Hal Krusial Tentang Bahtera Nabi Nuh

Hal Krusial Tentang Bahtera Nabi Nuh

Peristiwa Bahtera Nabi Nuh menjadi salah satu sejarah krusial nan terjadi pada masa dahulu dan masih banyak didengar oleh manusia sampai sekarang. Peristiwa tersebut memunyai makna krusial bagi manusia, baik anak-anak, maupun dewasa.

Nabi Nuh merupakan nabi ketiga nan wajib diimani setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Perahu Nabi Nuh menjadi bahtera terkuat di masanya sebab proses serta latar belakang pembuatannya atas petunjuk Pencipta alam semesta ini. Selain terkuat, bahtera tersebut merupakan mukjizat dari Pencipta dan Pengatur alam semesta ini.

Ibnu Katsir, seorang ulama umat Islam, mengatakan bahwa Nabi Nuh menyampaikan perintah pada kaumnya nan dikenal dengan Bani Rasib buat takwa kepada Pencipta alam semesta ini. Sedangkan menurut Ibnu Abi Hatim, Nabi Nuh menjadi utusan Allah Swt dalam kurun waktu sepuluh generasi. Hal tersebut merupakan jawaban Muhammad Saw kepada seseorang nan bertanya kepada beliau mengenai Nabi Nuh dan hal tersebut didengar Abu Umamah.



Alasan Pembuatan Bahtera Nabi Nuh

Perahu Nabi Nuh dibuat oleh Nabi Nuh dengan kaumnya nan menerima dan melaksanakan ketaatan kepada ajaran nan dibawanya. Menurut cerita dari Ibnu Abbas, umur Nabi Nuh ketika diperintah Allah Swt buat membuat perahu ialah 480 tahun. Beliau menyampaikan ajarannya selama lima abad kepada kaumnya.

Ayah beliau bernama Lamik (Lamaka) bin Metusyalih Mutawasylah (Matu Salij). Istri beliau bernama Wafilah, tapi ada juga sumber nan menyampaikan nama istri beliau yaitu Namaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil. Beliau juga memunyai empat orang putra, yaitu Ham, Syam, Yafith serta Kan’an.

Perahu Nabi Nuh dibuat sebab perintah Allah Swt kepada Nabi Nuh ketika beliau meminta petunjuk serta berdoa sebab perlakuan kaumnya menyikapi ajaran nan beliau sampaikan dan sebarkan. Beliau berupaya optimal menyampaikan ajaran ketakwaan kepada kaumnya selama puluhan tahun. Memang bukan waktu nan pendek serta mudah bagi beliau menyadarkan kaumnya.

Nabi Nuh sering mengalami penganiayaan dan perlakuan tak sewajarnya dari kaumnya. Hal tersebut dijadikan salah satu tanda-tanda kaum beliau tak mau menerima serta melaksanakan ajaran ketakwaan tersebut. Melihat konduite umat nan monoton seperti itu selama ratusan tahun, Nabi Nuh pun meminta kepada Allah Swt buat menunjukkan kuasa-Nya.

Allah Swt pun memerintahkan Nabi Nuh buat membuat sebuah bahtera nan sekarang dikenali dengan istilah Bahtera Nabi Nuh. Bahtera Nabi Nuh dibuat sinkron petunjuk Allah SWT. buat melindungi Nabi Nuh dan kaumnya nan beriman terhadap ajaran Allah Swt. Bersama-sama pengikutnya nan beriman, Nabi Nuh mulai menyiapkan pembuatan bahtera tersebut.

Pembuatan Bahtera Nabi Nuh pun mulai dilakukan. Paku mulai dikumpulkan, kayu besar nan berasal dari pohon hasil menanam Nabi Nuh selama 40 tahun juga mulai ditebangi dan dikumpulkan sebagai bahan membuat bahtera tersebut. Semua bahan buat membuat bahtera tersebut telah siap. Nabi Nuh beserta kaum nan mengimani ajarannya mulai membuat sinkron komando Nabi Nuh.

Setelah Bahtera Nabi Nuh selesai dibuat, Allah Swt sahih menepati janjinya. Langit menumpahkan airnya ke permukan bumi atas perintah Allah, demikian dengan bumi. Lubang-lubang mata air tiba-tiba memancarkan airnya dengan deras hingga sukses menggenangi daratan kala itu. Akibatnya sumber air berjumpa mulai dari atas maupun bawah sehingga air melimpah.

Allah Swt memerintahkan Nabi Nuh segera menaiki perahunya beserta orang-orang nan beriman dan keluarganya, tak bagi mereka nan sebelumnya tak mengimani apa nan dikatakan Nabi Nuh atas perintah Allah. Berbagai macam hewan dengan pasangannya naik ke atas Bahtera Nabi Nuh, mengikutinya.

Setelah seluruh muatan naik ke atas Bahtera Nabi Nuh, Nabi Nuh pun berkata kepada seisi makhluk nan berada di bahtera tersebut sinkron terjemahan dalam Al-qur’an: “Dan (Nabi Nuh) berkata, ‘Naiklah kalian ke dalam perahu dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Robb-ku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS. Hud: 41).

Allah Swt juga memerintahkan mereka berdoa: “Segala puji bagi Allah nan menyelamatkan kami dari kaum nan zholim.“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tempatkanlah kami pada loka nan diberkati, dan Engkau ialah sebaik-baik nan memberi tempat.” (QS. Al-Mu’minun: 28-29)

Tak lama setelah Nabi Nuh dan mereka nan mengimani Allah naik ke Bahtera Nabi Nuh, Allah Swt mendatangkan azab, Nabi Nuh beserta kaum beliau nan beriman selamat dalam lindungan Allah Swt. Sedangkan kaumnya nan tak beriman tak bisa menghindari azab Allah Swt tersebut. Azab Allah Swt kepada kaum Nabi Nuh nan bebal ialah banjir bandang nan sangat besar.

Meski kaumnya nan tak beriman mengatakan menyesal, tapi hal tersebut telah terjadi dan tak bisa dihindari lagi oleh mereka. Sebenarnya Nabi Nuh juga sedih menyaksikan azab Allah Swt dari atas Perahu Nabi Nuh tersebut. Istri serta satu putra beliau tak bisa diselamatkan sebab tetap tak mengimani ajaran Nabi Nuh. Putra beliau nan tak mengimani ajarannya yaitu putra tertua (Kan’an). Namun beliau tetap tegar dan menyerahkan semua nan terjadi pada Allah Swt.



Pendapat Tentang Keberadaan Bahtera Nabi Nuh

Terdapat beberapa pendapat nan berbeda mengenai loka berlabuhnya Bahtera Nabi Nuh tersebut, di antaranya ialah sebuah gunung di wilayah Kurdi atau tepatnya bagian selatan Armenia, ada juga pendapat lain nan mengemukakan bahwa bangkai Perahu Nabi Nuh terdampar di suatu bukit nan berlokasi di wilayah Turkistan Iklim Butan, Jazirah Ibnu Umar.

Namun, bagaimanapun hasil penelitian, Bahtera Nabi Nuh tersebut sahih adanya dan menjadi bukti kekuasaan Allah Swt. Bahtera Nabi Nuh merupakan sebuah bahtera nan sangat besar. Diperkirakan luasnya 7.546 kaki dengan ukuran panjang 500 kaki, lebar 83 kaki serta tinggi 50 kaki.

Pintu Bahtera Nabi Nuh tersebut terletak di tengah, daun pintunya bisa mengunci kedap dari atas. Pada setiap ruas kayu, baik dari dalam ataupun luar, dilumuri dengan tir (berfungsi menahan air agar tak dapat masuk ke dalam perahu). Terdapat tiga taraf di atasnya, yaitu adanya hewan liar serta sudah dijinakkan berada pada taraf pertama, manusia berada pada taraf kedua serta unggas/burung-burung berada pada taraf ketiga.



Hal Krusial Tentang Bahtera Nabi Nuh

Azab Allah Swt terhadap hamba-Nya nan tak beriman sangat pedih. Hal tersebut telah kita ketahui melalui peristiwa Bahtera Nabi Nuh tersebut di atas. Orang-orang nan beriman memiliki loka tersendiri dan mulia di sisi Allah Swt.

Bentuk Bahtera Nabi Nuh berupa bahtera dengan dek berbentuk bundar/melingkar. Pengujian laboratotirum menunjukkan bahwa bahtera tersebut terbuat dari kayu dan sudah membatu. Beberapa pengujian lain nan dilakukan secara terpisah, bahan pembuatan bahtera mengandung metal/logam sangat kuat dengan teknologi tinggi. Metal/logam alumunium serta titanium ditemukan menyatu (dibuat oleh tangan manusia).

Bingkai timah vertikal pada sisi-sisinya menunjukkan pembuatan kerangka struktur Bahtera Nabi Nuh tersebut sudah canggih. Seorang antropolog bernama Dr. Bill Shea juga telah menemukan pecahan-pecahan tembikar sekitar 18 meter dari perahu. Terdapat ukiran burung, ikan, serta orang memegang palu dengan memakai hiasan kepala bertuliskan “Nuh” pada tembikar tersebut. Selain itu, Dr. Salih Bayraktutan dari Universitas Ataturk mengemukakan di dalam sebuah artikel, bahwa bahtera tersebut, strukurnya dibuat manusia.

Melalui scan radar bisa diketahui bahwa di dalam Bahtera Nabi Nuh ditemukan pola timah nan tetap di dalam formasinya, terdapat balok-balok kayu besar di dasar, dinding pemisah, kandang hewan, sistem lorong jalan, pintu bagian depan, juga pusat area terbuka digunakan buat sirkulasi udara.

Lokasi ditemukannya Bahtera Nabi Nuh ini berlabuh telah dijadikan sebagai Taman Nasional Bahtera Nabi Nuh dan Warisan Nasional oleh pemerintah Turki.

Semoga tulisan mengenai Bahtera Nabi Nuh beserta hal krusial di dalamnya bisa mendorong kita buat meningkatkan keimanan kita kepada Pencipta serta Pengatur alam semesta ini. Keimanan memiliki arti krusial dalam hayati manusia sebagai individu maupun makhluk sosial. Iman merupakan mutiara bagi siapapun sebab tak bisa digantikan oleh apapun.

Peristiwa nan terjadi di masa Nabi Nuh dengan Perahu Nabi Nuh nan menyelamatkan orang-orang beriman menjadi salah satu bukti kebesaran Pencipta dan Pengatur alam semesta ini dalam melindungi hamba-Nya nan beriman dan bertakwa.