Banjir Adalah Akibat Konduite Manusia

Banjir Adalah Akibat Konduite Manusia

Banjir ialah ketika sungai tak mampu lagi menampung debit air nan besar sehingga air meluap memenuhi sungai dan meluber ke daerah di sekitarnya. Luberan air banjir dari sungai akan merendam semua daerah nan lebih rendah.

Air nan menggenang tak mudah surut dan akan menunggu sampai air nan memenuhi sungai berkurang. Air ini akan menggenangi pemukiman penduduk, membuat semua daerah dan huma penuh dengan iar. Dan kondisi ini tentunya sangat mengganggu dan membuat tak nyaman.

Rumah-rumah ikut tergenang oleh air. Seluruh isi rumah pun menjadi basah.Tak hanya rumah, huma pertanian pun juga ikut tergenang atau bahkan tersapu oleh air nan dibawa banjir. Tentulah jika huma pertanian ini digenangi air, pastilah merusak semua nan ada di ltempat itu. Dan juga sudah bisa dipastikan bahwa kerugianlah nan akan didapat sebab tidak bisa panen.



Tidak ada Penahan Banjir

Banjir terjadi sebagai dampak sampingan dari curah hujan nan tinggi dan biasanya terjadi terus menerus beberapa hari. Indonesia memang memiliki curah hujan nan tinggi terutama di musim penghujan. Hujan sering datang dan terjadi beberapa hari tanpa henti.

Hujan nan datang selama beberapa hari ini diperparah oleh kondisi daerah penerima hujan seperti daerah atas pegunungan. Kondisi daerah atas (pegunungan) tak mampu menampung air. Air nan tak tertampung turun ke sungai, sedangkan sungai tak mampu menampung besarnya air maka terjadilah banjir.

Ketidakmampuan daerah pegunungan dalam menahan air hujan nan datang ini sebabkan oleh banyak hal, terutama nan dilakukan oleh kita sendiri, manusia. Kita sering kali menebangi hutan sehingga hutan menjadi gundul.

Sejatinya seluruh pohon nan ada di dalam hutan memiliki fungsi nan sangat besar dalam menahan air hujan nan datang sehingaa tak menyebabkan banjir. Akar pohon nan kuat nan tertanam dalam tanah menahan laju air dan ikut mneyrapnya kemudian disimpan di dalam tanah.

Namun ketidakberadaan pohon ini, tentu menghilangkan kemampuan tanah buat menyerap air hujan. Maka bisa dipastikan air hujan nan jatuh ke daerah pegunungan ini akan mengalir ke daerah nan ada di bahwahnya menjadi banjir. Dengan ini dapatlah kita katakan bahwa banjir ialah absolut keteledoran dari manusia. Banjir ialah hasil ulah manusai sendiri nan tidak sayang pada lingkungan.



Banjir Di Kota

Banjir ialah hal nan sangat tak diinginkan utnuk terjadi namun banjir sering menghampiri penduduk kota-kota besar. Banjir ini sering kali terjadi di musim penghujan dan sering kali berulang setiap tahunnya.

Banjir terjadi bukan saja terjadi di daerah nan dilalui sungai. Saat ini banjir banyak terjadi juga di daerah perkotaan bahkan kota-kota besar seperti Jakarta.
Banjir di Jakarta misalnya terjadi sebab kurangnya resapan sebagai dampak banyaknya pembangunan nan kurang memperhatikan akibat lingkungan.

Di lingkungan nan padat penduduk, daerah resapan air niscaya sedikit sehingga ketika turun hujan dengan intensitas tinggi air tak cepat teresap tanah dan akhirnya menggenang di sekitar pemukiman penduduk.

Pembangunan nan ada di kota seakan tiada henti. Tanah-tanah nan produktif diubah menjadi huma pemukiman, mal-mal atau pertokoan juga hotel dan loka wisata. Lahan-lahan tersebut sejatinya ialah sebagai loka resapan air, layaknya hutan nan ada di daerah pegunungan.

Seperti halnya hutan nan telah gundul, daerah reasapan air nan ada di kota nan telah banyak berkurang inilah nan menyebabkan banjir. Air hujan nan datang nan seharusnya tak langsung mengalir ke daerah pemukiman tapi diresap oleh tanaman-tanama nan ada di daerah resapan ini.

Namun ketika daerah resapan ini hilang, maka air hujan nan datang tak ada nan tertahan di daerah resapan sehingga begitu saja mengalir ke daerah pemukiman menjadi banjir. Saat itu banjir ialah hal nan sangat tidak diinginkan.

Tata ruang nan jelek ini sangatlah berpengaruhi terhadap bala banjir nan sering terjadi. Seluruh pihak nan terkait memiliki tugas dan tanggung jawab buat menjaga lingkungan agar tak terjadi banjir.



Banjir Adalah Akibat Konduite Manusia

Masih sering kita lihat, penduduk nan bermukim di daerah bantaran sungai atau mereka nan rumah tinggalnya seputar sungai memiliki Norma membuang sampah rumah tangga ke sungai.

Mereka tak menyadari jika nan dilakukan ialah hal nan salah dan membahayakan bagi mereka sendiri dan lingkungannya. Mereka berpikiran praktis bahwa sampah nan mereka buang ke sungai ialah sedikit dan tak akan berdampak besar.

Jika semua berpikiran sama serta berperilaku sama, pasti tak akan lama banjir besar akan melanda daerah mereka.Hal ini terjadi tanpa mereka sadari telah mempersempit,memperdangkal, menyumbat sungai dan air sehingga sedikit hujan saja dapat terjadi banjir.

Kebiasaan membuang sampah di sungai ini juga diperparah dengan sifat tamak nan dimiliki oleh kita semua. Kita lebih suka buat mendapatkan beberapa lembar rupiah dengan mengorbankan kelestarian lingkungan kita. Pohon-pohon nan ada di hutan segitu saja ditebang. Pohon nan telah ada selama puluhan tahun dan memiliki peran nan sangat besar dalam mencegah terjadinya banjir, dengan tanpa rasa tanggung jawab digunduli.

Hal ini memang bisa menjadi openyebab primer datangnya banjir. Seharusnya setiap usaha penebangan hutan disertai dengan pencerahan buat melestarikan lingkungan nan tinggi.

Setiap pohon nan ditebang benar-benar dipilih pohon nan memang sudah layak buat ditebang, dan dalam satu wilayah, tak semua pohon ikut ditebang tapi dipilih beberapa pohon saja dengan meninggalkan beberapa pohon nan lain. Atau dengan jalan nan lain seperti mengganti setiap pohon nan ditebang dengan menanam bibit pohon nan masih baru. Sehingga masih ada asa air dapa ditahan oleh pohon tersebut dan banjir tak akan terjadi.



Banjir Yang Selalu Berulang

Banjir sering terjadi di musim penghujan dan itu sudah biasa bagi penduduk nan biasa dilanda banjir. Mereka akan menyikapinya biasa dan menerimanya sebagai hal nan wajar tanpa melakukan suatu upaya.

Kesadaran akan bahaya dan ruginya jika banjir melanda tak banyak menjadi permasalahan besar . Bagi mereka nan terbiasa direndam banjir berhari-hari nan tinggal di daerah genre sungai seperti Jakarta dan sekitarnya menjadikan banjir ialah hal wajar.

Sikap pandang akan kewajaran inilah nan mengakibatkan banjir selalu terjadi berulang setiap waktu. Sehingga mereka pasrah dan tak banyak berupaya bagaimana caranya agar banjir tak lagi terulang.



Perlu Pencerahan Kolektif

Menyadari terjadinya banjir nan berulang serta tahu akan bahayanya banjir, seharusnya menjadikan masyarakat tanggap. Berupaya maksimal agar di lingkungan mereka tak lagi terjadi banjir. Banjir ialah masalah bersama dan harus dicarikan solusi bersama. Masalah banjir ialah masalah nan harus segera dicari solusi pemecahannya.

Perlunya pencerahan kolektif masyarakat ini ialah salah satu cara mengatasi banjir dan dampaknya. Perlu dilakukan kerja bakti bersama membersihkan sungai dan permasalahannya. Memulai menyiapkan diri buat tak membuang sampah ke sungai bagi seluruh pribadi dan keluarga dan seluruh lingkungan.

Bersama anggota rukun tetangga bergotong royong membuat resapan air sederhana di lingkungan sekitar. Menanam pohon-pohon di lingkungan loka tinggal nan memungkinkan.

Menghijaukan daerah di lingkungan pinggir sungai dengan tanaman hijau terutama nan produktif . Manfaat ganda dari penghijauan ialah kesegaran lingkungan sekaligus bisa dimanfaatkan hasilnya seperti tanaman obat keluarga. Secara generik akhirnya tercipta lingkungan sekitar sungai nan higienis sehat serta latif dan rindang.

Peran pemerintah dalam mengeluarkan regulasi tentang peralihan huma –lahan nan produktif dan bisa dijadikan sebagai daerah resapan air pun sangat dibutuhkan. Pemerintah seharusnya tidak begitu saja memberikan ijin kepada pihak-pihak nan akan menyulap lahan-lahan ini menjadi areal bisnis sebab hal ini juga menjadi penyumbang terjadi banjir.

Haruslah ada kriteria ternetu buat peralihan huma ini, tak begitu saja dan begitu mudah buat dilakukan. Ketanggapan dan pencerahan pemerintah sangatlah dibutuhkan sehingga tata ruang kota tetap bersahabat dan ramah lingkungan.

Jika kondisi demikian tercipta, lingkungan idaman nan mewujudkan kenyamanan, rasa cinta terhadap lingkungan nan kemudian berimbas pencerahan menjaga lingkungan dan selalu berupaya mencegah dan mencari jalan keluar jangan sampai lingkungan terjadi banjir secara bersama- sama.

Karena banjir ialah hal nan sangat tak diinginkan buat terjadi maka setiap dari kita haruslah ikut menjaga lingkungan hayati kita ini. Dengan terjaganya lingkungan kita maka bahaya banjir akan bisa dicegah buat terjadi. agar tetap bisa membantu kehidupan manusia