Pengertian Psikologi Agama
Sejarah ilmu pengetahuan mencakup semua kajian nan ditelaah manusia, seperti alam semesta, fisika, sejarah, sosial, hingga kajian meneliti jiwa manusia itu sendiri. Psikologi, sebagai ilmu kajian jiwa, menjadikannya bisa meluas dan bercabang menjadi beberapa disiplin ilmu lain. Di antaranya ialah Psikologi Agama Islam .
Pengertian Psikologi
Secara etimologis, psikologi berasal dari kata psyce nan berarti jiwa dan logos nan berarti ilmu. Jadi, psikologi ialah ilmu nan mempelajari segala hal nan berkaitan dengan kejiwaan.
Namun, secara general, psikologi merupakan ilmu nan mempelajari segala tingkah laku manusia, bagaimana manusia bertindak, serta apa nan memengaruhi seseorang buat melakukan tindakan tersebut.
Sementara itu, filsuf terkenal Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa psikologi termasuk ke dalam ilmu pengetahuan nan di dalamnya kita dapat mempelajari hakikat jiwa manusia beserta berbagai proses pencarian hakikat jiwa tersebut. Namun, ada pula nan beranggapan bahwa psikologi bukan hanya menyangkut manusia saja, tapi juga hewan.
Yang dimaksud dengan tingkah laku juga bukan hanya tindakan, tapi juga bagaimana tindakan tersebut menjadi sebuah pengalaman bagi manusia buat menjadi sebuah dorongan serta latar belakang bagi tindakan manusia selanjutnya.
Pengertian Agama
Agama merupakan suatu bentuk keyakinan nan tak dapat didefinisikan secara absolut sehingga banyak sekali pendapat mengenai definisi atau pengertian agama ini.
Nasution mendefinisikan agama sebagai bentuk afiksasi dari kata al-din dan religi . Al-din atau ad-din merupakan bahsa Arab, yakni kata nan bermakna hukum atau aturan. Religi merupakan kata nan berasal dari bahasa Latin nan berarti membaca dan mengikat.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa agama merupakan sebuah ikatan nan wajib dipegang oleh manusia. Atau sebuah anggaran nan wajib dipatuhi oleh manusia.
Agama sendiri memiliki beberapa aspek nan membuatnya dianggap sangat sakral oleh para penganutnya. Aspek-aspek tersebut ialah kekuatan gaib, keyakinan terhadap kekuatan tersebut, respon, dan pemahaman mengenai kesucian Tuhan.
Oleh karena itulah agama berpusat kepada Tuhan dan dewa-dewa sebagai kekuatan mistik nan harus diimani, serta diberi respon dan dianggap suci. Agama juga merupakan sebuah sikap manusia terhadap global dengan melihat lingkungan tak hanya sebatas global fisik, tapi juga global spiritual.
Pengertian Psikologi Agama
Memperhatikan definisi Psikologi dan Agama, serta objek nan dikajinya, maka bisa diambil konklusi bahwa psikologi agama ialah cabang dari ilmu psikologi, nan meneliti kehidupan keagamaan pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruhnya pada sikap dan tingkah laku, serta kehidupan pada umumnya.
Thouless berasumsi bahwa psikologi agama merupakan cabang dari ilmu psikologi nan memiliki tujuan buat mengembangkan pemahaman terhadap konduite manusia mengenai keagamaan, serta mengaplikasikan berbagai prinsip psikologi dari kajian non keagamaan.
Menurut Darajat, psikologi agama merupakan sebuah kajian nan meneliti kehidupan beragama pada seseorang dalam mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama terhadap tingkah laku dan kondisi kehidupan.
Jadi, psikologi agama ialah ilmu nan meneliti pengaruh agama itu pada sikap dan tingkah laku seseorang, nan menyangkut cara berpikir, bersikap, berkreasi dan bertingkah laku, nan tak bisa terlepas dari keyakinan agamanya, sebab keyakinannya tersebut terkonstruksi dalam kepribadiannya. Dalam hal ini, agama nan dianutnya ialah agama Islam.
Psikologi Agama Islam
Namun ada pula istilah lain, yaitu Psikologi Islam (tanpa "agama" ditengahnya). Psikologi Islam ialah ilmu nafs (dalam bahasa Arab berarti "jiwa") ialah salah satu ilmu kajian kejiwaan nan berkembang pada zaman keemasan Islam, nan mempunyai kemiripan dengan psikologi modern.
Selain dilahirkan dari penelitian empirik, psikologi agama Islam juga berdasarkan kepada kitab kudus al-Qur'an dan kajian sunnah Nabi SAW. Dengan demikian, psikologi Islam tidak hanya berdimensi ilmu jiwa secara psikologis, tetapi juga ilmu jiwa dalam hubungannya dengan Tuhan, Allah Swt.
Sejarah dan Perkembangan Psikologi Agama Islam
Mengetahui secara niscaya awal mula psikologi agama Islam memang agak sulit, apalagi dalam agama Islam telah terkandung pengaruh agama pada jiwa. Dalam Al Qur'an misalnya, terdapat ayat- ayat nan menceritakan keadaan jiwa orang- orang beriman, orang-orang kafir, sikap serta tingkah lakunya. Tetapi kemudian, tercatat bahwa Al Farabi dan Al Kindi, pada zaman keemasan Islam, meneliti ilmu jiwa pada manusia.
Lalu, pada zaman kekinian nan lebih mengedepankan metodologi ilmiah, contohnya Abdul Mun'in Abdul Aziz al Malighy, nan menulis kajian perkembangan jiwa beragama pada anak-anak dan remaja. Sementara di Indonesia, pada 1970-an tulisan tentang psikologi agama Islam baru muncul. Seperti misalnya, Ilmu Jiwa Agama (Prof. Dr. Zakiah Daradjat), Agama dan Kesehatan Jiwa (prof. Dr. Aulia, 1961), Islam dan Psikosomatik (S.S. Djami'an), Al Qur'an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Dadang Hawari), dll.
Objek Kajian dan Pembahasan Psikologi Agama Islam
Menurut Zakiah Daradjat, psikologi agama membahas tentang pencerahan beragama ( religious counciousness ) serta pengalaman beragama ( religious experience ). Jadi, nan menjadi objek kajian ilmu ini ialah proses beragama, perasaan dan pencerahan beragama, dengan pengaruh dan dampak nan dirasakan sebagai hasil dari suatu keyakinan beragama.
Sementara itu, pembahasan dari psikologi agama ialah gejala-gejala psikis manusia, nan berkaitan dengan tingkah laku keagamaan, prosedur timbal balik antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaannya, dan interaksi serta pengaruh antara satu dan lainnya.
Dengan kata lain, psikologi agama merupakan kajian nan memiliki ruang lingkup tersendiri buat ditelaah secara khusus. Berikut ialah ruang lingkup psikologi agama :
- Berbagai emosi di luar pencerahan nan berpengaruh terhadap kehidupan beragama masyarakat umum. Misalnya, kajian mengenai perasaan tenang atau menyerah.
- Berbagai perasaan dan pengalaman seseorang secara personal terhadap Allah swt.
- Berbagai pengaruh kepercayaan mengenai kehidupan setal mati.
- Berbagai pencerahan dan kepercayaan manusia mengenai dosa dan pahala, serta surga dan neraka.
- Berbagai pengaruh ayat kudus al-Quran terhadap konduite fisik dan batin seseorang.
Manfaat Psikologi Agama
Kegunaan psikologi agama sangat relevan dengan ruang lingkup nan menjadi kajian spesifik disiplin ilmu tersebut. Manfaat nan paling primer tentu saja mengetahui sejauh mana agama berperan dalam menentukan kehidupan sehari-hari seseorang.
Psikologi agama dapat dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan aspek kehidupan lainnya nan berhubungan dengan kehidupan manusia.
Dengan kata lain, psikologi agama juga bermanfaat buat meningkatkan pencerahan seseorang mengenai keberadaan agama dan pengaruhnya terhadap kehidupan personalnya.
Faktor Psikologis nan Berpengaruh Terhadap Lingkungan Sosial
Berikut ialah beberapa faktor psikologi agama nan memengaruhi lingkungan sosial :
- Faktor Sosial, yakni segala tindakan dan interaksi sosial nan berpengaruh terhadap sugesti seseorang mengenai bagaimana interaksi agama bisa berpengaruh terhadap pemikiran dan tindakan seseorang.
- Faktor religi alamiah, yakni pengalaman mengenai keindahan, keharmonisan, dan kebaikan nan bisa dirasakan dalam kehidupan seseorang sehingga dapat membentuk suatu sikap keagamaan. Pengalaman tersebut dapat berupa pengalaman emosional, konflik moral, dan lain sebagainya.
- Faktor kebutuhan, yakni kebutuhan seseorang akan keselamatan, cinta, penghargaan (harga diri), dan kebutuhan lain nan dirasakan oleh seluruh manusia.
- Faktor pemikiran verbal, yakni faktor nan berpengaruh terhadap pembentukan anggapan atau persepsi seseorang mengenai keagamaan.
Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa psikologi agama Islam merupakan kajian ilmu nan mempelajari berbagai tindakan manusia sehubungan dengan nilai-nilai keagamaan, atau sebaliknya.