Sejarah Juventus - Lima Gelar Beruntun

Sejarah Juventus - Lima Gelar Beruntun

Juventus ialah legenda olahraga sepakbola. Namun, siapa nan menyangka bahwa sejarah Juventus justru berawal dari bangku cadangan? Dalam artikel kali ini penulis akan membahas sejarah Juventus selama berkiprah di pentas seri A. Bagaimana ceritanya? berikut ialah sejarah Juventus.



Sejarah Juventus

Dalam sejarah Juventus tercatat, pada November 1897, sekelompok pemuda di Liceo D'Azeglio hendak bermain bola di taman Piazza d'Armi nan biasa dijadikan arena lari dan pacuan kuda. Duduk di bangku cadangan Piazza d'Armi, ide itu muncul: mendirikan klub olahraga nan berkonsentrasi pada sepakbola.

Nama Juventus tak langsung disandang klub ini. Bermula dari "Societa Via Port", kemudian "Societa sportive Massimo D'Azeglio ", dan nan terakhir "Sport Club Juventus". Nama tersebut mampu menarik hati para pendiri sehingga mereka pun sepakat menggunakannya.

Juventus berbasis di Turin, Piedmont, Italia. menurut sejarah Juventus, Klub ini telah mengarungi majemuk sejarah manis dan merupakan klub tersukses dalam sejarah Perserikatan Italia Seri-A. Tidak main-main, 27 gelar kampiun ada di tangan, dan menempatkannya sebagai klub terbaik Italia abad ke-20.



Sejarah Juventus - Rekam Gelar

Rekam gelar sejarah Juventus dimulai pada 1897. Kala itu, Juventus mulai diperhitungkan, meskipun dalam laga pertama melawan Torino FC, mereka menjadi bulan-bulanan. Rupanya, bukan angka gol nan menarik pemerhati bola saat itu, namun skill individu nan terbilang lumayan, bahkan menangguk pujian lawan. Pujian tersebut memicu semangat berlatih lebih baik.

Beberapa tahun berselang, tepatnya pada 1900, sejarah Juventus mencatat bahwa klub ini pertama kali mengambil bagian di perserikatan profesional pertamanya. Tak ada prestasi nan menggembirakan di awal tahun bergabungnya Juventus di perserikatan profesional. hasil manis baru Juventus rasakan pada 2 musim selanjutnya sebab mampu mencapai final di musim kompetisi 1903 dan 1904.

Sejarah Juventus sebagai juara, baru mereka rasakan pada 1905. Ya, pada tahun tersebut berhasil pertama Juventus sukses digenggam saat secara ajaib mampu menjuarai grup Piedmont, mengandaskan Milan dan menahan seri Genoa. Maka, Federasi Sepakbola Italia tidak memiliki alasan buat tak menganugerahkan pelat juara. Sukses kedua hampir diraih kalau saja Juventus tak memutuskan walk-out dari partai final kompetisi 1906 melawan Milan.

Sejarah Juventus menyebutkan bahwa pasca 1906 merupakan tahun-tahun sulit. Diawali keputusan Chairman Dick dan beberapa pemain andalan meninggalkan klub, diperparah kehadiran tim andal Pro Vercelli dan Casale nan bergantian merebut posisi puncak. Pada 1915, Italia terlibat Perang Global I, berimbas pada penundaan kompetisi. Tak hanya itu, beberapa pemain dan ofisial nan turut terjun dalam perang, sebagian gugur atau hilang tidak tahu rimbanya.

Selama beberapa tahun, sejarah Juventus seolah terhenti sebab Juventus baru meraih momentum kembali pada 1920 saat membungkam Genoa di final Grup Utara, walaupun gagal mencicipi gelar kampiun nan jatuh ke tangan Internazionale Milan. Edoardo Agnelli, pemilik FIAT, mengambil alih Juventus pada 1923. Ia membangun stadion buat markas Juventus dan menyuntikkan semangat baru nan mengantarkannya meraih scudetto kedua pada 1925, menekuk klub Alba Roma dengan agregat 12-1.



Sejarah Juventus - Lima Gelar Beruntun

Pada musim 1930 -1935, sejarah Juventus nan paling manis menghias langit Italia. Bagaimana tidak, kenyataan Juventus nan ciamik terus berlangsung di rentang 1930-1935. Dalam rentang waktu tersebut, Italia buat pertama kalinya mencatat klub nan sama sebagai scudetto lima kali berturut-turut. Dan, perubahan format kompetisi menjadi Perserikatan Serie A semakin mematangkan Juventus sebagai tim solid nan membayangi keperkasaan Inter Milan.

Menurut sejarah Juventus, selama rentang waktu tersebut berhasil Juventus tidak dapat dilepaskan dari peran bek sayap, Luisito Monti, nan memiliki karakter tangkas dan pekerja keras. Ibarat robot nan tidak kenal lelah, Monti mengomandoi barisan pertahanan Juventus sehingga menjadi klub dengan pertahanan nan paling sulit dilewati penyerang lawan.

Setelah era Monti, sejarah Juventus tidak pernah berhenti mencatat banyak nama pemain tangguh, seperti Bertolini (bek), Sernagiotto (sayap), maupun Felice Placido nan menghadiahkan gol-gol krusial bagi timnya sekaligus menghadiahi gelar juara.

Pada 1935, sejarah Juventus mencatat bahwa Juventus mengalami fluktuasi prestasi. Juventus ditekuk Inter Milan pada laga puncak kompetisi 1937. Pada 1938 susah payah meladeni Torino buat meraih scudetto. Tahun berikutnya bermain jelek dan terdepak ke tangga ke-8 kompetisi. Kehadiran bek cemerlang Carlo Parola hanya mampu memperbaiki posisi lima tangga lebih baik di tahun berikutnya, dan turun lagi ke posisi ke-6 pada kompetisi 1941.

Gelar baru diraih pada musim berikutnya, sesaat sebelum pecah Perang Global II. Tapi, kompetisi kembali terhambat seiring pecahnya perang. Perserikatan baru digelar lagi 1944, dan gelar diboyong Torino. Juventus bahkan tak berlaga di partai puncak.

Memainkan kiper Giovanni Viola, bek Bertucelli,Piccini, dan penyerang Vivolo pada kompetisi 1949, Juventus mengambil alih kekuasaan liga. Gelar ke-8 dibukukan klub dengan rekor 100 gol. Tapi, tahun berikutnya kembali memburuk seiring hengkangnya pilar sayap Juventus, Martino, nan hijrah ke Argentina.

Kendati Juventus kembali ke tangga kampiun pada 1952, namun kemunduran klub ini tidak dapat ditutupi dengan kegagalan mereka menyelesaikan partai final menghadapi Inter Milan di dua musim berikutnya. Dan, keputusan Gianni Agnelli meninggalkan klub pada 18 September 1954 mengawali masa gelap kedua.



Sejarah Juventus - Pasang Surut

dalam sejarah Juventus selanjutnya, Juventus melewati masa pasang surut prestasi. Masuknya pemain Omar Sivori dan John Charles memberi sentuhan permainan apik dan memetik gelar ke-10 pada 1957. Musim berikutnya harus puas di posisi ke-4, pada 1959 kembali meraih kampiun dan mempertahankannya di dua tahun berikutnya. Setelah itu, Juventus baru tercatat lagi sebagai scudetto pada 1966.

Konflik di tubuh Juventus membuatnya kehilangan gelar pasca-1966. Perubahan taktik, formasi pemain, pelatih, dan perombakan manajemen klub baru dapat mengambalikan Juventus ke tangga kampiun pada 1971, lewat permainan apik Bettega dan Causio nan mampu meredam AC Milan. Dan, kehadiran kiper legendaries Dino Zoff dan Jose Altafini memperpanjang gelar itu tahun berikutnya, gelar ke-15.



Sejarah Juventus - Bangkit dari Kubur

Rekam gelar dan kesuksesan Juventus telah melewati masa nan panjang. Kesuksesan dan keterpurukan bergulir berganti-ganti. Kondisi terburuk berlangsung setelah badai skandal mengguncang klub nan dikenal dengan skandal Calciopolli, menyebabkan Juventus terdegradasi ke Serie B pada musim 2006-2007.

Hasil jelek membayangi kiprah awal Juventus di Serie B sebelum akhirnya membukukan kemenangan atas Crotone, Modena, Piacenza, Treviso, Triestina, Frosinone dan Brescia nan membuat mereka mendekati zona promosi.

Pada 2007, Juventus kembali ke Serie A. Bagai bangkit dari kubur, Juventus mengamuk di awal musim. Bermaterikan Criscito, Andrade, Grygera, Molinaro, Tiago, Almiron, Nocerino, Salihamidzic, dan Vicenzo Iaquinta, Juventus menggedor gawang Livorno 5-1, menaklukan Cagliari 3-2, menahan AS Roma 2-2, memecundangi Reggina 4-0, menekuk Empoli 3-0, dan menahan imbang kampiun bertahan Inter Milan 1-1.

Juventus pun kembali ke lajur kampiun setelah menundukkan AC Milan, Parma, Atlanta, dan Lazio. Juve memang tidak sukses memuncaki kompetisi, namun posisi ketiga tentulah berhasil tersendiri buat klub nan baru saja promosi. Bahkan, mampu meraih gelar top skorer melalui kaptennya, Del Piero nan membukukan 21 gol sepanjang musim.