Libur Musim Dingin

Libur Musim Dingin

Berawal dari cederanya seorang pemain kidal bernama Arjen Robben setelah membela Belanda di ajang Piala Global 2010. Interaksi baik antara klub Bundesliga Jerman, Bayern Munchen dengan KNVB (asosiasi sepak bola Belanda) berubah menjadi perselisihan sengit. Klub sepak bola asal Bavaria ini menuntut ganti rugi atas cedera nan dialami Arjen Robben sehingga tak bermain selama beberapa pertandingan bagi klub nan membelinya dari Real Madrid.

Permasalahan seperti ini sebenarnya bukan kesalahan pemain atau tim nasional tetapi akibat negatif jadwal sepak bola nan padat. Sebagai seorang pemain sepak bola profesional, bermain buat klub ialah bentuk tanggung jawab terhadap kontrak nan telah disepakati. Sedangkan membela tim nasional merupakan perwujudan rasa nasionalisme dan darma mulia kepada negara.

Namun terkadang pemain dan instruktur baik timnas maupun klub sepak bola profesional harus dihadapkan pada problematika jadwal sepak bola nan padat. Tentunya pilihan sulit buat mengesampingkan salah satunya dan mengandung resiko kelelahan nan berakibat cedera pemain apabila harus mengimbangkan keduanya.

Resistensi perihal jadwal sepak bola nan padat muncul dari instruktur tim nasional melihat agenda pertandingan sepak bola antar Negara. Tim nasional harus berlaga di even persahabatan maupun kualifikasi di tengah-tengah jadwal perserikatan nan padat. Pemain nan berstatus pemain inti baik di klub dan tim nasional tak mendapat waktu istirahat nan cukup buat memulihkan kondisi fisik dan mentalnya.

Dampaknya pemain tak bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya seperti ketika bermain bersama klubnya. Dalam hal ini tim nasional mengalami kerugian jika hasil pertandingan tak menghasilkan kemenangan.

Bahkan menurut instruktur Prancis, Laurent Blanc jadwal sepak bola di level perserikatan profesional Eropa nan ketat bisa berimbas kepada prestise sebuah turnamen seperti Piala Global atau Piala Eropa. Ketergantungan klub sepak bola kepada pemain bintang buat mengarungi seluruh kompetisi nan diikuti tanpa melakukan rotasi sangat mengeksploitasi pemain. Akibatnya gengsi turnamen menurun sebab banyak pemain bintang harus absen di turnamen krusial antar negara buat menjalani pengobatan dan perawatan cedera.

Lebih jauh lagi, pertandingan nan melibatkan tim nasional menjadi kurang menarik buat ditonton sebab jadwal satu pertandingan ke pertandingan lain jaraknya berjauhan. Sebagai contoh tim nasional berlaga pada pertandingan internasional pada bulan November dan bermain kembali pada bulan Maret. Rentang waktu nan cukup lama dari segi teknis membuat pemain kesulitan beradaptasi dengan pemain lainnya selama bermain di tim nasional.

Dari sudut pandang instruktur klub, jadwal sepak bola antar negara juga sangat mengganggu konsentrasi pemain saat kembali dari panggilan tugas negara. Instruktur pun juga harus memaksakan pemain bertanding bersama klub buat menghindari hasil nan kurang memuaskan. Klub sendiri selalu merasa paling berhak terhadap kontribusi pemain sebab telah menggaji pemain tiap tahunnya sedangkan pemain tak mendapat bayaran saat bertanding buat tim nasional. Seperti dalam kasus Arjen Robben sangat mungkin dialami oleh klub dan pemain.



Sepak Bola Indonesia

Secara spesifik di Indonesia, pemandangan nan biasa terjadi setiap musim kompetisi ialah perubahan jadwal sepakbola tim-tim di Perserikatan Super Indonesia. Alasan nan mengemuka ialah sulitnya mendapat ijin menyelenggarakan pertandingan dari pihak berwajib menyangkut keamanan. Hal ini tak terlepas dari faktor kepemilikan stadion nan belum paten. Beberapa klub seperti Persija Jakarta sering berpindah markas hingga keluar daerah sehingga menemui kesulitan saat mengurus ijin menyelenggarakan kegiatan.

Agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) juga memaksa kompetisi dihentikan sementara dengan alasan keamanan. Pihak berwajib tak mengeluarkan ijin buat menggelar acara nan dihadiri oleh orang banyak. Sedangkan seremoni hari besar seperti bulan Ramadhan juga membuat akhir kompetisi semakin mundur dari jadwal sepak bola semula. Tidak pelak, muncul masalah kontrak pemain nan habis padahal kompetisi masih berjalan.

Menyikapi permasalahan jadwal pertandingan sepakbola seharusnya pihak penyelenggara kompetisi, klub dan pemain duduk bersama menemukan solusi nan saling menguntungkan. Jadwal sepak bola khususnya kompetisi perserikatan dan turnamen nan diikuti klub dan tim nasional hendaknya dikurangi dan disusun lebih sistematis agar mengurangi potensi pendayagunaan hiperbola kepada pemain.



Tim Nasional Inggris Dikalahkan Jadwal Sepak Bola

Sudah empat puluh tahun lebih lamanya tim nasional Inggris tak lagi membawa piala baik Piala Global maupun Piala Eropa bagi pendukungnya. Menunjuk instruktur berpengalaman dengan reputasi hebat tak cukup buat meramu komposisi pemain-pemain bertalenta Inggris. Para pemain tim nasional Inggris mengalami kelelahan setiap menjelang turnamen besar sebab dihajar oleh jadwal sepak bola nan padat.

Ketatnya jadwal sepak bola di negara sendiri membuat para singa-singa negeri Ratu Elizabeth seperti mesin nan kehabisan bahan bakar di pertengahan tahun. Tenaga pemain sudah digeber habis-habisan selama kompetisi nan dimulai Agustus hingga Mei. Maka tak mengejutkan para pemain mengalami fase penurunan saat bermain di turnamen bergengsi.

Diisi pemain-pemain berteknik tinggi dan konsisten bermain baik bagi klubnya tak serta merta membuat tugas instruktur tim nasional Inggris mudah. Pilar tim nasional Inggris seperti John Terry, Rio Ferdinand, Steven Gerrard, dan Wayne Rooney ialah pemain krusial di klubnya.

Mengistirahatkan pemain di klub dalam jumlah partai nan banyak merupakan pilihan nan tak akan terjadi. Klub nan menggaji selalu menginginkan pemainnya mengeluarkan keringat di lapangan buat menambah perolehan piala.

Klub-klub nan menyuplai pemain ke tim nasional Inggris memainkan jadwal sepak bola ketat tanpa memberi waktu perlop bagi pemainnya. Klub selalu berlomba tampil hingga babak final di kompetisi domestik yaitu Perserikatan Inggris, Piala FA, dan Piala Liga. Ditambah lagi kompetisi antar klub Eropa seperti Perserikatan Champions atau Piala Eropa. Sudah bisa dilihat dampaknya menuju prestasi Inggris di turnamen internasional tak lebih baik dari Jerman atau Spanyol.



Libur Musim Dingin

Liga Inggris tetap memutar drama bernama Boxing Day atau pertandingan selama seremoni natal hingga pertengahan bulan Januari. Bandingkan dengan kompetisi Bundesliga Jerman, nan berisi 18 klub.

Ditambah Piala Jerman dan kompetisi Eropa maka sudah cukup bagi para pemain tim nasional Jerman memperoleh persiapan nan matang menghadapi sebuah turnamen. Masa pemulihan kelelahan pemain Jerman terjadi ketika pertengahan musim Bundesliga sebab selalu konsisten menerapkan libur selama satu bulan.

Melihat Spanyol sukses meraih Piala Dunia, tak bisa dilupakan faktor sistem kompetisi perserikatan domestiknya nan libur selama dua minggu. Terdapat 20 tim nan memperebutkan gelar kampiun Perserikatan Utama Spanyol dan Piala Raja, serta tak lupa menghitung partisipasi di kompetisi antar klub Eropa. Para pemain di tim nasional Spanyol memperoleh terapi kejenuhan dan kelelahan dari libur hingga kembali menendang bola pada pertengahan Januari.

Komentar instruktur dan pemain tim nasional Inggris termasuk pendapat para pengamat bola Eropa mungkin dilewatkan oleh petinggi FA dan Premier League. Belajar dari pengalaman perserikatan Eropa lainnya dan kegagalan tim nasional Inggris merupakan pandangan bijaksana.

Jika memang masih ingin mengobati kerinduan masyarakat Inggris, mestinya liburan selama musim dingin sudah dimulai secepatnya. Sekali lagi, patut diingat bahwa jadwal Piala Global selalu dimainkan pada akhir musim kompetisi perserikatan atau tepatnya di bulan Juni hingga Juli.



Jadwal Piala Global 2022

Tanggal 2 Desember 2010, FIFA mengumumkan tuan rumah Piala global 2022 terpilih ialah Qatar. Penunjukan ini membuat perjalanan Piala Global akan menghampiri benua Asia buat kedua kalinya. Ucapan selamat langsung terkirim dari presiden Barrack Obama nan menyebut keberhasilan Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Global ialah kemenangan bangsa Arab.

Komentar Barrack Obama tak perlu dipikirkan sebagai pandangan politis atau ideologis. Mengingat persoalan nan akan timbul dan terkait langsung dengan Piala Global 2022 ialah mengatur jadwal Piala Global 2022. Piala Global dimungkinkan keluar dari Norma di bulan Juni hingga Juli sebab cuaca panas nan mencapai lebih dari 40 derajat. Bahkan terdapat embargo bagi turis berpergian kesana ketika musim panas tiba.

Tidak ada salahnya mendiskusikan lebih jauh tentang pendapat Franz Beckenbauer nan menyarankan Piala Global 2022 dimulai pada bulan Januari. Banyak pertandingan di Eropa nan tertunda dampak badai salju dan udara dingin. Roda kompetisi Eropa bisa dihentikan sementara ketika memasuki Desember kemudian dimulai lagi di awal pekan bulan Mei hingga Agustus.