Pengobatan Depresi ialah Mengenal dan Mendekatkan Diri pada Tuhan

Pengobatan Depresi ialah Mengenal dan Mendekatkan Diri pada Tuhan

Pernyataan bahwa apa itu depresi dan klarifikasi bahwa depresi ialah penyakit mental. Bahwa depresi ialah tahapan menuju gila nan tak dapat disikapi dan diobati dengan baik. Pendapat seperti itu tak sepenuhnya salah. Depresi memang salah satu penyakit kejiwaan dan akan fatal jika tak ditangani dengan serius.



Benarkah Depresi Adalah Tahapan Menuju Gila?

Dalam sejarah, orang-orang nan meninggal sebab depresi umumnya bukanlah orang-orang bodoh. Namun tiba-tiba mereka merasa bahwa hayati ini tanpa tujuan. Umumnya mereka tak menderita penyakit berat seperti kanker dan lain-lain. Mereka sama sekali tak menyadari bahwa depresi adalah penyakit nan justru lebih berbahaya daripada penyakit-penyakit fisik tersebut.

Beberapa di antaranya malah bergelimang harta, status sosial tinggi, dan terkenal. Lantas apa nan membuat mereka depresi? Apa sih depresi itu dan mengapa sebagian besar dari penderita depresi ini melakukan bunuh diri? Mengenal depresi ialah sebagai salah satu penyakit membahayakan sepertinya akan lebih membantu mereka buat menghindarkan diri dari depresi.

Depresi ialah suatu penyakit kejiwaan nan berbeda dengan stres. Banyak orang berkata, “Aku depresi gara-gara diberi tugas ini.” Padahal nan dimaksud ialah stres. Depresi bukanlah stres. Depresi lebih berat daripada sekedar stres. Depresi ialah sebuah perasaan kehilangan gairah hayati sehingga taraf produktivitas seseorang (penderita depresi) menurun secara drastis.

Gejala awal depresi ialah biasanya diawali dengan perasaan kesepian nan mencekam. Beberapa nan terkena depresi memilih buat tidur sepanjang hari sebab takut menghadapi hayati dan perasaan bosan nan tak berkesudahan. Beberapa di antaranya bahkan mencoba bunuh diri.

Secara fisik penderita depresi tak menunjukkan gejala “tidak beres”. Mereka sehat. Hanya saja keluhan nan sering menimpa penderita depresi ialah nyeri di perut dan tak bisa menelan makanan.

Dada juga terasa sangat sakit bahkan beberapa penderita menunjukkan sesak nafas. Akan tetapi jika diperiksa secara medis, semua organ sehat-sehat saja. Dalam hal ini, depresi ialah sebuah penyakit nan dapat digolongkan "gaib". Depresi tak terdeteksi oleh medis.

Depresi memang bukan penyakit fisik meski beberapa menunjukkan gejala sakit secara fisik (merasa mual ketika makan, sakit perut, dll). Depresi ialah penyakit nan menyerang psikis seseorang. Hal ini berbahaya. Karena pada taraf nan kronis, penderitanya ingin mengakhiri hidupnya. Jika Anda mengalami gejala ini, segeralah menghubungi ahlinya. Tindakan nan tepat akan menyelamatkan hayati Anda.

Pernah mendengar sebuah lelucon nan mengatakan jika Anda ingin gemuk, maka buatlah pikiran sesantai-santainya. Karena kenyataannya, pikiran nan rancu memang akan lebih mudah membuat badan menjadi lemas dan kurus dibandingkan dengan jatah makan nan berkurang. Pikiran nan rancu itu merupakan tanda-tanda awal depresi. Jadi benar-benar bisa dipastikan bahwa depresi adalah penyakit kejiwaan nan menggerogoti pikiran serta tubuh manusia sekaligus.



Depresi ialah Sebuah Penyakit nan Penyebabnya ialah Keadaan

Dalam sebuah episode Oprah Winfrey Show nan mengupas depresi dan bunuh diri, narasumber nan diwawancarai ialah orang-orang nan terkena musibah secara beruntun. Ada seorang dokter hewan nan memiliki tiga orang anak dan seorang suami nan ditemukan tewas saat sang dokter tersebut pulang dari pasar.

Betapa terkejutnya dia melihat seisi rumah tewas seketika. Setelah kejadian itu, hidupnya berubah. Sang dokter merasa seperti kehilangan tujuan hidup, tak ingin melanjutkan hayati sebab susah bahagia. Bagaimana Anda dapat senang dengan suami dan anak-anak nan tewas di dalam rumah sebab dibunuh? Dapatkah Anda menyongsong kebahagiaan setelah itu? Dokter hewan ini ialah contoh konkret dari maksud kata-kata "penyebab depresi ialah keadaan". Tepatnya, keadaan nan dirasa tak berpihak padanya.

Jawabannya tak atau sangat sulit. Ketidakmampuan buat senang inilah nan mendorong sang dokter depresi dan ingin mengakhiri hidupnya. Untuk apa hayati jika tak dapat merasa bahagia? Untuk apa hayati jika tak ada keluarga nan bisa menikmati hasil jerih payah Anda? Putus harapan nan dialami oeh dokter hewan tersebut merupakan citra bahwa depresi ialah penyakit nan menggerogoti kekuatannya.

Untuk apa hayati jika Anda sudah tak menginginkan apa-apa lagi setelah semuanya hilang? Untuk apa hayati jika seluruh orang nan Anda cintai telah mati? Anda hayati buat siapa? Siapa nan mengharapkan Anda? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu kerap kali menghampiri isi kepala mereka nan tengah depresi. Bahwa depresi ialah penyebab munculnya pertanyaan-pertanyaan "aneh" nan memusingkan.

Ketidakmampuan buat senang inilah nan mendorong manusia bunuh diri. Memang setiap orang pernah sedih, akan tetapi kesedihan penderita depresi ialah berbeda dengan mereka nan tak mengalaminya. Mereka sedih tanpa akhir sampai kehilangan makna hayati dan tujuannya. Mereka sedih tanpa akhir sebab tak sanggup menghadapi guncangan nan terasa sangat berat.

Namun bukan berarti seluruh penderita depresi ialah mereka nan terkena musibah secara beruntun. Beberapa bahkan menunjukkan hayati tanpa masalah seperti punya harta melimpah.

Penulis buku Eat, Pray, Love ialah salah satunya. Elizabet Gilbret, penulis buku tersebut, merasa telah memiliki segalanya. Pekerjaan bagus (karir nan selama ini diidam-idamkan), rumah nan luas, dan suami nan mencintainya. Namun mengapa dia depresi dan menginginkan perceraian? Padahal suaminya tak pernah memukulnya, atau menyiksanya secara fisik.

Ada sebuah area kosong di dalam jiwanya nan membuat Elizabet merasa begitu kesepian dan kehilangan tujuan hidup. Dia tak mampu memahami dirinya dan keinginannya dengan jelas. Ia merasa bingung dengan perasaan nan dia miliki. Depresi menyergapnya tiba-tiba tanpa diundang padahal dia sedang bertamasya di loka paling latif di dunia, di Roma, Italia. Saat dia seharusnya merasa sangat senang. Dalam hal ini depresi ialah penyakit nan dapat juga datang secara tiba-tiba.



Pengobatan Depresi ialah Mengenal dan Mendekatkan Diri pada Tuhan

Depresi ialah penyakit nan tak dapat sembuh dengan donasi suntikan ataupun obat-obatan. Depresi akan sembuh jika pengobatannya pun mengena langsung pada mental ataupun jiwa. Seperti nan dialami oleh Elizabet.

Terapi enyembuhan Elizabet salah satunya sebab merasa menemukan Tuhan setelah melakukan perjalanan spiritual nan panjang dalam memahami arti hayati dan kebahagiaan. Elizabet menunjukkan bahwa depresi ialah penyakit nan akan sembuh dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Orang-orang nan kenal dan merasa dekat dengan Tuhan selamanya tak akan pernah depresi.

Namun sayangnya mengenal Tuhan bukanlah perkara gampang. Mengenal Tuhan dapat dimulai dengan memikirkan ciptaan-ciptaan-Nya, dan tanda-tanda kebesaran-Nya melalui ayat-ayat-Nya. Tuhan itu dekat, akan tetapi umumnya manusia malah menjauh. Penyembuhan depresi ialah suatu hal nan cukup sulit. Membutuhkan kesiapan serta pencerahan nan penuh.

Saat sudah berada di titik terjauh mereka merasa tak mampu mendekati-Nya. Jiwa mereka kosong meski mereka beribadah, mengaji, dan lain-lain sebab mereka tak mengenal-Nya sehingga tak dekat dengan-Nya. Mereka nan rajin beribadah pun bahkan takjarang rentan terkena depresi. Dalam hal ini, depresi ialah sebuah penyakit nan juga dapat mengganggu keimanan seseorang.

Ingat bahwa depresi adalah gangguan kejiwaan nan dapat datang kapan saja. Depresi datang menyergap kehidupan Anda tanpa permisi. Jadi bentengi diri dengan mengenal Allah dan selalu berdzikir pada-Nya.