Berdoa dalam Ragam Agama
Manusia punya kesamaan meminta. Malah kesamaan ini dinilai tak terbatas. Mengapa? Karena setiap manusia keinginannya akan selalu berubah, tergantung kebutuhan dan keinginan. Mereka akan meminta A pada hari ini, namun berikutnya permintaan mereka akan bertambah dan kemudian bertambah lagi. Terus begitu. Hal itu wajar, mengingat setiap kebutuhan, terutama nan telah terpenuhi, akan memicu kebutuhan lainnya. Berdoa adalah cara menyampaikan permintaan tersebut.
Seperti seorang laki-laki nan memohon pada Allah dan memanjatkan doa buat meminta seorang istri. Setelah istri diberi, berikutnya dia akan memohon dan meminta buat diberi anak, kemudian meminta buat diberi kelapangan rezeki. Strata permintaan manusia pastinya berjenjang dan semakin tinggi.
Apakah sebab meminta, maka manusia dikategorikan serakah? Tentu saja tidak. Itulah nan membedakan manusia dengan hewan. Ketika manusia menggunakan seluruh panca indranya buat merasakan kemudian memilih menentukan, maka mereka dikategorikan sebagai makhluk insane.
Lalu, bagaimana cara manusia meminta, dan kepada siapa mereka meminta. Mereka akan cenderung meminta pada Allah, Tuhan mereka. Mereka memercayai, jauh di dalam lubuk hatinya, dan sudah terpatri dalam DNA mereka bahwa ada Zat nan lebih tinggi lagi selain manusia.
Bahwa, sesuatu nan tinggi ini dapat mengabulkan keinginan mereka. Maka, permintaan mereka pun terus mereka dengungkan dalam hati. Ada majemuk agama di dunia, semua tentu saja mengajarkan tentang sesuatu nan lebih tinggi dari manusia. Ada nan menyebutnya Dewa. Dan mereka membagi-bagi para Dewa-Dewa mereka tergantung sesuatu nan mereka anggap lebih tinggi.
Ada nan menyembah Tuhan, pun bermacam-macam. Misal, Kristen mengakui bahwa Tuhan mereka masuk ke dalam tubuh manusia nan sudah melakukan penyucian dosa manusia dibumi dengan disalib. Sedang, Tuhan bagi bangsa Yahudi ialah Yahwe. Lalu, Tuhan bagi umat Budha ialah sang Budha nan dahulu ialah manusia, sebab keteladanannya, dia sukses naik nirwana dan menjadi satu Tuhan bagi para umat Budha.
Di dalam Islam, tak diperkenankan menyembah ataupun membagi Tuhan menjadi beberapa sub kategori. Islam meyakini bahwa nan menciptakan manusia itu tunggal, satu atau Esa. Sebutan buat Tuhan dalam Islam ialah Allah Subhana Wata’ala.
Beragam agama ada, namun tahukah anda bahwa cara meminta mereka pada Tuhan ataupun Dewa mereka, atau Allah disebut dengan memanjatkan doa. Artinya walaupun mereka memiliki keyakinan nan berbeda, namun cara mereka meminta tetap dinamakan berdoa.
Berdoa dalam Ragam Agama
Berdoa pun diwujudkan dengan berbagai hal dan berbeda. Seperti pada umat Hindu di Bali. Mereka menggunakan cara sesajian, ataupun bersemedi guna berdoa pada Hyang Widi. Mereka cenderung memilih keheningan. Sikap tapa dan juga sesajen buat menghormati dan juga memohon asa mereka terhadap sesuatu.
Mereka pun memiliki loka spesifik buat berdoa, namanya pura. Oleh karena itu, di Bali banyak sekali pretensi sesembahan, dan tentu saja pura tersebut dikelilingi patung nan mereka percaya ialah perwujudan Dewa. Patung itu akan membawa pesan mereka ke langit dan mengabulkannya.
Supaya doa mereka lebih cepat terkabul, mereka akan memilih doa borongan. Alias berdoa sama-sama. Para wanita akan membawa banyak sesajen. Laki-laki memakai baju nan bersih. Lalu, mereka berkumpul di pura. Ada rahib nan akan memimpin acara doa tersebut. Sang Dyang nan merupakan rahib tersebut dihormati dan diyakini punya kemampuan agar doa para umat tersebut dikabulkan. Itulah cara berdoa para umat Hindu di Bali.
Lain Bali Lain pula India. Mereka cenderung berdoa dengan diiringi lagu-laguan spesifik dan membakar dupa. Mereka akan saling menepuk tangan di dada dan kemudian memejamkan mata. Biasanya, mereka akan meminta pada Dewa mana nan disembah saat itu. Setiap orang niscaya punya kesamaan menganut nan mana.
Nah, kalau Kristen Beda lagi. Cara mereka berdoa ada khususnya. Dapat dilakukan di rumah, atau di loka ibadah mereka, gereja. Orang nan memilih berdoa akan menggerakkan tangannya ke depan membentuk lampang salib sebagai pengakuan mereka tentang adanya Tuhan, Roh Kudus, dan Yesus nan dianggap sejajar.
Berarti, mereka punya tiga Tuhan dalam kehidupan mereka. Mereka juga memiliki ritual doa setiap sabtu dan Minggu. Biasanya, diisi dengan ceramah kitab kudus mereka, dinyanyikan lagu-lagu puji-pujian dan kemudian semua akan ikut bernyanyi.
Ini disebut ibadah dalam cara Kristen. Cara mereka Ibadat diatur dan dipimpin oleh rahib atau uskup. Mereka juga cenderung percaya bahwa uskup dan rahib ialah wakil Tuhan di dunia, dan mereka dapat meminta didoakan agar doanya lebih cepat sampai kepada Tuhan mereka.
Dalam Agama Budha. Doa dapat mereka lakukan dengan donasi para rahib kuil. Mereka dapat meminta donasi rahib mereka buat membacakan puji-pujian agar memberikan mereka kemudahan. Kalau mereka hanya orang biasa, Anda dapat melakukan ritual doa di depan patung budha nan ada di dalam rumah. Patung Budha simbol bahwa Sang Budha ada di dalam rumah mereka dan niscaya akan membantu mereka buat menyelesaikan banyak keinginan mereka.
Dalam Islam, berdoa juga sama dengan meminta. Bedanya, berdoa nan dilakukan umat muslim ialah dengan salat. Salat merupakan kumpulan doa nan tentu saja bermuara pada kebaikan, keselamatan, limpahan rezeki, ampunan, dan juga meminta kemudahan dan kelapangan di dunia. Jadi, salat bukan hanya rutinitas pada Islam, namun juga kumpulan doa. Setiap gerakannya pun sudah diatur sedemikian rupa agar bermanfaat bagi manusia.
Namun, apakah setelah salat maka cara memanjatkan doa dalam Islam selesai? Tentu saja tidak. Islam pengatur lagi cara memanjatkan doa dan mengucap syukur. Bahkan, Anda-Anda nan memeluk Islam disarankan buat selalu berdoa setiap saat. Doa nan niscaya diucapkan tiap umat biasanya lebih khusus tentang dirinya dan keluarganya. Tentang ingin dipermudah jodohnya, tentang ingin kaya, ingin anak, dan sebagainya.
Dalam Islam tak diperlukan simbol apapun buat menggambarkan Allah. Tidak seperti agama lain nan memiliki simbol ragawi. Karena Allah memang tak dapat disimbolkan. Allah tak pula butuh perantara. Allah akan dengan bahagia hati ketika melihat seorang hamba langsung memohon dan meminta padanya.
Kalau dilihat, sebab dalam Islam simbol Tuhan tak ada, maka umat muslim cenderung lebih bebas dalam berdoa, kapan, dan di mana pun. Mereka tak perlu harus menyimpan kalung berbentuk Salib buat melambangkan Tuhan mereka, mereka juga tak perlu menyimpan patung dalam rumah mereka.
Dalam Islam diyakini bahwa Tuhan hanya satu, tak punya anak dan tak diperanakan. Tidak perlu disimbolkan. Allah tetap dapat mendengar kita, dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. Berdoa menguatkan hati.
Mengingat demikian pentingnya berdoa dalam kehidupan manusia nan serba terbatas ini, sangat wajarlah bahwa kita harus menunduk dalam-dalam dan merendahkan diri hanya pada Tuhan pencipta Alam. Bentuk doa berarti bentuk ketidakberdayaan kita sebagai manusia. Menyadari bahwa kita hanya mahkluk nan memiliki keterbatasan dalam banyak hal.
Seringnya memanjatkan doa akan membuat jiwa kita tenang. Kita memang perlu menggantungkan banyak asa pada nan Maha Tinggi. Hati manusia memiliki kesamaan lemah. Bahkan, buat orang nan mengaku atheis pun sebenarnya niscaya pernah tanpa disadarinya memanjatkan doa dalam hati, entah pada Tuhan nan mana.
Di dalam DNA kita, sudah tertanam dan terprogram dengan baik keinginan buat meminta dan kesamaan berdoa. Manusia, walaupun dia mengaku atheis tak dapat menghilangkan hal tersebut di alam bawah sadarnya. Nah, alangkah baiknya bila doa dilakukan setiap hari, setiap saat dalam hayati kita. Bukan hanya doa dalam bentuk penyampaian keinginan kita saja, namun juga sebagai bentuk rasa syukur kita pada Tuhan pencipta alam.