Mengenal Globalisasi

Mengenal Globalisasi

Globalisasi merupakan sebuah istilah nan memiliki interaksi dengan peningkatan keterkaitan dan kebergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia. Globalisasi berkaitan dengan perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk hubungan lainnya. Hal ini menyebabkan batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.



Mengenal Globalisasi

Istilah ini belakangan mulai marak. Era globalisasi sering didengungkan sebagai era baru nan siap "mengancam". Persaingan menjadi lebih konkret dirasakan oleh setiap warga dalam berbagai bidang. Seperti perdagangan. Terutama jika salah satu negara memiliki pengaruh nan lebih besar dibandingkan dengan negara lain.

Contoh paling konkret nan terjadi sekarang ini ialah maraknya berbagai merek telepon genggam protesis luar negeri, terutama China, di Indonesia. Bentuk hubungan warga China dengan Indonesia menjadi tanpa jeda dengan adanya produk-produk tersebut. Kedua negara tersebut saling memengaruhi, berinteraksi, dan bergantung. Kurang lebih seperti itulah nan dinamakan globalisasi.

Istilah globalisasi sendiri sebenarnya mengacu pada kata dasar "global", nan artinya universal atau menyeluruh. Mengacu pada hal ini, istilah globalisasi menjadi sesuatu nan memiliki daya cakup luas. Globalisasi dapat diterapkan pada istilah politik, ekonomi, dan sejarah sekalipun.

Globalisasi juga dapat berkenaan dengan sebuah proses. Proses nan pada akhirnya wajar terjadi di antara para penduduk negeri. Kebergantungan satu sama lain, sokongan nan diterima dari negara lain sehingga menyamarkan batasan dalam bernegara ialah hal-hal lumrah dalam globalisasi.



Ciri-Ciri Globalisasi

Masyarakat ialah "target utama" dalam gejala globalisasi ini. Identifikasi globalisasi sendiri juga dapat dilihat dari apa-apa saja nan terjadi di masyarakat. Selain masyarakat, hal lain nan mengidentifikasikan bahwa telah terjadinya globalisasi ialah perkembangan teknologi itu sendiri.

Berikut ini beberapa karakteristik nan menandakan semakin berkembangnya kenyataan globalisasi pada era modern sekarang ini.



1. Ciri-ciri Globalisasi - Perubahan Teknologi

Perubahan dalam ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang, seperti handphone , televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi dunia terjadi begitu cepat. Sementara itu, melalui konvoi massa semacam turisme memungkinkan buat merasakan banyak hal dari budaya nan berbeda.

Kedua hal tersebut, teknologi dan majunya bidang pariwisata suatu negara ialah faktor nan juga mendukung semakin pesatnya arus globalisasi. Tidak ada pembatas antar warga negara nan satu dengan nan lain, nan ada hanya pembeda.



2. Ciri-ciri Globalisasi - Kehidupan Ekonomi

Ciri-ciri globalisasi selanjutnya berkaitan dengan keadaan ekonomi. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara nan berbeda menjadi saling bergantung. Hal ini sebagai dampak dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan penguasaan organisasi seperti World Trade Organization (WTO).

Berdasarkan ciri-ciri globalisasi nan satu ini, masing-masing negara pada akhirnya dituntut buat meningkatkan kualitas produksinya. Jika tidak, maka siap-siap saja terlindas oleh kualitas barang produksi nan diciptakan negara lain. Sebagai negara nan tengah berkembang, Indonesia patut hati-hati dengan hal nan satu ini. Mengingat rendahnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kualitas produk dalam negeri sendiri.



3. Ciri-ciri Globalisasi - Berkembangnya Media Massa dan Budaya

Peningkatan hubungan kultural melalui perkembangan media massa, khususnya televisi, film, musik, dan transmisi warta serta olahraga internasional juga menjadi ciri-ciri globalisasi nan selanjutnya.

Sekarang ini, kita bisa mengonsumsi dan mendapat pengalaman baru tentang berbagai hal nan melintasi beraneka ragam budaya, seperti halnya dalam bidang fashion , literatur, dan makanan. Perubahan budaya menjadi satu hal nan paling mudah dikenali sebagai ciri-ciri bahwa telah terjadi globalisasi. Contohnya ialah ketika kita dengan mudah mendapatkan pengaruh dari musik-musik luar negeri.



4. Ciri-ciri Globalisasi - Meningkatnya Masalah

Ciri-ciri globalisasi selanjutnya ialah meningkatnya masalah dunia, seperti pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional, dan lain sebagainya. Masalah tersebut lahir sebab keterikatan satu negara dengan negara nan lain. Sehingga, antara negara nan satu dengan negara nan lainnya, lebih mungkin mengalami berbagai persinggungan.



Teori Globalisasi

Dalam hubungannya dengan globalisasi, ada tiga teori nan bisa ditinjau. Teori tersebut tentu saja lahir dari mereka nan pakar dalam bidang ini. Mereka ialah pengamat dari berbagai bidang nan tentu saja terkena dampak globalisasi . Pengamat tersebut dibagi menjadi tiga, sebut saja mereka globalis, tradisionalis, dan transformasionalis. Berikut ini tiga teori tersebut.

  1. Para globalis percaya bahwa globalisasi merupakan sebuah fenomena nan memiliki konsekuensi konkret terhadap keberlangsungan kehidupan manusia dan forum di dunia. Para globalis percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan lenyap diterjang kebudayaan dan ekonomi dunia nan homogen. Meskipun begitu, para globalis tak memiliki pendapat nan sama tentang konsekuensi terhadap proses tersebut.
  1. Para tradisionalis tak percaya bahwa globalisasi sedang terjadi. Kelompok ini berpendapat bahwa kenyataan ini merupakan sebuah mitos semata. Jika memang ada, kenyataan globalisasi terlalu dibesar-besarkan. Para tradisionalis merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah kenyataan internasional selama ratusan tahun. Apa nan sedang terjadi dan dialami saat ini merupakan termin lanjutan saja atau evolusi dari produksi dan perdagangan kapital.
  1. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Kelompok ini setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Akan tetapi, mereka pun berpendapat bahwa sangat bodoh jika menyangkal keberadaan konsep ini. Teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai seperangkat interaksi nan saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan nan sebagian besar tak terjadi secara langsung. Kelompok atau kalangan ini menyatakan bahwa proses ini dapat dibalik, terutama saat hal tersebut negatif atau setidaknya bisa dikendalikan.

Mereka, para pengamat era globalisasi, pada kenyataanya memiliki pendapat nan berbeda mengenai apa itu globalisasi. Teori-teori mereka nan berkenaan dengan globalisasi tak memengaruhi laju dari globalisasi itu sendiri.



Reaksi Masyarakat Terhadap Globalisasi

Sebagai sebuah "gejala" baru di kehidupan masyarakat, globalisasi tentu melahirkan berbagai pendapat dan reaksi dari masyarakat. Secara umum, reaksi mereka dibedakan menjadi dua, mereka nan pro terhadap globalisasi dan mereka nan justru anti terhadap globalisasi ini.



1. Reaksi Masyarakat Terhadap Globalisasi - Gerakan Mendukung Globalisasi

Pendukung globalisasi atau sering disebut dengan pro-globalisasi menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Kelompok pendukung globalisasi berpijak pada teori keunggulan komparatif nan dicetuskan oleh David Ricardo. Teori itu menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan bisa saling mengutungkan satu sama lainnya.

Salah satu contoh globalisasi dalam hal ini ialah bentuk saling kebergantungan terjadi dalam bidang ekonomi. Dua negara bisa melakukan transaksi pertukaran sinkron dengan keunggulan komparatif nan dimilikinya. Contonya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital, sedangkan Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya.

Jadi, dengan teori ini, Jepang dianjurkan buat menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan produksinya buat memaksimalkan produksi kamera digital. Lalu, menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia. Begitupun, sebaliknya.



2. Reaksi Masyarakat Terhadap Globalisasi - Gerakan Anti-Globalisasi

Anti-globalisasi merupakan suatu istilah nan biasa digunakan sebagai sikap politis individu atau kelompok nan menentang perjanjian dagang dunia dan lembaga-lembaga nan mengatur perdagangan antarnegara, seperti World Trade Organization (WTO).

Antiglobalisasi dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial. Sementara nan lainnya menganggap globalisasi sebagai istilah generik nan mencakup sejumlah gerakan sosial nan berbeda-beda. Para penganut antiglobalisasi, akan melakukan perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan dunia saat ini. Menurut mereka, globalisasi bisa mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dan hal-hal lain nan bersifat sebagai bukti diri negeri.