Rekor Dunia
Olahraga tolak peluru mungkin tak terlalu Anda kenal. Kekurangpopuleran salah satu cabang olahraga atletik ini di Indonesia, dapat jadi merupakan penyebabnya. Jadi, tidak heran jika prestasi negara kita dari cabang ini, nyaris tak pernah terdengar.
Sejarah Olahraga Tolak Peluru
Menurut berbagai sumber, olahraga nan menggunakan bola berat nan terbuat dari logam ini syahdan sudah ada sejak 2000 tahun nan lalu. Tepatnya, yaitu di Kepulauan Inggris. Akan tetapi dulu, bola logam nan digunakan masih berupa batu dengan berat nan bervariasi.
Catatan mengenai sejarah olahraga ini dalam olahraga modern, baru ada di abad pertengahan. Saat itu, para tentara getol melakukan pertandingan ini dengan menggunakan bola meriam tempur di sela-sela latihan perangnya. Adapun kompetisi resmi mengenai pertandingan olahraga ini ialah dimulai pada abad ke-19. Tepatnya, di Skotlandia pada tahun 1866 dengan nama British Amateur Championships.
Masuknya olahraga tolak peluru ini ke dalam salah satu cabang olahraga nan dipertandingkan di dalam Olimpiade, dimulai sejak tahun 1896. Robert Garrett, atlet berkebangsaan Amerika terpilih sebagai kampiun pertamanya. Sedangkan partisipasi wanita di global olahraga ini sendiri dimulai sejak tahun 1948 dengan Yanina Korolchik dari Belarusia sebagai pemenangnya.
Teknik nan Digunakan dalam Olahraga Tolak Peluru
Menurut anggaran IAAF, teknik nan digunakan dalam melempar peluru di dalam olahraga ini harus dimulai dengan tolakan atau tembakan nan menyentuh area sekitar dagu atau pipi. Pada saat seperti ini, si atlet tak diperbolehkan melakukan tolakan atau tembakan nan lebih rendah dari posisi tadi. Dan, tentu saja tolakan harus dilakukan dengan satu tangan. Teknik berputar-putar sangat dilarang di dalam permainan ini.
Gerakan tolakan membutuhkan tenaga, kekuatan, dan juga hentakan gerakan kaki. Beberapa atlet ada nan menggunakan teknik meluncur sebagai awalan. Yaitu, sebuah gerakan maju ke depan dalam sebuah garis lurus dari belakang lingkaran lempar sebelum melepas peluru.
Adapun atlet lain, ada juga nan melakukan gerakan putaran atau rotasi nan maju. Semua gerakan awalan ini dilakukan para atlet buat mendapatkan momentum nan besar buat melempar.
Para atlet olahraga ini melakukan lemparan peluru dari sebuah lapang berbentuk lingkaran nan diameternya 2,135 meter. Adapun peluru nan menjadi alatnya mempunyai berat 7,26 kilogram dengan diameter sekitar 110-130 millimeter buat pria. Adapun buat wanita, pelurunya mempunyai berat 4 kilogram dengan diameter sekitar 95-110 millimeter.
Dalam beberapa event , setiap atlet akan melempar sebanyak 6 kali dengan pengambilan 1 nilai. Atlet nan paling jauh melemparlah nan akan jadi juara. Tentu saja, setelah dibandingkan dengan atlet nan lain.
Rekor Dunia
Tahun 1990 merupakan tahun nan hebat, sekaligus tahun nan menyedihkan bagi atlet Amerika Randy Barnes. Awalnya, dia tercatat sebagai pemecah rekor terjauh buat hasil tolak peluru nan didapatnya, yaitu sekitar 23,12 meter. Tiga bulan berikutnya menjadi hal nan sangat tragis. Barnes ternyata positif menggunakan steroid.
Sekali pun Barnes menyangkalnya, rekor nan sudah ditorehkan atas namanya kemudian dicopot. Tak hanya itu, Barnes juga diberi sanksi nan berat. Selama 2 tahun setelah kejadian tersebut, Barnes dilarang bermain di dalam ajang apa pun.
Di tahun 1996 terjadi hal nan serupa. Medali emas nan diraih Barnes kembali dibatalkan. Kali itu, Barnes positif menggunakan androstenedione. Lagi-lagi, Barnes menyangkalnya. Menurutnya, dia hanya menggunakan suplemen penambah stamina. Barnes tak tahu bahwa suplemen nan dikonsumsinya termasuk ke dalam jenis obat-obatan nan dilarang penggunaannya oleh seorang atlet.
Untuk perempuan, rekor olahraga ini dipegang oleh Natalya Lisovskaya nan berkebangsaan Uni Soviet di tahun 1984. Catatan hasilnya mengalahkan Ilona Slupianek nan mencapai 22,45 meter. Jeda nan dicapai Lisovskaya sendiri ialah 22,63 meter. Hasil ini dicapai Lisovskaya pada 7 Juni 1987, di Moscow.
Medali emas juga diraih Lisovskaya pada event Olimpiade 1988 di Seoul. Saat itu, jeda terburuknya ialah 21,11 meter dan jeda terbaiknya ialah 22,24 meter.
Permainan Tolak Peluru nan Kondusif bagi Pemula
Jika Anda berminat mencoba olahraga nan satu ini, hal pertama nan menjadi pertimbangan haruslah keselamatan dan keamanan. Hal ini tentu saja sebab olahraga tolak peluru menggunakan alat berupa bola nan disebut peluru. Dan, peluru ini beratnya 4 hingga 5 kilogram.
Jika Anda tak hati-hati, kecelakaan nan bisa menyebabkan Anda terluka sangat mungkin terjadi. Jadi, kunci buat olahraga tolak peluru ini ialah kehati-hatian. Jangan sampai Anda melempar saat di lapangan sedang ada pemain lain. Sebaliknya, pemain lain tak boleh ada di lapangan ketika Anda sedang melakukan lemparan.
Idealnya, lemparan dilakukan ketika lapangan kosong. Kemudian, peluru diambil lalu melakukan lemparan lagi. Jika peluru menggelinding ke luar lapangan, tetap biarkan hingga lapangan kosong sebab tetap saja itu sangat berisiko dalam terjadinya kecelakaan.
Melakukan Pegangan nan Benar
Setelah keamanan, nan menjadi prioritas berikutnya dan harus dikuasai pemula ialah teknik memegang peluru. Caranya, yaitu memegang permukaan bola peluru layaknya memegang bola softball di tangannya. Akan tetapi, walaupun seluruh jari (tangan kanan atau tangan kiri saja) memegang permukaan bola peluru, tumpuan bola peluru nan stabil bertumpu di 4 jari saja.
Tempatkan tangan nan memegang peluru di leher dan menempel di area dagu dan pipi. Lakukan tolakan atau lemparan secara langsung dengan gerakan tangan nan membentuk garis naik dari telinga. Tangan lain nan tak memegang peluru biasanya akan melakukan gerakan penyeimbang. Tujuannya tentu ialah sebagai penjaga ekuilibrium tubuh dan juga agar tolakan dan lemparan dapat maksimal.
Melakukan Lemparan nan Benar
Para pemula biasanya disarankan buat melakukan gerakan lemparan atau tolakan nan mudah dan sederhana. Yaitu, melangkah ke garis depan dan melemparnya dalam posisi nan tidak aktif (diam). Bahu nan tak melakukan lemparan bisa menunjuk ke arah target. Kemudian, peluru dilempar (bukan dibuang) oleh tangan dengan gerakan ke atas membentuk garis dengan sudut 45 derajat.
Gerakan Maju ke Depan
Setelah latihan lemparan nan terus menerus dilatih, hal berikutnya nan akan disarankan pada pemula ialah gerakan maju ke depan. Gerakan ini merupakan sebuah awalan nan dapat memaksimalkan lemparan. Sehingga, hasil perolehan jeda nan dicapai peluru dapat maksimal.
Jika sudah menguasainya, teknik menggelinding kemudian akan diajarkan. Meskipun terlihat susah, teknik ini cukup efektif dalam meningkatkan pencapaian jeda peluru. Bahkan, dapat lebih jauh dari teknik maju ke depan.
Nah , itulah beberapa hal mengenai tolak peluru. Meskipun olahraga permainan nan satu ini tak populer di Indonesia, tak ada salahnya Anda mencobanya. Pastikan Anda selalu menaati peraturan nan ada. Terutama dalam hal keselamatan dan keamanan diri Anda dan pemain lain.
Hal ini tentu saja sebab peluru nan digunakan membuat Anda berisiko mengalami cedera. Tak hanya dari lemparan pemain lain, salah melempar juga dapat membuat otot tangan dan otot leher Anda terkilir, atau bagian tubuh Anda terluka dampak terkena jatuhan bola. Semoga bermanfaat.