Kartun Jepang - Sederhana di Tengah Karekternya nan Kuat

Kartun Jepang - Sederhana di Tengah Karekternya nan Kuat

Kira-kira akhir dasa warsa 1980-an ada peristiwa besar di global perkomikan, yakni perluasan kartun jepang merambah Indonesia. Sungguh menarik menyimak sejarah komik atau kartun jepang nan ternyata memiliki daya tarik tersendiri hingga menjadi sebuah kekuatan nan mampu menggusur kartun lokal ke tubir jurang.

Kartun jepang merupakan bukti bahwa kebudayaan Jepang dalam hal ini kartun jepang mampu bersaing merebut pasar kartun global bahkan menggusur penguasaan kartun dari Amerika. Sekali lagi ini bukti kejayaan bangsa Jepang selain unggul dalam bidang otomotif dan IT, mereka pun mampu bicara di global kartun atau animasi.



Sejarah Kartun Jepang

Membicarakan sepak terjang kartun jepang di global dan tentu di Indonesia, tak akan lepas dari sejarahnya. Ada baiknya mari kita simak tentang kartun jepang. Karena sesuatu nan dahsyat tidak lepas dari proses pembuatannya nan tentu memakan waktu nan tidak singkat buat menjadi sebuah industry besar merajai global animasi.

Kartun jepang tak ubahnya seperti kartun kebanyakan. Adalah kartun nan dalam bahasa Jepang di sebut manga dibaca ma-ng-a penulisannya menggunakan huruf kanji, sedangkan anime merupakan sebuah kata serapan bahasa Inggris yakni animasi, sebab bahasa serapan maka ditulis dalam huruf katakana. Anime itu lebih bermakna film animasi Jepang nan diputar di televisi, DVD dan lain sebagainya sedangkan mangga berarti komik Jepang dalam format cetakan.

Sejarah kartun jepang berawal pada 1917, Oten Shimokawa, seorang artis asal Jepang menciptakan film Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki . Syahdan buat mengerjakan animasi pertamanya ini Oten Shimokawa sampai membutuhkan waktu enam bulan. Terbayang betapa rumitnya membuat film nan durasi waktunya hanya lima menit saja.

Setahun berikutnya tepatnya 1918, film animasi pendek nan berjudul Momotaro dirilis. Film kartun jepang nan kedua ini dibuat oleh Seitaro Kitayama. Waktu produksi di- back up oleh NIKATSU, perusahaan pertama nan membuat Kartun Jepang. Momotaro merupakan adaptasi dari kisah tradisional negara Jepang nan menceritakan tentang anak laki-laki nan berasal dari buah persik (momo).

Anak laki-laki ini memiliki keperkasaan nan luar biasa hingga mampu melumpuhkan raksasa pengganggu desa. Film kartun jepang berdurasi pendek ini rupanya menarik minat banyak penonton. Di tahun nan sama pula Seitaro Kitayama meluncurkan film keduanya nan berjudul Saru Kani Kassen . Film kartun jepang ini masih mengadaptasi cerita tradisional negara Jepang.

Film kartun jepang ini menceritakan kisah monyet dan kepiting. Kartun jepang ini penuh dengan petuah-petuah bijak. Pada tahun-tahun berikutnya bermunculan artis kartun jepang seperti Junichi Kouichi, Sanae Yamamoto, Noburo Ofuji dan masih banyak lagi. Artis kartun jepang inilah nan menjadi barah motivasi kepada generasi muda Jepang buat melanjutkan kreativitas pembuatan kartun jepang hingga saat ini. Bahkan, berkat artis pendahulu itu kartun jepang mendominasi industri animasi di internasional.



Kartun Jepang dan Karakter nan Kuat

Coba Anda sebut kartun jepang nan pernah ditonton atau ditayangkan di stasiun televisi tanah air? Niscaya rata-rata pemirsa menyebutkan kartun Doraemon, Shinchan, Saint Seiya, Sailormoon, Ranma, Dragon Ball, judul-judul film ini ditempatkan pada daftar film favoritnya. Mengapa demikian hebatnya sehingga deretan judul kartun jepang ini mampu merebut hati pemirsa Indonesia sehingga digilai banyak orang?

Kuncinya ialah karakter nan kuat pada pada kartun jepang ini. Pembentukan karakter sudah dimulai sejak sejarah kartun jepang. Karakter kartun jepang nan terbentuk sedemikian kuat merupakan hasil dari sebuah proses nan panjang.

Walaupun kartun jepang kelihatan tercipta dalam coretan nan sangat sederhana, malah terkesan asal-asalan. Namun, kesederhanaan inilah nan justru memberi kekuatan nan besar. Rata-rata tokoh dalam kartun jepang, bukanlah diangkat dari sosok super hero nan memiliki kekuatan super, layaknya Superman dan kawan-kawan, akan tetapi, sosok nan diangkat dari orang-orang biasa nan memiliki mimpi luar biasa.



Kartun Jepang - Sederhana di Tengah Karekternya nan Kuat

Ambillah contoh Nobita dalam kartun Doraemon . Lihat saja, Nobita ialah anak biasa saja seperti layaknya anak-anak lainnya. Nobita juga memiliki keluarga biasa, ayah nobita ialah salaryman biasa nan tiap hari berangkat pagi pulang malam terkadang harus lembur larut malam, dan ibu Nobita ialah sosok ibu rumah tangga, nan selalu sibuk akan urusan rumah.

Nobita juga memiliki teman dari berbagai latar belakang ada nan kaya seperti Suneo , ada juga nan menjengkelkan seperti Giant dan lain sebagainya. Sebagai salah satu tokoh dari kartun jepang nan sederhana dan berkarakter, Nobita hadir mewakili anak-anak lainnya nan memiliki mimpi besar, yakni dapat melakukan apa saja tanpa ada embargo dari siapa-siapa, mimpi itu diaktualisasi dalam sosok Doraemon , nan memiliki kantung ajaib.

Sosok Doraemon ini begitu baik terhadap Nobita , boleh diintepretasikan Doraemon ialah asisten setianya Nobita . Doraemon bisa melakukan apa saja nan Nobita inginkan sampai bersedia mengerjakan PR nan harus ditumpuk besok pagi. Inilah citra konkret ketika masa kanak-kanak. Sebuah fase kehidupan nan membuat kita ingin melakukan apa saja tanpa larangan. Hal-hal nan cenderung sangat sederhana ini justru dikemas dengan penuh karakter pada film kartun jepang.

Karakter sederhana juga terjadi pada kartun jepang nan satu ini. Apalagi kalau bukan film Shinchan dan keluarga beserta teman-temannya. Shinchan merupakan sosok anak laki-laki umur 5 tahunan nan terkenal dengan bandelnya, suka membantah dan agak sedikit sembrono. Shincan dan latar belakang keluarganya seperti citra keluarga Jepang kebanyakan. Dan ini tidak akan ditemui ketika Anda menyaksikan kartun barat. Karakter cerita nan diambil dari plot keseharian masyarakat Jepang ini nan menimbulkan sebuah cerita menarik bagi kita.

Peran serta adat dan budaya Jepang memberi pengaruh kuat pada setiap tokoh dalam cerita kartun jepang, baik itu sentuhan agama sinto, falsafah hayati maupun gaya bahasanya. Pokoknya semua elemen nan berkaitan tentang karakter masyarakat Jepang ada pada kartun jepang.

Karakter ini nan menjadikan kartun jepang sebagai media efektif buat memperkenalkan budaya Jepang kepada masyarakat dunia. Karakter kuat nan inheren pada kartun jepang tidak mudah digoyahkan oleh pesaing, dalam hal ini kartun dari barat.



Animasi Kartun Jepang Mendominasi Global

Kartun merupakan perpaduan dua wilayah seni, yakni seni gambar nan dirangkai hingga membentuk sebuah alur cerita nan bisa dinikmati oleh pembaca. Seni nan kedua ialah senimatografi. Hal ini tentu saja juga berlaku dalam kartun jepang.

Seeiring booming kartun jepang di negeri sakura. Maka kartun jepang mulai menciptakan format film animasi. Awalnya film kartun jepang ini hanya sebatas konsumsi masyarakat Jepang saja. Seiring waktu, film-film animasi nan diadaptasi dari manga ini mulai diekspor ke luar negeri. Rupanya film kartun jepang diterima baik oleh masyarakat Internasional. Begitu juga di Indonesia.

Di medio 1980-an, pemirsa Indonesia mengenal baik Astro boy nan rutin ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia/ TVRI. Perlu diketahui waktu itu di Indonesia hanya ada satu stasiun TV yakni TVRI, milik pemerintah. Pada akhir dasa warsa 80-an muncullah stasiun tv partikelir pertama milik keluarga cendana, yakni RCTI. Di RCTI-lah film-film kartun dari negeri sakura mulai banyak ditayangkan. Seperti Doraemon, Shinchan, Dragon Ball, Sailor Moon dan lain sebagainya.

Awal tahun 1990-an awal booming kartun jepang di nusantara meledak, dan berhasil merajai global perkomikan di Indonesia. Penerbitan raksasa milik Kelompok Gramedia, menerbitkan komik kartun jepang. Dan komik jepang pun laris manis bak kacang goreng. Pembaca Indonesia terutama anak muda tergila-gila akan sosok karakter kartun jepang.

Memasuki milenium baru, rupanya kartun jepang masih mendominasi di layar kaca Indonesia. Di era 2000 bermunculan komodifikasi dari kartun jepang seperti sekolah manga, komunitas cosplay, music pop jepang. Ini merupakan kultur baru, atau dapat di bilang new wave culture . Sub kultur ini, walau pun terpisah jauh dari kiblat aslinya yakni Jepang, namun tetap tumbuh fertile di Indonesia. Sungguh hebat, kreativitas ini patut kita beri apresiasi.