Risiko Istri Boongan
Istri boongan. Mungkin benak Anda bertanya, apa gunanya ada istri boongan? Karena sebuah kesakralan tersimpul dalam suatu pernikahan. Namun demikian, faktanya setiap orang memiliki cara tersendiri dalam menapaki suatu janji suci.
Idealnya memang setiap pernikahan berlangsung lama, tanpa sine qua non hati nan terluka. Adanya istri boongan dilatarbelakangi beberapa faktor, seperti berlangsungnya kawin kontrak buat beberapa waktu. Misalnya, seorang wanita nan dikontrak kawin agar ia bersedia menjadi istri boongannya demi tujuan tertentu. Baik itu buat memanas-manasi salah satu pihak, atau demi status semata.
Hidup memang tidak lepas dari sebuah pilihan. Bahwa manusia semakin dihadapkan pada dua hal nan berbeda sisi, nan kadang harus menembus rasa manusiawi.
Mengapa Istri Boongan?
Lain cerita, ada pula seseorang nan menyusun skenario dengan lakon adanya seorang istri nan diakui sebagai istrinya padahal bukan. Ia melakukan hal itu guna menolak wanita lain nan cenderung mengejarnya, dan tidak bisa ia halau hingga akhirnya mengarang sebuah cerita akan kehidupan rumah tangga.
Cerita istri palsu kian merebak, dengan ragam cerita nan bergejolak. Dihadirkannya istri "jenis ini" pun tidak menutup kemungkinan menumbuhkan suatu rasa nan perlahan menyiksa. Baik itu menyiksa sebab perasaan tidak nyaman nan tercipta, atau perasaan tidak nyaman sebab lambat laun datangnya cinta nan luar biasa.
Memainkan Peran Istri Boongan
Manusia dapat saja bebas bertindak, selama ia mampu terhindar dari perasaan terjebak. Terjebak dari suatu penyesalan maupun keadaan nan tidak mendatangkan kenyamanan. Istri bohongan tidak dipermasalahkan keberadaannya jika ia tengah bermain dalam sebuah sinetron. Namun jika di kehidupan nyata, harga wafat jika ada nan terluka.
Bagaimana pun, seorang wanita kehadirannya dianggap mulia dengan segudang kemuliaan nan ditampilkannya. Seorang wanita pun tentunya ingin menjadi seorang isteri sejati, dan segenap perasaannya nan ingin dimengerti.
Begitu pun dengan pria, perasaannya harus dijaga, dengan menghindarkan hal-hal nan mengundang petaka. Karena tidak bisa dipungkiri memang, ide adanya istri bohongan tidak hanya dilontarkan oleh kaum lelaki, namun penawaran-penawaran kawin kontrak pun acap kali muncul dari pikiran seorang isteri.
Dengan rentan waktu nan ditentukan, semua proses dipenuhi dengan segudang kepura-puraan. Berlaga menjadi seorang isteri sejati, guna status eksklusif nan ingin diakui. Kawin kontrak umumnya dilakukan guna menaklukkan tujuan nan bersifat sementara, dengan rasa senang nan tidak bertahan lama.
Risiko Istri Boongan
Memanglah harus berhati-hati dalam bermain api. Jika Anda tidak piawai menjamahnya, bisa-bisa nama baik Anda nan dipertaruhkan. Jika Anda tidak mampu bermain apik, cemoohan orang pun tentunya kian mengusik.
Bahasan tentang kawin kontrak tidak lepas dari image nan membuat sebagian orang berontak, sebab logika nan bertolak. Dan bagi ia nan mudah dibolak-balikan perasaannya, mungkin saja kawin kontraknya akan membawanya pada sebuah penyesalan, sebab di kemudian hari ia justru malah jatuh cinta pada istri boongannya, dan melanggar isi perjanjian kawin kontraknya.
Hal ini memang dapat dianggap anugerah, atau pun malah musibah. Anugerah sebab akhirnya ia menemukan cinta sejati, dan musibah sebab cinta sejatinya harus dimulai dengan sandiwara nan menyesakkan hati. Lebih jauh lagi, berlanjut musibah sebab sang cinta sejati tidak mampu membalas sebuah rasa nan ia miliki, hingga berakhir pada sebuah rasa sakit hati.
Untuk menjadi atau menjadikan istri boongan dapat saja berawal dari sebuah rasa atau tanpa perasaan sama sekali. Dengan sedikit rasa "penasaran" mereka memulai perjanjian "konyol" alias kawin kontrak, dan perlahan memainkan sensasi mereka. Atau bahkan dengan sebuah "keterpaksaan" mereka memulai interaksi nan sia-sia tanpa pikir akan adanya tindakan nan binasa.
Adanya istri boongan tak menutup akan terjadinya beberapa kemungkinan, yaitu baik terjadinya sebuah interaksi intim namun tak memperlakukan pasangan sebagai isteri atau suaminya, maupun kebohongannya benar-benar sejati tanpa terjadinya suatu tindakan nan merugi.
Iming-iming buat Istri Boongan
Adanya skenario istri boongan setidaknya tak lepas dari iming-iming keuntungan. Baik laba nan sifatnya hanya embel-embel status, maupun laba material alias adanya sebuah bayaran. Di zaman nan semakin pelik ini, mencari uang kian dilakukan dengan berbagai cara, termasuk merelakan diri buat "berstatus palsu", demi mengantongi rupiah.
Baik pihak wanita nan diberi bayaran sebab ia rela buat dijadikan istri bohongan si pria, maupun pria nan dikantongi rupiah sebab mau menjadikan wanita tersebut sebagai istri bohongannya. Ya, hal ini tidak jauh dari sebuah sandiwara sinetron nan mengais "rezeki" di setiap episodenya. Dalam keadaan tertentu, kaum adam dan hawa kadang mengenyampingkan logika demi sebuah "cobaan" nan kian menggoda.
Istri Boongan nan Merugi
Entah berapa orang nan tertipu, dan berapa banyak mereka nan terbelenggu sebab sebuah sandiwara nan tidak menentu. Jika terbongkarnya sebuah skenario ini, lihatlah berapa orang nan kehilangan kepercayaan, hingga terjauh dari sebuah keberpihakan. Menjadi seorang istri sungguhan tidak kalah membahagiakan. Selain agunan cinta nan abadi, setiap diri pun akan terhindar dari caci maki dari mereka nan tidak sependapat dengan jalan nan ditapaki.
Jika adanya istri boongan tersebut melalui sebuah perkawinan kontrak, tentunya akan lebih banyak orang lagi nan tertipu. Namun jika ia hanya berulah dengan mengaku-ngaku istri terhadap iseri boongannya dalam keadaan eksklusif saja atau hanya terhadap beberapa orang, risiko ini tentunya sedikit lebih ringan dibandingkan adanya sebuah perkawinan.
Berpikir jernih tentunya akan mengurangi risiko perih. Perih sebab sebuah penyesalan nan tidak terelakkan di kemudian hari. Setiap insan mempunyai hak buat bahagia, dan hendaknya tidak berulah nan merugi. Hayati akan memperlakukan kita layaknya kita memperlakukan kehidupan.
Jangan berpaling dari kebenaran, dan kebahagiaan pun akan menjemput kita dengan senyuman. Sebuah kebohongan digelayuti oleh segudang kerugian nan mungkin saja di hari kemudian kita tidak diberi kesempatan buat memperbaiki kehidupan. Jangan takut buat menjadi atau menjadikan istri sungguhan, jika memang belum didapatkannya sebuah pasangan. Setiap orang tentu ingin mendapatkan kebahagiaan nan abadi, tanpa gelisah nan kian menghampiri.
Seapik-apiknya sebuah kebohongan ditutupi, namun lambat-laun akan diketahui. Jika roda kehidupan memanglah berputar, setiap diri harus siap diporak-porandakan. Sebuah risiko kian menggelayuti apa nan tengah dikerjakan, dan kesiapan mental pun tidak bisa terhindarkan.
Menjadi seorang istri maupun suami posisinya kian dinanti bagi mereka nan ingin meraih cinta sejati. Namun jika hanya mencari kebahagiaan ilusi, sebuah "permainan nakal" pun memang mudah buat dilalui. Namun apa nan dihadapi di kemudian hari bak sebuah boomerang nan dapat saja membuat hati terserang dan kian merasa bimbang.
Untuk itu, jagan ragu buat memilih jalan nan benar, sebelum langkah hayati terasa gusar. Menjadi atau menjadikan seorang istri bohongan tidak semudah apa nan dibayangkan, sebab terintainya majemuk risiko nan dilayangkan. Kebijakan dari setiap diri akan melahirkan suasana nan terkendalikan, sebab setip geriknya berperangai pantas tanpa harus memalukan.
Menjadi seorang istri bohongan dalam sebuah sinetron memanglah menguntungkan. Selain adanya kepuasan pamor, laba materil pun tidak terbantahkan. Namun jika di kehidupan nyata, apakah laba nan didapat akan sama atau lebih besar ketimbang di sebuah sinetron?
Jika berpikir sehat, tentunya jawabannya ialah tidak, sebab bagaimana pun sebuah jangka panjang akan lebih berarti ketimbang masa pendek nan dapat saja membuat hati kian terobek. Status pernikahan bukanlah sesuatu nan pantas dipandang sebelah mata, sebab harus dijalani dengan hati dan pikiran nan terbuka.