Paragraf Persuasif dalam Tulisan Ilmiah
Paragraf persuasif ialah paragraf nan bersifat mengajak (persuasi). Paragraf ini sering digunakan buat keperluan berbagai propaganda, mulai dari iklan komersial hingga iklan layanan masyarakat. Paragraf ini juga digunakan dalam proposal kerjasama, dimana bisa divariasi dengan paragraf lain, seperti paragraf naratif, paragraf deskriptif, dan paragraf argumentatif. Tujuannya agar orang nan dituju mau mengikuti keinginan kita.
Anatomi Paragraf Persuasif
Sebelum melihat contoh paragraf persuasif, ada baiknya kita melihat anatomi paragraf persuasif terlebih dahulu. Dengan demikian, kita akan mengerti unsur-unsur nan perlu ada. Dengan mengetahui anatomi paragraf persuasif, kita juga bisa mengidentifikasi sebuah paragraf.
Paragraf ini hampir serupa dengan paragraf argumentasi. Unsur terpenting paragraf ini ialah adanya kalimat persuasi atau kalimat ajakan, imbauan, maupun saran terhadap suatu hal, supaya orang lain mau melakukan ajakan seperti nan diinginkan penulis.
Adanya kata-kata ajakan seperti “mari, ayo”, hingga kata-kata perintah seperti “jangan”, membuat sebuah paragraf persuasif mudah diidentifikasi. Contoh kalimat-kalimat ajakan ialah sebagai berikut:
1. Ayo kita membuang sampah pada loka nan telah disediakan.
2. Mari kita menyukseskan Pekan Imunisasi Nasional.
3. Jangan merokok di loka umum.
Kata nan dicetak miring merupakan kata-kata persuasi. Kadang dalam kalimat persuasi diikuti dengan kalimat argumentatif, contonhnya ialah sebagai berikut:
“ Jangan merokok di loka umum sebab mengganggu kesehatan orang lain.”
Kalimat nan tercetak miring merupakan kalimat argumentatif sebab kalimat ini digabung dengan kalimat lain yaitu kalimat persuasif maka kalimat nan dihasilkan ialah kalimat beragam setara dimana terdapat dua kausa kalimat nan sejajar.
Adapun unsur selanjutnya ialah kalimat gambaran (deskriptif) maupun kalimat cerita (naratif). Kalimat-kalimat deskriptif maupun kalimat terinci sangat krusial disertakan dalam sebuah kalimat sebagai dasar persuasif, dan tentu akan lebih meyakinkan orang nan diajak.
Contoh paragraf persuasif dengan unsur-unsur tersebut:
“Jangan merokok di loka generik sebab mengganggu kesehatan orang lain. 25 % zat berbahaya nan terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok. Sisannya sebesar 75 % terlepas ke udara bebas. Konsentrasi zat berbahaya nan masuk ke dalam tubuh perokok pasif akan terkonsentrasi 50 kali lipat lebih banyak daripada perokok aktif.
Pun demikian dengan tar dan nikotin nan terkonsentrasi dalam tubuh, terutama genre darah perokok pasif lebih tinggi tiga kali lipat daripada perokok aktif.”
Kalimat-kalimat bergaris bawah merupakan kalimat deskriptif, nan memberikan paparan. Gambaran merupakan fakta, dan bukan pendapat. Gambaran bersifat objektif, tak bisa diperdebatkan.
Dalam karya tulis ilmiah, gambaran merupakan cara buat mengungkapan data dengan sejelas-jelasnya. Perhatikan pula contoh paragraf persuasif berikut:
“Hampir setiap tahun pada bulan September, Kementrian Kesehatan melakukan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN). PIN melibatkan ribuan tenaga medis, termasuk dokter, dan relawan-relawan kesehatan. Para relawan kesehatan ini sebagian besar berkerja sukarela dan tak menerima honor nan cukup berarti. Banyak dari relawan ini ialah ibu-ibu rumah tangga, nan sehari-hari aktif dalam kegiatan Posyandu.
Mereka rela meluangkan waktu buat sebuah cita-cita besar, yaitu anak-anak di seluruh Indonesia bebas dari kebutaan dan kekurangan vitamin A. Oleh sebab itu, mari kita mensukseskan Pekan Imunisasi Nasional.”
Kalimat-kalimat bergaris bawah merupakan kalimat naratif, yaitu kalimat nan menceritakan suatu kegiatan ataupun sebuah proses. Perhatikan pula kausa kalimat “Oleh sebab itu”. Kausa tersebut berfungsi buat menegaskan atau buat sekedar mewakili kembali kalimat sebelumnya agar terjadi transedental antar kalimat.
Pola Paragraf Persuasif
Paragraf merupakan rangkaian serasi beberapa kalimat buat mengungkapkan suatu hal. Cara pengungkapan hal tersebut mempunyai beberapa pola nan lazim diikuti. Pola-pola merangkai kalimat tak lain sebagai bentuk dari alur nalar atau logika penulis.
Ada tiga pola merangkai kalimat menjadi paragraf, yaitu pola induktif, pola deduktif, dan gabungan keduanya. Pola induktif berpola menempatkan kalimat pikiran primer di akhir paragraf, sedangkan paragraf deduktif menempatkan pikiran primer di bagian awal paragraf.
Pola logika paragraf induktif ialah memamparkan fakta atau narasi terlebih dahulu buat kemudian ditegaskan dalam kalimat pikiran primer nan berada pada bagian akhir paragfraf.
Contoh paragraf persuasif berpola induktif ialah sebagai berikut:
“Seringkali terlihat orang membuang sampah seenaknya di sembarang tempat, di jalan raya, di tanah kosong, hingga di sungai. Tumpukan sampah di sungai mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan. Banjir sering terjadi sebab akumulasi sampah nan menyumbat genre sungai. Bau tak sedap kerap muncul pada tumpukan sampah di loka dimana seharusnya orang tak membuang sampah. Tumpukan sampah itu merupakan sarang bibit penyakit nan berbahaya bagi manusia. Maka dari itu, mari kita membuang sampah di loka nan telah disediakan.”
Pada contoh tersebut, kalimat nan bergaris bawah merupakan kalimat primer nan merupakan inti pikiran penulis. Kalimat nan tak bergaris bawah merupakan gambaran buat menuju atau memperkuat kalimat utama.
Pola logika paragraf deduktif ialah memuat kalimat pikiran primer terlebih dahulu di bagian awal paragraf. Kalimat-kalimat penjelas maupun kalimat-kalimat pendukung dirangkai kemudian mengikuti kalimat pikiran utama.
Contoh paragraf persuasif berpola deduktif ialah sebagai berikut:
“Masyarakat sebaiknya membuang sampah di loka nan telah disediakan. Seringkali terlihat warga masyarakt membuang sampah seenaknya di sungai, jalan, maupun di huma kosong. Tumpukan sampah di sungai mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan. Banjir sering terjadi sebab akumulasi sampah nan menyumbat genre sungai. Bau tak sedap kerap muncul pada tumpukan sampah di loka dimana seharusnya orang tak membuang sampah. Tumpukan sampah itu merupakan sarang bibit penyakit nan berbahaya bagi manusia.”
Pada contoh di atas, kalimat nan bergaris bawah di awal paragraf merupakan inti pemikiran penulis. Kalimat-kalimat nan dirangkai setelahnya ialah kalimat-kalimat pendukung buat memperkuat ajakan penulis.
Pada pola logika gabungan antara deduktif dan induktif, kalimat primer nan merupakan inti pikiran penulis diletakan di awal dan akhir paragraf, seperti pembuka dan penutup. Contoh paragraf persuasif dengan pola seperti ini adalah:
“Membuang sampah sembarangan bisa merugikan manusia. Seringkali terlihat orang membuang sampah dengan seenaknya di sembarang tempat, di jalan raya, di tanah kosong, hingga di sungai. Tumpukan sampah di sungai mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan. Banjir sering terjadi sebab akumulasi sampah nan menyumbat genre sungai. Bau tak sedap kerap muncul pada tumpukan sampah di loka dimana seharusnya orang tak membuang sampah. Tumpukan sampah itu merupakan sarang bibit penyakit nan berbahaya bagi manusia. Maka dari itu, mari kita membuang sampah di loka nan telah disediakan.”
Dua kalimat bergaris bawah merupakan kalimat inti dan merupakan pikiran utama. Sulit buat menentukan kalimat mana nan lebih penting, apakah kalimat di awal nan merupakan kalimat argumentatif atau kalimat terakhir nan merupakan kalimat persuasif, sebab penulis memang mengungkapkan dua pikiran primer tersebut secara bersamaan.
Sebenarnya paragraf tersebut dapat divariasi menjadi paragraf berpola deduktif saja atau induktif saja, dengan cara merekatkan dua kalimat primer menjadi satu yaitu:
“Membuang sampah sembarangan bisa merugikan manusia, maka dari itu mari kita membuang sampah di loka nan telah disediakan.”
Paragraf Persuasif dalam Tulisan Ilmiah
Dalam sebuah prosa nan terstruktur, seperti artikel ilmiah populer, makalah, hingga skripsi, kadang paragraf persuasif harus digunakan buat memuat rekomendasi nan disarankan oleh penulis. Jumlah paragraf persuasif pun besar kemungkinan hanya satu buah, yaitu di bagian-bagian akhir tulisan.
Hal nan harus diperhatikan ialah struktur tulisan agar paragraf persuasif bisa berada pada posisi nan tepat, sebab paragraf ini masih termasuk dalam benang merah tulisan. Benang merah tersebut terdiri dari fakta, metode, kesimpulan, dan rekomendasi. Paragraf persuasif memuat rekomendasi.
Berikut ialah salah satu contoh struktur tulisan ilmiah dan contoh paragraf persuasif nan digunakan. Struktur tulisan nan dijadikan contoh ialah bagian epilog dari sebuah penelitian tentang penggunaan narkoba di kalangan siswa Sekolah Menengah Pertama.
BAB V PENUTUP
Penggunaan narkoba di kalangan siswa SMP di kota Jakarta semakin meresahkan. Dengan usia nan masih sangat belia, mereka sudah kecanduan obat-obat terlarang … (dan seterusnya).
(1) Melalui sebuah penelitian, penulis ingin mengungkap bagaimana awal mula para siswa SMP menggunakan narkoba. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner dengan penentuan sampel secara rambang (random sampling) dengan responden ialah pasien rehabilitasi kecanduan narkoba nan masih tercatat sebagai siswa SMP … (dan seterusnya).
(2) Hasil penelitan adalah: 80% siswa SMP mengenal narkoba sebab pergaulan, 15% sebab depresi dan tekanan hidup, dan 5% sebab penasaran … (dan seterusnya).
(3) Dengan mengetahui sebab-sebab awal taaruf narkoba, penggunaan narkoba oleh siswa SMP bisa dicegah. Orangtua, sekolah, dan masyarakat sebaiknya melakukan beberapa langkah agar siswa SMP tak tercandui narkoba.
Langkah-langkah nan bisa dilakukan adalah:
a. Mengawasi dengan ketat pergaulan siswa SMP dan menekankan tanggung jawab terhadap masa depan diri sendiri pada siswa SMP.
b. Mengurangi tekanan hayati penyebab depresi, dengan cara memberikan banyak kegiatan nan menyenangkan dan positif seperti hobi maupun bimbingan rohani.
c. Memberikan informasi nan lengkap dan menyeluruh mulai dari fungsi hingga akibat dampak penyalahgunaan narkoba, agar siswa SMP tak penasaran lagi.
d. Paragraf (1) merupakan merupakan rangkuman dari latar belakang penelitian. Paragraf (2) merupakan rangkuman tujuan dan metode penelitian. Paragraf (3) merupakan rangkuman hasil penelitian. Adapun paragraf (4) merupakan paragraf berisi rekomendasi.
Paragraf nan berisi rekomendasi merupakan contoh paragraf persuasif dalam karya ilmiah. Pada paragraf ini terdapat kalimat persuasif yaitu: “Orang tua, sekolah, dan masyarakat sebaiknya melakukan beberapa langkah agar siswa SMP tak tercandui narkoba. Langkah-langkah nan bisa dilakukan adalah:… .”
Penekanan persuasif secara halus terlihat pada penggunaan kata “sebaiknya”. Contoh paragraf persuasif nan diutarakan pada tulisan ini hanya sebagian kecil dari banyak contoh. Namun dengan membedah anatomi, pola, hingga cara penggunaan, membuat paragraf persuasif bukanlah suatu perkara sulit.