan menempa kehidupan rohani agar dapat semakin dekat dengan kesejatian, ruhul qudus atau Tuhan.
Mereka kemudian menjalani dan menikmati hayati sebagai paria nan sederhana. Memenuhi kebutuhannya hanya sekedar buat bisa mempertahankan hayati saja, tanpa sedikit pun menimati kesenangan. Tanpa menikmati kesenangan duniawi, maka mereka menganggap telah sukses menundukkan nafsu dan keberhasilan inilah nan akan menjadikan mereka sebagai orang-orang suci. Dihampir semua agama, golongan seperti ini selalu ada.
Benarkah asumsi demikian? Sederhana tak sama artinya dengan membatasi kebutuhan hayati hingga batas paling minimal. Sederhana ialah sanggup mensyukuri dan menikmati hayati dengan apa adanya. Manusia nan mengisolasi dirinya dari pergaulan sosial sebab alasan apapun, pastilah sebab memiliki masalah. Namun, apakah itu akan diakui atau tidak, ialah suatu persoalan lain.
Maka krusial bagi kita buat bisa mengenali apa problem kita. Sebab tanpa mengenalinya secara baik biasanya kita cenderung akan menempuh jalan penyelesaian nan ekstrim. Cara ekstrim ini biasanya tak menyelesaikan, tetapi sebaliknya justru malah membuat problem baru. Ketidak sanggupan dalam mengenali, akan membuat seseorang tak memiliki pengetahuan buat menyelesaikan masalah. Akibatnya, dapat jadi dia akan mengasingkan diri, gila atau bahkan bunuh diri.
Bagaimana cara mengenali masalah ? Jawabannya simpel, bersikap jujur dan terbuka. Jujur kepada diri sendiri ialah faktor primer nan akan bisa membantu kita mengenali apa persoalan kita. Apa nan menyebabkan bisnis kita gagal? Saingan kita berbuat curang atau kapasitas kita nan memang masih terbatas dalam bisnis ini? Dengan bersikap jujur kepada diri sendiri, maka kita akan bisa mengenali masalah apa nan membuat bisnis kita gagal.
Ada banyak orang nan punya problem, namun dengan berbagai alasan mereka tak mau mengakuinya. Bahkan ketika ada seseorang nan datang dan bermaksud menolongnya, dia menolak bahkan tersinggung. Pernahkah Anda berhadapan dengan orang seperti ini?
Ada kesamaan generik nan biasa terjadi pada seseorang nan sedang tertimpa masalah, yaitu jadi bersikap tertutup. Sikap ini diambil dengan beberapa alasan. Mungkin saja dia tak ingin ada orang lain nan mengetahui persoalannya atau dapat juga sebab dia tak percaya ada seseorang nan bisa membantu menyelesaikan persoalannya.
Semakin besar persoalan hayati nan dihadapi seseorang, biasanya akan menjadikan orang itu semakin sensitif dan mudah tersinggung. Selain itu juga bersikap defensif, mudah curiga, emosi tak stabil, dan berbagai watak tak menyenangkan lain nan disebabkan oleh energi negatif nan dipeliharanya. Semakin kuat energi negatif nan melingkupinya, maka akan semakin kentara watak negatif nan diekspresikannya.
Bersikap tak jujur dan tertutup terhadap problem nan dihadapi, akan jadi media paripurna bagi pengakumulasian energi negatif. Semakin kuat energi negatif, maka akan semakin melemahkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah. Maka jika sahih ingin dapat menyelesaikannya, kita harus bersikap jujur pada diri sendiri dan terbuka pada orang lain nan sekiranya bisa dipercaya.
Masalah Itu Menyempurnakan Hidup
Setiap problem nan kita hadapi, akan meningkatkan kualitas diri kita jika kita dapat menghadapinya secara arif dan menyelesaikannya secara benar. Semua problem nan ada dihadapan kita, telah memberikan kontribusi besar bagi manusia sepanjang sejarah kehidupannya. Adanya problem selalu akan memancing kreativitas serta meningkatkan kemampuan manusia buat bisa mengatasinya.
Ketika manusia masih nomaden dan hayati dari berburu, mereka berhadapan dengan cuaca dan iklim. Pada musim dingin mereka menggigil kedinginan dan kelaparan. Beberapa nan lemah dan tak mau berpikir, akhirnya wafat sebab ini. Bagi nan mau berpikir, mereka segera tahu apa nan harus dilakukan buat menghadapi persoalan ini. Hingga akhirnya mereka menemukan baju dari kulit kayu atau kulit binatang dan memiliki cara buat mengawetkan bahan makanan.
Mereka juga punya problem lain dengan sesamanya nan tidak sporadis berujung pada konflik. Mereka berkonflik buat urusan keadilan dalam pembagian hasil buruan dan kepemilikan barang. Begitu juga dengan loka beristirahat dan pasangan hidup. Dari adanya konflik ini, maka lahirlah tata nilai tentang pergaulan, perlindungan, dan penyelesaian masalah. Memang pada mulanya tak sempurna, namun lambat laun tata nilai tersebut berevolusi sinkron dengan perkembangan zaman.
Ketika manusia berhadapan dengan problem buat membawa suatu benda nan berat, mereka pun lantas dapat menemukan pikulan supaya dapat dibawa bersama-sama. Dari pikulan terus disempurnakan hingga jadi gerobag dan seterusnya. Demikianlah bagaimana problem manusia telah memberikan sumbangan besar bagi kemajuan peradaban manusia.
Bercermin pada ilustrasi di atas, maka menghindar dari keharusan buat menyelesaikan masalah ialah suatu sikap nan tak bijak. Sebab sikap ini tak akan membuat kualitas diri kita meningkat dan menjadikan hayati kita semakin maju. Tetapi justru akan membuat diri kita semakin terpuruk dan hayati kita semakin mundur.
Perlu kita sadari bahwa tak ada manusia dan kehidupan nan sempurna. Semuanya tak paripurna dan menjadi tugas manusia buat mengusahakannya menuju pada kesempurnaan. Maka tak perlu malu dengan ketidaksempurnaan diri dan hayati kita. Semakin kita malu dan enggan mengakui itu, maka kita akan semakin jauh pada kesempurnaan dan semakin tenggelam dalam ketidaksempurnaan.
Perlu diingat, kesempurnaan bukanlah sesuatu nan statis. Dia bersifat bergerak maju dan selalu berkembang sinkron zaman. Adapun masalah ialah elemen dari ketidaksempurnaan itu, dia juga bersifat bergerak maju dan selalu berkembang. Kenyataan inilah nan disebut dengan dialektika. Ada kenyataan, ada masalah, ada penyelesaian nan selanjutnya jadi fenomena baru, mendapat masalah baru lagi, begitu seterusnya tanpa henti.
Tanpa adanya kemauan dan kemampuan nenek moyang umat manusia buat menyelesaikan problem-problem nan mereka hadapi pada masanya, tak mustahil pada saat ini kita masih memegang lembing dan tinggal dalam gua-gua. Berteriak liar dan mengejar hewan buruan di siang hari serta duduk mengelilingi barah unggun guna menghangatkan badan di malam hari. Jangan takut dengan masalah sebab itu akan menyempurnakan hayati kita.
Tip Sukses Mengatasi Masalah di Hari Pertama Kerja
Bagi Anda nan baru lulus sekolah atau kuliah dan diterima kerja di perusahaan atau institusi apa pun, pada umumnya hari pertama bekerja ialah hari nan paling menegangkan sebab mungkin saja timbul masalah. Anda hawatir membuat masalah di hari pertama bekerja.
Ini menjadi beban mental nan tidak mudah. Suasana baru, lingkungan baru, dan orang-orang baru. Jika Anda termasuk orang nan mentalnya lemah, tentu akan semakin menambah masalah pribadi dan beban mental.
Sebenarnya hal ini wajar. Apalagi jika Anda diterima di perusahaan atau institusi tersebut setelah melewati rangkaian testing nan sulit dan wawancara nan tidak kalah menegangkan dari hari pertama bekerja. Kecuali bagi orang nan sudah punya pengalaman kerja. Mereka sudah pernah mengalaminya walaupun tidak sedikit pula nan merasakan hal nan sama.
Tip Mengatasi Masalah di Hari Pertama Kerja
Untuk mengatasi ketegangan pada hari pertama bekerja dan tak menimbulkan masalah, berikut ada beberapa tips nan layak Anda coba.
1. Jangan Sampai Saltum (salah kostum)
Bagi perusahaan nan memakai seragam, tentu lebih mudah diketahui seragam apa nan harus dipakai, jenis kain, dan warnanya, walaupun ada baiknya juga ditanyakan kepada HRD. Masalahnya ialah perusahaan nan tak menetapkan baku baju secara jelas.
Anda harus pintar-pintar mengetahui bagaimana baju karyawannya, apakah resmi, berdasi bagi pria atau memakai rok bagi wanita. Tapi ada juga nan pakaiannya bebas asal sopan, jeans, t-shirt, dan jaket. Semakin sinkron baju kita dengan lingkungan kerja, maka akan semakin percaya diri.
2. Menanyakan Job Description (penjelasan tugas)
Menanyakan kepada atasan apa saja nan harus dikerjakan dan siapa nan dapat dihubungi apa kita mengalami masalah. Wajar jika melakukan kesalahan di hari pertama kerja, asalkan tak melakukan kesalahan serupa dan tunjukkan niat mau belajar. Oleh sebab itu, segera tanyakan jika tak paham dengan tugas Anda. Namun jangan terus menerus menanyakan hal nan sama, sebab Anda akan dianggap tak dapat menangkap instruksi kerja secara cepat.
3. Membuat Agenda Kerja
Apa saja tugas Anda, apa nan harus dikerjakan terlebih dahulu berdasarkan prioritas kerja ialah beberapa kegiatan nan harus biasa diagendakan supaya kerja menjadi sistematis, menghindari lupa dan lewat dealine . Sebagai karyawan baru, Anda akan lebih diperhatikan dan dinilai apakah kayak dipertahankan atau tidak.
4. Mencari Senior nan Kooperatif
Mendapatkan teman kerja nan sudah senior dan mau berbagi pengalaman tentu akan sangat bermanfaat. Tanyakanlah kepadanya hal-hal krusial nan tak dikatakan Boss Anda secara detil, budaya perusahaan atau hambatan nan dihadapi dalam menyelesaian tugas.
5. Kritis Tapi Etis
Ketika ada meeting atau kesempatan lain di mana karyawan dituntut buat mengeluarkan ide cemerlang dan Anda mempunyai ide nan dirasa cocok, maka jangan ragu buat mengungkapkannya meskipun Anda karyawan baru. Tentu saja tanpa diikuti oleh kesan sok pintar atau sok tahu, namun ide Anda berdasarkan argumentasi nan logis tapi tetap rendah hati.
6. Bersabar
Biasanya karyawan baru apalagi umurnya nisbi muda tidak sporadis menjadi bulan-bulanan karyawan senior. Jangan mengeluh, kerjakan saja selama sinkron tugas. Tapi jika pekerjaan itu di luar tugas, Anda berhak menolaknya tentu dengan bahasa nan sopan.
7. Berteman di Dalam Lingkungan Pekerjaan
Jangan menunggu disapa, ditanya kabar, alamat, dan lain-lain. Usahakan Anda nan lebih dulu menyapa, memperkenalkan diri, mengajak kenalan supaya cepat beradaptasi dengan lingkungan nan baru dan tak dianggap arogan atau mengasingkan diri. Jalinlah segera interaksi nan lebih dekat tapi wajar dengan karyawan lainnya baik di satu divisi atau divisi nan berbeda.
8. Berteman di luar Lingkungan Pekerjaan
Bergaul di dalam lingkungan kerja memang baik. Tapi berteman di luar lingkungan kerja juga tidak kalah baiknya misalnya olah raga, band , atau hobi lainnya. Anda dapat mempererat interaksi baik tidak sebatas rekan kerja tapi menjadi sahabat. Dampaknya komunikasi dalam pekerjaan akan menjadi lebih mudah.
9. Simak dan Amati
Dengan cara mendengarkan serta mengamati saat berada di loka kerja nan baru, seseorang akan memperoleh banyak informasi dan juga banyak pembelajaran. Seseorang nan berada di loka kerja tersebut juga bisa belajar buat mengamati dan memahami lingkungan kerja dan sekitarnya.
10. Bantu dan Inisiatif
Menjadi teman kerja nan bersifat inisiatif serta suka membantu merupakan salah satu cara supaya cepat disukai di loka kerja. Bila pekerjaan nan sedang dikerjakan telah selesai, sebaiknya menanayakan pada atasan pekerjaan apa nan selanjutnya harus dilakukan. Jangan hanya duduk terdiam dan menunggu tugas berikutnya nan diberikan oleh atasan. Cara ini akan membantu masalah Anda saat hari pertama kerja.
11. Bersikap Sopan dan Santun
Agar tak menimbulkan masalah di hari pertama kerja, hal terpenting ialah selalu bersikap sopan dan selalu menjaga sikap positif selama di kantor. Akan lebih baik jika kita mencoba berkomunikasi secara baik dengan seluruh karyawan, khususnya teman kerja satu tim. Dengan begitu, seseorang nan berada di lingkungan baru akan merasa nyaman.
12. Jangan Bergosip di Loka Kerja
Godaan atau rayuan teman kerja di kantor buat bergosip memang menjadi godaan terberat dan sulit buat dihindari. Untuk mengatasi masalah ini, akan lebih baik jika hal tersebut dihindari sejak Anda pertama kali kerja di loka tersebut. Sebaiknya kita memperbanyak teman di kantor nan baru daripada ikut-ikutan bergosip nan hanya akan merusak gambaran diri kita.
13. Membuat Perencanaan
Rencanakan dengan matang aktivitas Anda di hari pertama kerja, seperti apa, mengapa, bagaiamna, kapan, dan siapa nan memiliki tanggung jawab terkait tugas-tugas nan diberikan. Membuat sebuah perencanaan sangat krusial sekali. Bukan hanya perencanaan jangka panjang, tetapi juga perencanaan jangka panjang.
14. Mengingat Kembali Masalah Kerja di Loka Sebelumnya
Di masa lalu, niscaya setiap orang nan bekerja di kantor pernah mengalami berbagai masalah kerja, termasuk Anda nan baru bekerja di loka baru. Saat mengalami problem di loka kerja nan baru, cobalah mengingat kembali bagaimana cara mengatasi problem nan dulu dihadapi dan sekarang hal itu kembali menghampiri Anda di loka kerja nan baru. Ini ialah cara buat mengatasi masalah nan dihadapi sekarang di loka kerja.
15. Tidak Datang Terlambat ke Loka Kerja
Untuk mengantisipasi datang terlambat ke loka kerja, cobalah sehari sebelum masuk kerja Anda berkendara dari rumah ke kantor. Hitung waktu, jarak, dan keadaan jalan pada saat kerja. Dengan mengetahui jeda dan waktu tempuh, Anda bisa memperkirakan waktu tempuh sehingga terhindar dari keterlambatan masuk kerja.
16. Membawa Makan Siang
Saat mengawali kerja di loka kerja nan baru, Anda mungkin masih belum tahu keadaan, kebiasaan, termasuk jadwal makan siang. Kita tentu belum tahu apakah disediakan makan siang atau tidak. Nah, buat mengatasi masalah makan siang ini, sebaiknya Anda membawa makan siang sendiri buat berjaga-jaga jika di loka kerja nan baru memang tak disediakan makan siang.
17. Mencintai Pekerjaan
Agar dapat mencetak prestasi dalam pekerjaan, Anda terlebih dahulu harus mencintai pekerjaan nan digeluti, terutama bagi mereka nan bekerja di hari pertama masuk kerja di loka baru. Bila tak pernah berupaya buat mencintai pekerjaan tersebut, seseorang tentu akan sulit mengukir prestasi dalam pekerjaannya. Cari dan pilih pekerjaan nan memang sinkron dengan bidang nan digeluti serta anggaplah kantor sebagai rumah kedua agar tercipta suasana nyaman saat bekerja.
Itulah tip-tip berhasil mengatasi masalah di hari pertama kerja. Jika ingin melewati hari pertama kerja di kantor baru dengan sukses, tak ada salahnya Anda mencoba tip di atas. Semoga bermanfaat!