Fenomena Buku Novel Remaja (Teenlit)

Fenomena Buku Novel Remaja (Teenlit)

Bagi kebanyakan penulis pemula, menerbitkan sebuah karya ialah cita-cita nan membanggakan. Memulai dari cerita pendek, atau tulisan ringan lainnya, nan lalu dikirim ke media ialah kegiatan nan tidak dapat dielakkan. Mereka akan bergelut dengan karya dan media.

Sekali saja karyanya lolos dimuat di media baik lokal apalagi nasional, mereka akan semakin keranjingan dalam berkarya. Jika fase itu sudah dilalui, biasanya termin selanjutnya ialah menembus global penerbitan buku.

Tak lagi cerpen nan diciptakan, kini mereka berlomba-lomba meningkatkan kualitas karya dalam bentuk novel. Mereka pun sibuk menggedor-gedor pintu penerbit buku novel nan mau menerima naskahnya.

Namun, tak sporadis para penulis itu kecewa sebab naskah mereka ditolak. Bagi nan semangat itu bukan masalah, tetapi jika penulis pemula tersebut langsung down dan patah semangat. Ini berbahaya.



Persiapan

Penerbit buku novel memang sejatinya menerima naskah-naskah berjenis novel. Tapi, tak juga kemudian semua naskah dapat masuk dan diterima. Biasanya mereka punya baku naskah, mulai dari jenis, fisi dan misi, dan lain-lainnya.

Maka dari itu para penulis nan sudah ngebet novelnya diterbitkan jangan dulu gegabah memasuki penerbit novel. Salah-salah nanti akan kecewa dan semangat akan tumbang selamanya, mengingat mencipta novel ialah kerja keras nan membutuhkan napas panjang.

Jika tidak siap mental, maka tak sedikit nan langsung lemas saat karya nan sudah susah payah ditulis ditolak begitu saja oleh penerbit. Ada dua hal nan harus diperhatikan sebelum memasukkan novel Anda ke penerbit.



1. Kenali Visi Misi Penerbit

Setiap penerbit mempunyai kebijakannya masing-masing dalam menerima jenis naskah novel. Maka dari itu, seorang calon novelis harus dapat memahami ideologi penerbit.

Misal, karya Anda ialah novel generik populer, tetapi Anda memasukkannya pada penerbit nan memegang teguh nilai-nilia relijius. Sudah barang tentu naskah Anda akan ditolak. Akan lebih fatal jika kita mengirim naskah novel ke penerbit nan sama sekali tak menerbitkan novel. Jelas ditolak.



2. Kenali Jenis Naskah Kita

Ini sama dengan poin pertama. Hanya saja ini lebih kepada pribadi si penulis. Jangan sampai si penulis sendiri tak tahu naskah novelnya berjenis novel apa dan cocoknya ke penerbit mana. Ini harus diantisipasi sejak awal. Sehingga calon novelis tak membuang-buang waktu saat menunggu jawaban penolakan dari penerbit.

Nah, bagi Anda calon novelis, mulailah bersabar buat mengirimkan naskah ke sebuah penerbitan novel. Kerana tak sedikit mereka nan patah semangat, hanya sebab karyanya salah masuk kandang. Padahal secara karya, novel Anda layak diterbitkan.



Belajar Buat Novel dari Novel Karya Besar

Sebelum mengirimkan ke penerbit buku novel sebaiknya sebelum membuat novel Anda belajar dari novel karya besar, misalnya novel Dongeng Ketika Belas . Sebagai sebuah novel, Dongeng Ketiga Belas sanggup memberikan sentuhan rahasia nan membuat pembaca tak dapat meletakkan buku tersebut.

Pembaca diseret buat mencari tahu, tenggelam bersama penelitian Margaret, bahkan pembaca pun dihadapkan pada teka-teki Margaret sendiri. Sehingga pembaca seolah-olah juga berada dalam setting cerita.

Teka-teki apa nan membuat Margaret terseret oleh cerita sang pendongeng tersohor. Apa nan disembunyikannya? Sang pengarang, Diane Setterfield sukses membalut rahasia di dalam novel ini, dicampur dengan kisah kelainan psikis, pembunuhan, kecurangan dan pikiran dursila lainnya.

Ada dua jenis penceritaan di dalam novel ini. Yaitu penceritaan orang pertama, nan bercerita saat itu ialah tokoh Margaret. Jenis kedua ialah penceritaan orang ketiga, yaitu kejadian diceritakan secara detil, tokoh pun hayati dan bergerak.

Sang pencerita layaknya Tuhan dalam kisah tersebut. ketika perpindahan bentuk penceritaan terjadi, itu lebih ke arah tokoh Vida nan menceritakan tentang keluarga Angelfield dan anak-anak nan memiliki kelainan psikis.



Rekomendasi

Novel berjudul asli The Thirteenth Tale , dan diterjemahkan dengan judul Dongeng Ketiga Belas , terbitan Gramedia ini, terasa sangat kelam, hingga membuat bulu kuduk bergidik ketika mencoba membacanya. Di sisi lain, buku ini bak magnet nan membuat pembacanya tak berhenti buat mencari tahu apa nan sebenarnya sungguh-sungguh terjadi.

Ada misteri apa dibalik keluarga Angelfield. Lalu sebenarnya apa nan dimaksud dengan dongeng ketiga belas. Semuanya membuat penasaran sehingga sulit sekali berhenti ketika sudah mulai membacanya.

Novel nan pantas mendapat acungan jempol. Anda harus membacanya, dan siap-siaplah tenggelam dalam rahasia Dongeng Ketiga Belas. Kisahnya nan menarik dan disampaikan dengan gaya penulisan nan kuat, membuat setiap pembaca novel tak akan menutup bukunya sampai kisah cerita berakhir.



Fenomena Buku Novel Remaja (Teenlit)

Bagi para pecinta novel, istilah teenlit tentu bukan hal asing. Apakah teenlit itu? Teenlit ialah singkatan dari “teen” nan berarti remaja, dan literature nan berarti sastra/tulisan. Jadi berdasarkan singkatan katanya, teenlit ialah sebuah karya tulis atau sastra nan tema dan pangsa pasarnya ialah para remaja.

Buku novel jenis ini sangat marak sejak tahun 2000-an. Berbagai judul novel teenlit bermunculan dari penerbit-penerbit. Peminatnya nan sangat banyak membuat produktivitas buku novel ini cukup tinggi melebihi buku-buku lain.

Ciri-ciri teenlit ialah selalu mengangkat permasalahan generik nan dialami para remaja. Cinta, persahabatan, permusuhan, persaingan, ialah beberapa contoh nan menjadi tema buku novel satu ini. Selain itu, teenlit umumnya memiliki peran primer seorang gadis dan memakai bahasa ringan, baik dalam bentuk standar maupun tidak standar (bahasa gaul).

Dengan tema menarik dan bahasa nan selalu mudah dimengerti, teenlit pun banyak digemari oleh para remaja. Tak hanya para remaja, respon dari masyarakat luas pun juga cukup baik. Tapi, walau begitu banyak nan menyukai buku novel bertema remaja ini, tidak sedikit pula nan mencibir keberadaan teenlit nan memenuhi rak-rak di toko buku.

Banyak nan menilai bahwa teenlit ialah suatu karya nan tak berbobot dan memiliki nilai sastra rendah. Kritikan tajam ini umumnya datang dari sastrawan/penulis maupun penggemar buku-buku novel nan bertema lebih berat.

Namun, seperti kata pepatah, walau banyak kritikan nan terlontar, novel teenlit tetap saja mampu merajai pasaran buku. Berikut ini beberapa contoh judul novel teenlit nan sukses dalam perfilman.



1. Eiffel I’m in Love

Novel nan ditulis oleh Rachmania Arunita ini diangkat ke layar lebar pada 21 November 2003. Dimainkan oleh seniman muda Shandy Aulia (Tita) dan Samuel Rizal (Adit). Cerita teenlit ini berkisah tentang seorang pemuda (Adit) nan harus tinggal di rumah Tita sebab mereka akan dijodohkan.

Tapi perjodohan ini tak mulus, sebab selain disparitas karakter nan mencolok, Tita sendiri sudah memiliki pacar bernama Ergi. Walau banyak konflik nan terjadi, namun pada akhirnya kedua remaja ini pun saling jatuh cinta.



2. Dealova

Novel teenlit nan terbit pada tahun 2005 ini kemudian diangkat ke layar lebar pada tahun nan sama. Cerita ini mengangkat romansa segitiga antara Kara (Jessica Iskandar), Dira (Ben Joshua), dan Ibel (Evan Sanders).

Kara nan berkarakter cuek lebih memilih Dira nan bersikap dingin daripada Ibel nan selalu lembut dan perhatian. Namun Dira dan Kara nan berpacaran harus mengalami hal pahit. Dira terserang penyakit dan akhirnya meninggal.



3. Fairish

Buku novel remaja ini terbit tahun 2004 dan menarik perhatian banyak remaja. Walau tak diangkat ke layar lebar, cerita ini sempat dijadikan sinetron di salah satu stasiun televisi swasta. Novel ini berkisah tentang Davi nan harus berpura-pura pacaran dengan Fairish atau nan biasa dipanggil Irish. Davi sendiri ialah pemuda paripurna nan menjadi murid pindahan di sekolah Irish.

Konflik terjadi saat masa lalu Davi terungkap dan muncul Alfa, pemuda nan selalu mengganggu interaksi Davi dan Irish. Walau hanya pretensi pacaran, Davi pun menaruh rasa pada Irish, begitu pula Alfa.



Kiat Memilih Penerbit Buku Novel

Sebelum Anda memasukkan naskah ke penerbit buku novel sebaiknya ada hal-hal krusial nan harus Anda perhatikan. Naskah tak hanya dapat dikatakan bagus dari sudut pandang penulis saja, terutama jika Anda ialah penulis nan baru.

Dibutuhkan waktu nan lama buat memutuskan apakah sebuah naskah itu layak atau tak buat diterbitkan oleh penerbit. Bagi Anda nan masih awam atau penulis baru, ada beberapa kiat nan harus Anda lakukan jika ingin naskah Anda tembus penerbit.

  1. Anda cermati terlebih dahulu kesamaan global penerbitan menerbitkan naskah dengan tema apa. Biasanya penerbit akan memilih naskah nan sinkron dengan pasaran penerbit saat ini.
  1. Tidak ada salahnya Anda nan aktif memasukkan naskah Anda ke pihak penerbit. Jadi, jangan menunggu penerbit membuat pengumuman menerima naskah saja. Jika Anda aktif bukan tak mungkin meskipun penerbit tak mencari tetapi naskah Anda nan banyak digemari oleh pembaca akan dipilih.
  1. Sebagai penulis Anda harus dapat meng- up date isu-isu apa nan krusial digemari oleh pembaca. Biasanya penerbit suka menerbitkan naskah-naskah dengan tema nan sedang booming . Jadi, tak ada salahnya jika Anda juga ikut mengikuti aliran naskah nan sedang digemari.
  1. Asah terus kemampuan menulis Anda. Membuat naskah tak hanya diperlukan isi materi nan baik saja, tetapi juga cara penyampaian, gaya penulisan nan dibuat oleh penulis.