Publikasi sebagai Kejelasan atas Pengertian Puisi

Publikasi sebagai Kejelasan atas Pengertian Puisi

Pengertian puisi banyak dipersoalkan oleh banyak orang. Ada nan berpendapat bahwa puisi adalah curahan hati seorang penyair. Ada nan berpendapat puisi ialah kata-kata latif dan penuh makna. Ada pula nan mengidentikkan puisi sebagai kata nan berkonotasi, kata-kata bermajas.

Pengertian puisi tersebut memang didasarkan atas apa nan dirasakan oleh banyak orang. Terlebih oleh mereka nan memiliki pengalaman menulis pusi, maka akan mengatakan bahwa puisi ialah aktualisasi diri ungkapan seseorang atas suatu hal. Pengertian puisi memang lebih banyak didasarkan pada apa nan dirasakan oleh para penulis puisi tersebut, yakni para penyair, atau setengah penyair, atau bukan penyair namun hanya kritikus.

Pengertian puisi tentulah bermula dari karyanya itu sendiri, bermula dari puisi itu sendiri. itu sebabnya pengertian puisi akan bhineka sinkron dengan apa nan dirasa ketika membuat sebuah puisi. Namun nan pasti, puisi dibuat sebab adanya pengalaman, baik pengalaman spiritual maupun pengalaman empiris.

Pengalaman spiritual berarti fantasi, imajinasi. Hal-hal nan tak dirasakan oleh penyair, namun dibayangkan bisa mengilhaminya buat membuat sebuah puisi. Itulah sebabnya pengertia puisi menjadi sebuah kreativitas dengan bahasa, pilihan kata sebagai mediumnya.

Pengalaman realitas didasarkan atas apa-apa nan pernah dialami langsung oleh penyair. Pengalaman realitas berkaitan dengan emosi, dengan peristiwa, dengan kenangan seseorang nan membuat puisi. itu sebabnya pengertian puisi pada pengalaman realitas adalah aktualisasi diri penyair atas suatu hal nan dituangkan dalam bentuk bahasa.



Pengertian Puisi Para Pakar

Para pakar sastra mengemukakan pengertian puisi sinkron dengan apa nan mereka rasa dan tafsirkan. Berikut pengertian puisi menurut para ahli sastra global nan dihimpun dari berbagai sumber cetak dan internet

  1. Shelley mengatakan puisi ialah rakaman detik-detik nan paling latif dalam hayati kita (manusia).

  2. Samuel Taylor Coleridge mengatakan bahwa puisi ialah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik.

  3. William Wordsworth menyatakan puisi ialah pengucapan nan imajinatif dari perasaan nan mendalam, biasanya berirama. Pengucapan secara impulsif tentang perasaan nan memuncak timbul dari daya ingatan ketika berada dalam keadaan tenang.

  4. Matthew Arnord mengatakan puisi ialah kritikan tentang kehidupan menurut keadaan nan ditentukan oleh kritikan buat kritikan itu sendiri melalui beberapa peraturan tentang estetika dan kebenaran nan puitis.

  5. Theodore Watts-Dunton menyebutkan pengertian puisi yaitu satu pengucapan nan konkret dan artistik tentang pikiran manusia melalui penggunaan bahasa nan emosional dan berirama.

  6. Edgar Allan Poe memberikan pengertian puisi yaitu ialah kreasi tentang sesuatu estetika dalam bentuk berirama. Citarasa ialah unsur nan diutamakan. Interaksi dengan budaya intelek atau dengan suara hati hanya merupakan interaksi nan selari. Jika bukan secara kebetulan, ia tak ada kena mengena langsung sama ada dengan tugasnya atau dengan kebenaran.

  7. Andrew Bradley mengatakan puisi nan sebenarnya ialah terdiri daripada rangkaian pengalaman tentang bunyi, imej, pemikiran dan emosi -yang kita alami sewaktu kita membacanya dengan cara sepuitis mungkin.

  8. Edwin Arlington Robinson menyebutkan bahwa puisi ialah bahasa nan menyampaikan sesuatu nan sukar hendak dinyatakan, tak kira sama ada puisi itu sahih atau sebaliknya.

  9. Auden mengatakan puisi lebih merupakan pernyataan perasaan nan bercampur-baur.

Pakar sastra Indonesia pun nan juga sastrawan Indonesia memberikan pengertian puisi . Berikut pengertian puisi menurut ahli satsra Indonesia.

  1. H. B. Jassin mengatakan puisi merupakan pengucapan dengan perasaan nan didalamnya mengandungi pikiran-pikiran dan tanggapan-tanggapan.
  2. Baha Zain mengatakan puisi tak berbicara segalanya dan tak kepada semua. Ia ialah pengucapan suatu fragmen pengalaman dari suatu holistik seorang seniman.

  3. Muhammad Haji Salleh mengatakan puisi ialah bentuk sastra nan kental dengan musik bahasa serta kebijaksanaan penyair dan tradisinya. Dalam segala kekentalan itu, maka puisi setelah dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana.

  4. Usman Awang mengatakan puisi bukanlah nyanyian orang putus harapan nan mencari ketenangan dan kepuasan dalam puisi nan ditulisnya. Tapi puisi adalah satu pernyataan sikap terhadap sesuatu atau salah satu atau holistik kehidupan manusia.

  5. Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara tersirat dan samar, dengan makna nan tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.

  6. Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi ialah bentuk karya sastra nan mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

Kata puisi sesungguhnya berasal dari bahasa Yunani. Kata puisi dalam bahasa Yunani yaitu poesis nan memiliki arti berupa penciptaan. Sementara pengertian puisi menurut Kamus Istilah Sastra nan disusun oleh Panuti Sudjiman adalah ragam sastra nan bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Dari sekian banyaknya pengertian puisi, kita bisa memilih mana nan paling mewakili. Hanya saja unsur-unsur keindahan bahasa merupakan unsur nan dominan dalam puisi, baik itu berupa diksi ataupun rima. Jika kaitannya dengan pengistilahan secara akademik atau ilmiah, ada baiknya kita mengikuti pengertia puisi nan terdapat dalam Kamus Istilah Sastra karena Kamus Istilah Sastra memuat definisi berbagai istilah nan sering digunakan dalam global kesusastraan.



Publikasi sebagai Kejelasan atas Pengertian Puisi

Persoalan disparitas pengertian puisi pada akhirnya sejalan juga pada persoalan pengakuan sebuah teks sebagai sebuah karya sastra, teks puisi. karya sastra tentu diciptakan buat dinikmati, buat dibaca, buat diapresiasi, diberikan penialaian, dan diberikan ulasan, tanggapan, juga kritikan. Untuk bisa dibaca, diapresiasi, dan dikritik, tentulah sebuah karya sastra harus terpublikasikan dengan baik. Begitupun dengan puisi, harus dipublikasikan agar khalayak luas mengetahui sahih bahwa teks tersebut merupakan teks puisi.

Persoalan pengklaiman sebuah teks merupakan sebuah puisi didasarkan atas pengertian puisi nan sifatnya sangat subjektif. Jika pengertian puisi hanya didasarkan pada pengertian nan telah disebutkan oleh para ahli sastra namun tak ditindaklanjuti dengan pengakuan oleh khalayak luas, maka teks tersebut belumlah menjadi teks puisi. Teks tersebut, secara mudah dan subjektif, memang merupakan puisi, hanya saja hal tersebut menurut penciptanya, penyairnya, belum tentu menurut orang lain ialah puisi. Itu sebabnya persoalan publikasi menjadi penting.

Sebuah teks, jika hanya diklaim sebagai puisi dan tak disebarkan atau dipublikasikan melalui media, maka sifatnya sangat subjektif, dan kekuatan atau keabsahan teks tersebut sebagai puisi hanya didasarkan pada pengertian puisi nan sangat subjektif.

Publikasi menjadi krusial dilakukan agar khalayak luas tahu dan konfiden sahih bahwa teks nan tercantum atau dimuat di media (khususnya media cetak) ialah teks puisi. Hal tersebut didasarkan atas adanya suntingan atau proses jajak dari pihak media nan diwakili oleh redaktur. Setelah lolos proses telaahan, maka teks tersebut telah resmi dinyatakan sebagai puisi dan dikenal oleh khalayak luas sebagai benar-benar teks puisi, bukan sekadar teks nan berisi aktualisasi diri perasaan dan rangkaian diksi semata.

Publikasi pun menjadi wahana sekaligus bentuk pertanggungjawaban seseorang, penyair atas proses nan dilaluinya dalam membuat puisi. Pertanggungjawaban tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral atas apa nan telah digagasnya, sekaligus pertanggungjawaban kepada khalayak bahwa karya nan ditulisnya merupakan karya atas kemampuan diir penyair sendiri.

Pengertian puisi tak hanya berfokus pada sebuah definisi saja, tetapi juga berkaitan dengan persoalan publikasi, nan tentu berkorelasi erat dengan persoalan keabsahan suatu teks. Melalui publikasi, puisi nan ditulis tidak hanya menjadi milik pribadi, namun menjadi milik bersama karena ada hal nan mewakili perasaan banyak orang. Melalui publikasi pula, akan muncul telaah, kajian, bahkan kritik atas puisi nan dibuat nan akan lebih membangkitkan daya kritis seseorang dalam berkarya.