Kepribadian dan Kehidupan Pribadi Noh Alam Shah
Dunia sepak bola selalu menghadirkan cerita baru. Baik kejadian di lapangan, juara, pelatih, hingga pemainnya itu sendiri. Salah satu pemain sepak bola nan masuk dalam "lingkaran" itu ialah Noh Alam Shah . Ia ialah pemain sepak bola nan tergolong baru. Kemampuannya menggocek bola menjadikannya sebagai the rising star.
Sepak bola memang tak pernah habis dibicarakan. Bulat tidak ada ujung, seperti bentuk bola itu sendiri. Menggelinding dan terus melahirkan hal baru. Hal inilah nan kemudian seperti menjadi sebuah tradisi. Sepak bola bukan lagi sekadar olahraga, melainkan kehidupan. Kehidupan nan menjadi loka bernaung para pelakunya, termasuk Noh Alam Shah di dalamnya.
Olah raga ini memiliki dunianya sendiri. Sebuah kerajaan besar atas nama sepak bola berdiri kokoh di dalam global nyata. Sepak bola menawarkan keindahan, kehidupan, kefanaan nan tak dapat ditawarkan dan diberikan oleh olah raga apapun. Sebuah global nan dianggap menarik dan menjanjikan oleh orang-orang seperti Noh Alam Shah.
Membicarakan sepak bola rasanya tak akan pernah habis. Siapapun niscaya setuju. Rasa bosan sepertinya menjadi suatu hal nan dapat jadi tak pernah terlintas sedikit pun di benak para penggila bola. Mereka mengagumi olah raga itu. Sebentuk peraturan nan membuat 11 pemain x 2 tim saling memperebutkan bola dan berusaha buat menyarangkannya di jala lawan. Menyoal hal ini, Noh Alam Shah niscaya tahu betul.
Sebagai seorang pemain sepak bola, Noh Alam Shah sangat mengerti tentang peraturan-peraturan tersebut. Setuju, mematuhi dan mulai bermain. Itulah nan dapat dilakukan oleh para pemain sepak bola. Oleh mereka dengan kemampuan menggocek bola nan handal.Seperti nan telah disebutkan di atas, sepak bola ialah sebuah kerajaan. Apapun nan berlaku di dalamnya, selama memenuhi standar, akan merasakan pesona dari permainan ini.
Bisnis nan berhubungan dengan sepak bola menjadi salah satu bisnis terbesar di jagat raya ini. Lihat saja klub-klub raksasa asal Eropa. Itu ialah citra kemegahan sepak bola. Sebuah olah raga nan jika sudah menyangkut hal tersebut, bukan lagi terlihat sebagai sebuah wujud sportivitas.
Transaksi nan terjadi di dalam olah raga sepak bola sungguh mencengangkan. Lihat saja bayaran nan diterima oleh para bintang sepak bola, seperti CR 7 atau Messi. Mereka dibayar mahal. Kemampuan mereka dalam "bermesraan" dengan bola dihargai dengan angka nan cukup fantastis. Mereka dibayar atas sesuatu nan mereka gemari. Hal seperti itulah nan mungkin menjadi motivasi bagi para pemain lainnya seperti Noh Alam Shah.
Menjadi pesepak bola nan handal ialah cita-cita nan lahir sinkron zaman. Guru, dokter, insinyur, tak lagi begitu mendapatkan "sambutan" nan antusias. Sebagian dari anak lelaki masa kini, menyebut bahwa menjadi seorang pemain sepak bola ialah cita-citanya.Mereka terpacu oleh semangat seperti nan dimiliki Noh Alam Shah dan kawan-kawan.
Berteriak gembira ketika sukses memasukkan bola ke gawang versus memberikan sensasi tersendiri. Sebuah sensasi nan seolah merayu mereka buat lekas bergabung buat berlarian di lapangan hijau dan "membantai" lawan.
Siapa Noh Alam Shah?
Sebagai seorang penggila bola, terutama global bola di Indonesia dan negara sekitarnya, nama Noh Alam Shah niscaya bukan lagi menjadi hal asing. Ketika pertanyaan seperti di atas diajukan, Anda mungkin saja sudah menjawabnya sendiri.
Noh Alam Shah ialah pemain sepak bola dari Timnas Singapura nan saat ini bermain buat tim kebanggaan urang Bandung, Persib.Lelaki kelahiran Singapura pada 3 September 1981 ini memegang posisi sebagai seorang penyerang.
Dengan kemampuan individunya nan diakui cukup baik, Noh Alam Shah siap melancarkan serangan-serangannya ke gawang lawan. Menyerang dan membuat tim versus harus memikirkan taktik spesifik buat menghalau serangannya.
Nama Noh Alam Shah di global persepakbolaan Asia tak perlu lagi diragukan. Prestasinya ialah sebuah citra konkret bahwa lelaki ini memang berbakat. Ia merupakan salah satu penyerang terbaik nan dimiliki oleh Asia Tenggara.
Prestasinya nan gemilang dan hingga kini masih membekas di benak para penggila bola ialah ketika ia memborong gol saat Piala AFF 2007 lalu. Sebanyak 7 gol bersarang di gawang timnas Laos berkat tendangan dari Noh Alam Shah. Timnas Singapura jelas memenangkan pertandingan secara telak melawan Laos dengan skor 11-0. Semenjak itu, nama Noh Alam Shah sebagai penyerang cukup diperhitungkan.
Noh Alam Shah dan Karirnya di Global Sepak Bola
Ia sepertinya memang terlahir sebagai seseorang nan akan akrab dengan hal-hal nan sifatnya mengolah raga. Sebelum berkarir sebagai seorang pemain sepak bola, Noh Alam Shah tergabung dalam timnas Singapura buat cabang olah raga Sepak Takraw. Saat itu, usianya belum genap 12 tahun.
Di timnas Sepak Takraw tersebut, Noh Alam Shah menempati posisi sebagai tekong. Tidak heran jika Noh Alam Shah kemudian terlihat beberapa kali memasukkan tendangan salto ketika ia tengah bermain bola.
Kecintaannya terhadap global bola membawanya buat mencoba bermain sepak bola. Saat itu usianya baru menginjak angka 14. Gayung pun bersambut. Dua tahun sejak pertama kali mencoba global sepak bola, ia dipertemukan dengan seorang pencari talenta nan membawanya lebih dekat dengan global sepak bola. Karirnya di sepak bola dimulai saat usianya belum genap 17 tahun.
Di usianya nan masih muda, Noh Alam Shah memperkuat tim junior Sembawang Rangers. Karirnya cukup panjang di klub ini, hingga ia pun tubuh besar dan memperkuat pasukan senior. Perjalanan karirnya di Sembawang Rangers cukup lama, ia memulainya pada 1998 dan mengakhirnya pada 2002.
Setelah resmi tak lagi bergabung dengan Sembawang Rangers, Noh Alam Shah memperkuat tim Singapore Armed Forces . Kiprahnya di Singapore Armed Forces tak lama, satu tahun kemudian, ia pun kembali ke pelukan tim nan telah membesarkannya, Sembawang Rangers.Kembalinya Noh Alam Shah ke Sembawang Rangers juga tak lama. Pada 2003, ia memperkuat Tampines Rovers.
Namanya semakin meninggi ketika ia sukses membawa tim Tampines menjadi kampiun perserikatan sebanyak dua kali, berturut-turut selama dua tahun, yaitu pada 2004 dan 2005.Bahkan di 2007, Noh Alam Shah mencetak rekor nan luar biasa. Sebanyak 100 gol telah disarangkannya buat tim nan ia bela dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun, 2003 hingga 2009.
Sebagai seorang penyerang, Noh Alam Shah diakui memiliki keakuratan. Berkat kemampuannya itulah ia ditawari buat ikut seleksi di Notts Country, Inggris, serta Skonto Riga di Latvia. Namun, semuanya terkendala sebab masalah perizinan kerja.
Karir sepak bolanya kemudian sampai di Negara Indonesia. Pada 2009, Noh Alam Shah dipinang oleh klub sepak bola milik warga Malang, Arema. Perjalanan karirnya di Arema berakhir pada 5 Februari 2012. Ia kemudian melanjutkan karirnya dengan merumput di Stadion Jalak Harupat, Persib.
Nama Noh Alam Shah menjadi legenda sepak bola tersendiri bagi warga SIngapura. Lelaki ini menorehkan beberapa prestasi nan membanggakan bagi negeri singa itu. kemenangan demi kemenangan diraih Singapura ketika Noh Alam Shah ada di dalamnya.Ia bersama tim sukses membawa Singapura menjuarai AFF 2007 saat melawan Laos.
Noh Alam Shah juga sukses membuat Kuwait kecewa atas kekalahannya dari timnas Singapura saat babak penyisihan Piala Global di 2001 lalu.Dan pada 2006, Noh Alam Shah kembali membuat asa negara lain kandas dalam kualifikasi Piala Dunia, kali ini, tim nan harus gigit jari ialah Irak dengan skor 2-0.
Prestasi Noh Alam Shah dalam membawa nama Singapura tak berhenti di situ. Ia juga sukses membawa Singapura menang atas Iran dengan skor 1-3.
Kepribadian dan Kehidupan Pribadi Noh Alam Shah
Sebagai seorang "mantan" ketua gangster cilik di Singapura, Noh Alam Shah mewarisi sifat nan keras. Peringainya tersebut beberapa kali memberikan masalah padanya. Pada pertandingan melawan Singapore Armed Forces, ia nan tengah membela Tampines Rovers diganjal sanksi. Pada pertandingan itu, ia bersitegang dengan Daniel Bennett.
Noh Alam Shah tak berhenti sampai di situ dalam membuat masalah. Saat ia merumput di Arema, ia pun kembali membuat masalah. Insiden ini terjadi saat Arema melawan Persela Lamongan. Noh Alam Shah bersitegang dengan Yanuar selaku pemain belakang dari Persela Lamongan. Ia pun kembali mendapatkan peringatan dan sanksi.
Peringai nan tak begitu baik memang inheren pada diri Noh Alam Shah. Itu dampak dari masa kecilnya nan juga tak terlalu baik. Lingkungan sosial sepertinya berpengaruh besar terhadap terbentuknya pribadi Noh Alam Shah.
Noh Alam Shah sendiri sebenarnya masih keturunan Indonesia. Kakek dari pihak ibu Noh Alam Shah ialah orisinil warga Bawean, Gresik, Jawa Timur. Jangan salah, meskipun ia berkewarganegaraan Singapura, Noh Alam Shah masih cukup mahir jika harus berbicara dalam bahasa khas Bawean. Di usianya nan menginjak kepala 3, pemain bola ini sudah menjadi ayah dari tiga anak.