Kerangka Surat Pengunduran Diri
Pernahkah Anda membuat surat pengunduran diri? Apa nan membuat Anda terpaksa melayangkan surat pengunduran diri di loka kerja? Barangkali sebagian pembaca sudah pernah melakukannya dengan alasan nan beragam. Namun, bagi nan belum pernah melakukannya, ada baiknya Anda mengetahui informasi ini sebab siapa tahu suatu saat nanti akan bermanfaat.
Bekerja seolah telah menjadi kewajiban bagi setiap orang nan berniat mensejahterakan hidupnya. Selain kewajiban, bekerja ialah tuntutan nan harus dipenuhi demi kelangsungan hidup. Tanpa bekerja, seseorang mungkin dapat wafat dengan sangat mudah. Hal ini tentu saja berlaku bagi orang dewasa sebab anak-anak belum pantas bekerja. Lantas, pekerjaan apa nan paling cocok bagi setiap orang?
Jika ada pertanyaan mengenai pekerjaan paling cocok bagi setiap orang, jawabannya tentu beragam. Di global ini, banyak sekali jenis pekerjaan nan tentunya sudah dikotak-kotakkan sinkron bidang ilmu nan dikuasai seseorang. Sayangnya, banyak orang bekerja di bidang nan bertentangan dengan keahliannya. Hal inilah nan menyebabkan mereka memutuskan membuat surat pengunduran diri .
Alasan Mengundurkan Diri
Banyak alasan nan membuat seseorang memutuskan buat mengundurkan diri dari sebuah pekerjaan. Berikut ini merupakan alasan seseorang keluar dari pekerjaannya.
1. Tidak Sinkron dengan Bidang Ilmu nan Dikuasai
Fenomena bekerja di luar bidang ilmu nan dipelajari maupun dikuasai bukan hal aneh di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Banyak contoh nyata nan menggambarkan kondisi seperti ini. Sebagai contoh, sebut saja seorang lulusan Fakultas Peternakan maupun Fakultas Sastra nan bekerja di bank. Atau ada juga lulusan fakultas hukum nan bekerja sebagai admin di suatu instansi. Fakta ini tentu saja sangat bertentangan dengan bidang ilmu nan dikuasai.
Bekerja di sebuah instansi, semisal bank memang menjanjikan penghasilan nan lumayan besar. Namun sebab melakukan pekerjaan nan boleh dibilang asing, mereka kadang merasa tak betah bekerja di perusahaan tersebut sehingga tak mendapatkan kenyamanan saat bekerja. Ketika rasa nyaman tak lagi ditemukan, penghasilan nan besar tak lagi menolong. Guna menghindari ketidaknyamanan nan dirasakan, hal nan paling mungkin dilakukan ialah mengajukan surat pengunduran diri dan memutuskan untuk resign dari tempatnya bekerja.
2. Gaji Tidak Sinkron dengan Pekerjaan
Alasan kedua seseorang mengundurkan diri ialah mengenai pembayaran upah atau gaji nan tak sinkron dengan hasil kerja nan diberikan pada perusahaan. Misalnya, seorang karyawan dituntut buat bekerja 9-12 jam per hari, sementara upah nan dibayarkan sangat tak sesuai. Bahkan, di bawah UMR.
Kasus ini tentu saja sangat tak diinginkan oleh karyawan. Setiap karyawan tentu menginginkan penghargaan nan pantas buat setiap tetes keringat, pemikiran, serta setumpuk pekerjaan nan harus diselesaikan dalam tekanan deadline . Sayangnya, masih banyak perusahaan nan tak memikirkan kesejahteraan para karyawannya dan hanya mementingkan laba sepihak.
Sekalipun lingkungan dan suasan kerja di perusahaan nan bersangkutan sangat nyaman, namun jika pemberian kompensasi tak sinkron dengan kontribusi nan diberikan, bukan mustahil jika gelombang resign akan terjadi.
3. Peraturan nan Terlalu Mengekang
Seseorang nan bekerja sinkron bidang ilmunya serta mendapatkan bayaran fantastis tidaklah menjamin tersimpannya surat pengunduran diri. Meskipun kedua faktor krusial tersebut sudah dikantongi, peraturan perusahaan nan terkesan hiperbola dan lebih bersifat mengekang akan menimbulkan ketidakbetahan bagi karyawan.
Tidak jarang, perusahaan nan mengatur setiap telatah karyawan hingga hal-hal paling kecil. Jika melanggar, gaji taruhannya. Ya. Banyak perusahaan nan menggunakan gaji sebagai media pengekang. Gaji dijadikan agunan buat mengatur, bahkan kehidupan pribadi karyawannya. Termasuk, urusan ibadah.
Contohnya, ada perusahaan nan sama sekali melarang karyawannya buat berpacaran maupun dijemput oleh pria nan notabene bukan muhrim. Jika karyawan berani melanggar, potongan gaji 25 persen di depan mata. Apakah ini cukup adil? Bisa dipastikan karyawan tak segan melayangkan surat pngunduran diri.
Selain itu, ada juga perusahaan nan menggunakan cctv di setiap ruangan. Tujuannya memang bagus, yakni buat memantau kinerja karyawannya. namun, jika sampai semua aktivitas karyawan ini diintai oleh cctv, maka jangan salahkan karyawan jika kemudia mereka mengundurkan diri sebab merasa tak memiliki privasi lagi.
4. Tidak Ada Promosi
Setiap orang tentu menginginan perkembangan karier. Setiap orang bekerja buat meraih kesuksesan. Namun, apa jadinya jika perusahaan loka bekerja tak memberikan promosi jabatan? Bahkan, ada orang nan sudah bekerja hingga belasan tahun dan tetap menempati jabatan sama. Perusahaan homogen ini hanya akan membuat karyawannya berlarian.
Ya, kisah ini bukanlah kisah nan hanya keluar dari mulut penulis. Di luaran sana masih ada perusahaan nan seperti itu. Dari awal seorang karyawan bergabung, sampai akhirnya nanti tak diperlukan lagi, maka jabatannya tetaplah sama. Ya, banyak perusahaan nan ternyata tak memiliki jenjang karier nan jelas.
Beruntunglah perusahaan itu jika dalam waktu nan cukup lama masih memiliki karyawan. Karena bagaimanapun, dalam berkarier itu seseorang tentulah mengharapkan sebuah pencapaian dan penghargaan nan maksimal.
Selain alasan-alasan nan telah disebutkan di atas, masih banyak lagi alasan laing nan membuat seseorang berani melayangkan surat pengunduran diri di tempatnya bekerja. Namun, pembahasan ini tak akan penulis lanjutkan sebab ada pembahasan lain nan dirasa sangat perlu buat disampaikan.
Tata Cara Melayangkan Surat Pengunduran Diri
Resign atau mengundurkan diri merupakan awal kisah perpisahan seorang karyawan dengan tempatnya bekerja. Meskipun dengan pengajuan surat pengunduran diri ini kita memutuskan buat mengakhiri kerjasama, bukan berarti kita dapat melakukannya semau kita. Kita harus mengikuti anggaran nan ditetapkan perusahaan kepada setaip karyawan nan hendak mengundurkan diri.
Ya, selain harus dilakukan dan dibicarakan dengan sopan kepada atasan, mengundurkan diri pun memiliki mekanisme lain nan harus diikuti. Beberapa mekanisme nan biasanya diterapkan ialah pengajuan surat pengunduran diri ini harus dilayangkan setidaknya sebulan dari tanggal nan ditentukan. Misal, karyawan mau keluar tanggal 30 Juni, maka surat pengunduran diri harus sudah dilayangkan sejak 30 Mei.
Ini dilakukan agar perusahaan memiliki tenggang waktu nan cukup buat mempersiapkan tenaga pengganti Anda. Jika tak mengikuti prosedur, bukan mustahil jika pihak perusahaan tak akan memproses surat pengunduran diri nan sudah Anda ajukan.
Setelah mengetahui tata cara melayangkan surat pengunduran diri, tentunya akan sangat krusial buat mengetahui seperti apa kerangka surat pengunduran diri itu. Berikut ini penulis akan menyajikannya buat Anda.
Kerangka Surat Pengunduran Diri
Berikut ini merupakan kerangka surat pengunduran diri nan dapat dijadikan acuan jika suatu saat Anda terpaksa harus hengkang dari perusahaan.
Yth. Direktur HRD PT...
di
Tempat
Dengan hormat,
Melalui surat ini, selaku karyawan PT... berdasarkan Surat Kesepakatan Bersama (SKB) tentang kekaryawanan dan Undang-undang Tenaga Kerja, maka aku nan bertanda tangan di bawah ini.
Nama :
Departemen :
Jabatan :
No. Karyawan :
Mengajukan pengunduran diri dari PT... dengan alasan... (sebutkan alasan nan sinkron dan logis). Surat ini aku untuk sinkron mekanisme interaksi industrial tanpa motivasi negatif. Saya berharap perusahaan bisa memahami kondisi aku dan memberikan hak-hak aku sinkron ketentuan berlaku.
Demikian surat pengunduran diri ini aku untuk dengan sebenar-benarnya. Atas kolaborasi dan dukungan nan telah diberikan selama ini, aku ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Bandung, .........2011
(ttd)
(Nama jelas)
Nah, itulah pembahasan nan dapat penulis sampaikan kepada pembaca. Semoga informasi mengenai surat pengunduran diri ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
***
Cara Mengajukan Surat Pengunduran Diri
Saat merencanakan mundur dari perusahaan loka bekerja, tentu kita harus mempersiapkan surat pengunduran diri nan akan diserahkan kepada atasan. Surat pengunduran diri dibuat dengan tujuan memberitahukan bahwa kita tak bisa lagi meneruskan bekerja di perusahaan loka kita bekerja dengan alasan tertentu. Dalam menulis surat pengunduran diri, kita harus menggunakan bahasa nan sopan dengan penggunaan kata-kata nan baik pula.
Kesopanan, gaya bahasa dan pilihan kata harus benar-benar diperhatikan sebab hal tersebut mencerminkan kepribadian kita. Format surat pengunduran diri secara garis besar sama dengan surat-surat resmi pada umumnya, yaitu terdiri atas kepala surat, pembukaan surat, isi surat dan epilog surat.
- Kepala surat. Bagian ini memuat kepada siapa surat tersebut ditujukan. Misalnya, manajer HRD dilengkapi dengan nama dan alamat perusahaan.
- Pembuka surat. Bagian ini berisi tujuan kita mengirimkan surat, yaitu buat memberitahukan pengunduran diri dari jabatan terakhir dalam perusahaan.
- Isi surat. Bagian ini berisi ucapan terima kasih dan permohonan maaf terhadap kesalahan nan mungkin dilakukan ketika masih aktif bekerja.
- Penutup. Bagian ini berisi salam penutup, nan dilengkapi dengan nama lengkap dan tanda tangan.
Surat pengunduran diri sebaiknya dibuat dalam jangka waktu eksklusif sebelum kita berhenti bekerja agar perusahaan memiliki cukup waktu buat mencari pengganti. Pastikan bahwa surat pengunduran diri nan dibuat sinkron dengan ketentuan nan berlaku di perusahaan.
Surat pengunduran diri perlu diberikan kepada atasan atau bagian personalia perusahaan agar kita terbebas dari tugas dan tanggung jawab jabatan terhitung sejak tanggal nan tercantum dalam surat pengunduran diri. Hal ini buat menghindari kemungkinan jelek terjadi penyalahgunaan jabatan sehingga kita tak akan disalahkan.
Dalam menulis surat pengunduran diri sebaiknya kita juga memperhatikan hal-hal berikut ini.
- Tulis surat pengunduran diri secara saksama, dalam kondisi nan tenang dan tak terburu-buru.
- Surat pengunduran diri umumnya berisi informasi nan mencakup nama orang nan dituju (atasan atau HRD), nama pemohon, jabatan terakhir nan dipegang, tanggal surat, pemberitahuan tentang kapan hari terakhir bekerja, ucapan terima kasih dan tanda tangan.
- Disarankan pula agar menggunakan kata-kata positif buat mengungkapkan kesan dan pesan kepada perusahaan. Misalnya: "Terima kasih buat kesempatan, bimbingan, dan kepercayaan nan diberikan kepada aku selama ini. Banyak pengalaman berharga aku dapatkan dari perjalanan kerja aku di perusahaan ini. Semoga perusahaan ini semakin berkembang dan maju di masa nan akan datang." Namun jika berhenti bekerja dalam kondisi nan kurang menyenangkan, maka sebaiknya tak menuliskan hal tersebut dalam surat pengunduran diri, tapi cukup disampaikan secara lisan.
- Hindari penggunaan kata-kata bersifat pribadi atau bahkan curahan hati di dalam surat pengunduran diri. Di samping tak etis, surat pengunduran diri merupakan file nan akan disimpan oleh perusahaan dan sewaktu-waktu dapat dilihat oleh pihak lain nan membutuhkan surat keterangan atau informasi tentang diri kita.
Etika Pengunduran Diri
Saat memutuskan buat mundur dari jabatan, tentu kita memiliki alasan tertentu. Namun apa pun alasan kita mundur dari pekerjaan, tetap ada aturan-aturan nan harus diperhatikan. Hal ini perlu dilakukan buat menghindari kemungkinan terjadinya konflik di kemudian hari, tetap menjaga interaksi baik antara mantan atasan dan rekan kerja, dan nan paling krusial ialah buat meninggalkan catatan positif dalam resume pengalaman kerja kita.
Berikut ini tips dari Forbes dan Quintcareers nan mungkin bisa berguna bagi Anda nan sedang mempertimbangkan buat melayangkan surat pengunduran diri kepada atasan.
1. Pengajuan Surat Pengunduran Diri Jangan Mendadak
Surat pengunduran diri idealnya jangan dilakukan mendadak. Surat pengunduran diri sebaiknya diajukan minimal dua atau empat minggu sebelum tanggal keluar. Ada baiknya planning resign mulai dikomunikasikan secara lisan kepada atasan lebih awal, buat menghindari kemungkinan datangnya pekerjaan nan tak dapat diselesaikan hanya dalam tempo satu bulan.
Rentang waktu tersebut juga dapat digunakan oleh perusahaan buat mencari pengganti, serta proses take over nan mungkin masih membutuhkan tenaga kita buat memberi pengarahan kepada karyawan baru.
2. Exit Interview
Exit Interview diterapkan oleh beberapa perusahaan, dengan melakukan wawancara dengan bagian SDM. Dalam wawancara tersebut, kita akan diminta buat menjelaskan alasan berhenti dari pekerjaan. Dalam menghadapi exit interview , jawablah pertanyaan dengan sikap hati-hati dan profesional. Sebaiknya, jangan pernah memberikan kesan negatif nan terkesan meremehkan perusahaan. Daripada mengemukakan keburukan perusahaan, lebih baik kita memberikan saran dan pendapat buat kemajuan perusahaan.
3. Jangan Menyebarluaskan Warta Pengunduran Diri
Berita jika kita akan mengundurkan diri sebaiknya tak disebarluaskan. Kita cukup memberitahukan hal tersebut kepada orang-orang nan berkepentingan, seperti atasan atau rekan kerja dalam satu divisi. Hindari menyebarluaskan warta ke seluruh divisi sebab hanya akan membuat berpretensi dan desas-desus nan belum tentu benar.
4. Negosiasi
Jika kita telah bekerja dalam kurun waktu tertentu, biasanya akan mendapatkan pesangon. Untuk mengetahui apakah kita akan memperoleh kompensasi tersebut atau tidak, sebaiknya kita berkomunikasi dengan staf SDM.
5. Tawarkan Donasi atau Rekomendasikan Pengganti
Untuk meninggalkan kesan nan baik, kita dapat menawarkan donasi dengan merekomendasikan orang buat menggantikan posisi kita. Namun ada baiknya, jika calon pengganti kita ialah orang nan kompeten. Dan jika masih ada tenggang waktu, kita pun dapat menawarkan diri buat memberikan pengarahan terkait tugas-tugas nan harus dikerjakan.
6. Siapkan Dokumen Krusial nan Berkaitan dengan Pekerjaan
Siapkan semua dokumen dan tugas kantor nan pernah kita tangani disertai dengan klarifikasi bagaimana cara mengerjakannya. Hal ini akan berguna agar rekan kerja tak bingung dan repot mencari data-data nan sebelumnya jadi tanggung jawab kita. Serahkan dokumen pendukung, misalnya kartu nama klien atau rekan bisnis nan pernah bekerja sama, dan jika masih ada kesepakatan kolaborasi nan masih dalam proses negosiasi, sebaiknya kita jelaskan secara mendetail apa nan telah dan akan menjadi kesepakatan antara perusahaan dengan klien.
7. Tetap Tunjukkan Performa Kerja nan Maksimal
Meskipun telah mengajukan surat pengunduran diri bukan berarti kita dapat bermalas-malasan dan tak menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Momentum ini sebaiknya justru dgunakan buat menunjukkan dedikasi kita pada pekerjaan. Dengan tetap menunjukkan performa kerja nan maksimal akan menambah kesan positif dan membuat kita lebih dihargai. Apa pun alasan Anda mengundurkan diri dari suatu pekerjaan, lakukanlah itu dengan cara nan elegan sehingga perusahaan nan Anda tinggalkan tetap akan menilai Anda secara positif.
8. Simpan Nomor Kontak Rekan Kerja
Pastikan kita tetap memiliki nomor kontak beberapa rekan kerja nan sekiranya dapat menjadi networking . Hal ini diperlukan buat tetap menjaga interaksi baik sekaligus memperluas jaringan karier serta bisnis. Jangan pernah lupa buat berterima kasih atas dukungan, donasi dan kolaborasi nan telah mereka berikan selama kita bekerja di perusahaan tersebut. Jangan lupa buat mengucapkan salam perpisahan dan berjabat tangan dengan semua rekan kerja. Kita juga dapat meninggalkan kenang-kenangan kepada atasan atau rekan kerja terdekat.
Selain memperhatikan hal-hal di atas, kita juga harus segera menyelesaikan semua urusan administrasi dengan mengembalikan semua fasilitas perusahaan nan dipinjamkan. Dan bila kita memiliki tanggungan pinjaman berupa materi kepada rekan kerja, sebaiknya juga segera diselesaikan. Meskipun tak lagi berstatus karyawan, namun kita juga harus tetap menjaga nama baik perusahaan. Di mana pun kita bekerja nantinya, sebaiknya jangan pernah mengumbar keburukan dan rahasia-rahasia perusahaan nan kita ketahui.