Gempa Haiti - Gempa Kutukan

Gempa Haiti - Gempa Kutukan

Bencana alam selalu meninggalkan luka nan mendalam. Betapa tidak, kejadian luar biasa nan sering terjadi di luar prediksi manusia ini tak hanya mampu menghancurkan benda-benda wafat di sekitarnya, tapi juga merenggut nyawa banyak orang. Seperti gempa Haiti pada 12 Januari 2010 nan berkekuatan 7 skala richter , telah menelan korban jiwa hingga ratusan ribu orang.

Gempa Haiti sebelumnya diberitakan telah menyebabkan sekira 50.000 orang kehilangan nyawa dan tiga juta orang kehilangan loka tinggalnya. Kemudian setelah melakukan pengungsian korban gempa Haiti selama berhari-hari, tim penyelamat menemukan mayat-mayat bergelimpangan di bawah reruntuhan puing-puing gedung dan bangunan. Jumlah mayat nan ditemukan mencapai angka empat juta jiwa.

Gempa Haiti tercatat sebagai gempa terkuat sepanjang sejarah meski skala richter getarannya lebih kecil daripada gempa Chili dan gempa Sumatra. Getaran gempa Haiti cukup dahsyat sehingga mampu merobohkan bangunan paling bersejarah nan masih aktif ditempati oleh Presiden Haiti, yaitu Istana Kepresidenan. Sebagian besar perumahan penduduk nan dihuni oleh sembilan juta orang juga hancur.

Pusat gempa Haiti berada sekitar 16 km dari Port au Prince, ibu kota Haiti, yaitu pada kedalaman 10 km. Gempa Haiti mengguncangkan apa saja nan ada di atas permukaan bumi sehingga membuat banyak warga mengungsi ke loka nan kondusif dan jauh dari dinding-dinding bangunan nan tak tahan gempa. Namun, tak lama setelah itu, gempa susulan pun terjadi. Gempa susulan ini memiliki skala richter nan lebih kecil dari gempa Haiti sebelumnya, yaitu sekira 5,9 SR.



Gempa Haiti - Akibat Gempa Haiti

Beberapa infrastruktur pemerintah di kota besar mengalami kerusakan parah dampak guncangan gempa Haiti. Beberapa diantaranya ialah Istana Kepresidenan, Gedung Parlemen, Gereja Katedral Port au Prince, Gedung Kementrian Pekerjaan Umum, Gedung Menteri Keuangan, Gedung Menteri Komunikasi dan Kebudayaan, serta sejumlah fasilitas publik.

Dampak dan kehancuran nan diakibatkan Gempa Haiti terbilang cukup parah dibandingkan kehancuran dampak gempa Aceh sebab sebagian besar gedung pemerintahan hancur total. PBB juga kewalahan dalam menangani gempa Haiti nan paling jelek sepanjang sejarah ini. Sekira 90 % bangunan krusial hancur dan segera menyatu dengan tanah.

Wilayah nan berada dekat dengan pusat gempa Haiti mengalami kerusakan terparah dibandingkan dengan kerusakan di ibu kota. Puluhan ribu warga harus tinggal di lapangan terbuka sebab trauma dampak gempa Haiti nan belum lama terjadi. Mereka enggan datang ke loka evakuasi sebab takut gempa susulan akan terjadi dan merobohkan loka evakuasi tersebut. Sementara, di Port au Prince, akibat gempa Haiti tak terlalu memperihatinkan.

Amerika Perkumpulan menjadi negara pertama nan datang membantu korban gempa Haiti . Diwakili oleh Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton, Amerika menyampaikan rasa dukanya nan mendalam sekaligus memberikan donasi sehari setelah kedatangannya. Ibu Hillary Clinton langsung memberikan donasi moril dengan meyakinkan warga bahwa gempa Haiti akan segera berlalu.

Sehari setelah gempa Haiti menaklukkan kota nan berada di Teluk La Gonave ini, tim penyelamat sukses menemukan 25.000 jasad dan langsung dikuburkan secara masal. Banyak pula korban nan ditemukan masih hayati dan terperangkap di bawah reruntuhan gedung. Eskafator dan alat-alat berat sangat diperlukan buat membantu menyingkirkan reruntuhan bangunan nan menghimpit tubuh korban.



Gempa Haiti - Kesulitan Logistik Pascagempa Haiti

Kesulitan logistik mulai dirasakan beberapa hari usai gempa Haiti. Seluruh donasi nan datang dari berbagai negara mengalami hambatan buat disalurkan. Hal ini sebab seluruh pelabuhan rusak parah dan bandara sangat sesak dengan orang-orang nan mulai berdatangan. Sementara, jalan-jalan penuh dengan reruntuhan bangunan dan mayat-mayat nan bergelimpangan.

Tidak adanya makanan, air, dan obat-obatan mendesak warga nan menjadi korban gempa Haiti buat segera meninggalkan Port au Prince. Orang-orang ini bahkan mencoba menyeberang ke negara tetangga, seperti Dominika. Sebagian lainnya juga menyebrangi wilayah Haiti utara. Perkelahian antar warga pun tak bisa dihindari sebab saling berebut makanan di sekitar jalanan nan menjadi pusat perdagangan ibu kota Haiti.

PBB menyalurkan donasi sebesar 562 juta dolar Amerika buat menolong tiga juta warga Haiti. Dua juta korban gempa Haiti membutuhkan pertolongan darurat sebab mengalami luka nan cukup serius. Salah satunya ialah seorang wanita bernama Saint Helena Jean Louis nan terperangkap selama hampir 97 jam. Ia akhirnya dapat diselamatkan keluar dari reruntuhan dalam keadaan masih hayati .

Sejumlah orang di pemerintahan juga terperangkap di dalam reruntuhan dampak gempa Haiti. Suara-suara mereka terdengar dari balik reruntuhan bangunan nan menimpa mereka. Tim penyelamat nan kebanyakan berasal dari Amerika Perkumpulan mencoba menyelamatkan dengan donasi alat-alat berat seperti eskafator dan traktor besar.

Perdana Menteri Jean Max Ballerive turut menjadi korban gempa Haiti. Ia mendekam dalam mobil pribadinya sebab rumahnya hancur dan rata dengan tanah. Sebanyak 40 orang karyawan PBB turut menjadi korban keganasan gempa Haiti. Salah seorang di antaranya ialah Kepala Misi PBB buat Haiti nan ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa di bawah reruntuhan gedung PBB.

Banyak warga Kota Leogane nan melindungi diri dari gempa Haiti susulan di hutan bakau dan perkebunan mereka. Kota ini terletak 19 km dari bagian barat Kota Port au Prince. Selama beberapa hari, mereka tak mendapatkan donasi sedikit pun sebab wilayah loka mereka berlindung sulit dimasuki.

Menurut data nan diterima PBB, hampir 90 % bangunan di Kota Leogane hancur dan ribuan warganya tewas. Kota ini menjadi pusat gempa Haiti. Hampir semua loka tinggal warga hancur dan hanya tersisa puing-puing. Jumlah korban tewas di kota ini mencapai angka 30.000 jiwa. Krisis air bersih, tak adanya makanan, obat-obatan, dan tim medis nan belum sampai ke loka membuat banyak warga tak dapat bertahan sehingga kehilangan nyawanya.



Gempa Haiti - Gempa Kutukan

Berita menyedihkan bertubi-tubi disiarkan di sejumlah media cetak dan elektronik, tak terkecuali warta nan mengaitkan gempa Haiti dengan hal-hal gaib. Warta ini datang dari seorang pastur gereja nan terkenal amat religius bernama Pat Robertson. Menurutnya, gempa Haiti merupakan imbas nan ditimbulkan dampak adanya perjanjian masyarakat Haiti dengan iblis. Perjanjian ini ialah bentuk darma mereka sehingga masyarakatnya mendapat kutukan dari iblis.

Pat mengungkapkan pandangannya, yaitu bahwa Prancis pernah menguasai Haiti. Ketika itu, para pemimpin negara Haiti berkumpul buat menyatukan diri. Mereka melebur jadi satu buat sama-sama mengabdi pada iblis. Hal ini mereka lakukan demi sebuah alasan. Para pemimpin itu mau menjadi budak iblis jika Prancis memerdekakan Haiti. Sejak perjanjian ini dibuat, kutukan datang ke negara ini, termasuk gempa Haiti.

Pat juga membandingkan Haiti dengan negara tetangganya, Dominika. Keadaan keduanya begitu bertolak belakang. Dominika dikenal sangat kaya dan maju dalam pariwisatanya. Banyak warga global nan kagum dengan estetika negara nan berada satu pulau dengan Haiti ini. Sementara, Haiti sering dilanda bala alam seperti gempa Haiti dan konflik politik nan tak berkesudahan.