Maaf, Lupakan Harga Diri

Maaf, Lupakan Harga Diri

Maaf , tidak semudah mengatakan, tidak seindah diharapkan. Benarkah? Ini memang sahih terjadi dalam kehidupan nyata. Hal ini terjadi dalam suatu bentuk psikososiologis para urban di Indonesia. Mengucap maaf saat ini menjadi hal nan sangat sulit dilakukan.

Norma-norma manusia telah sedemikian bergeser sehingga para kesopanan, tata tertib, kesantunan menjadi alat tribal nan hanya dipahami secara segregatif atau secara terpisah antara satu golongan dengan golongan lainnya. Ini sangat menyedihkan.

Dalam hal ini, Prof. Hermawan Sulistyo seorang ahli politik, pernah menceritakan pengalamannya, ketika kata maaf seolah menelan lahar panas bagi sebagian masyakarat urban. Di pesawat menuju luar negeri, tiba-tiba kakinya terinjak oleh seseorang dan bagi pak Prof itu terasa sakit, tetapi sang penginjak malah melihat jam.

Sebagaimana prinsip eyes for an eyes , ketika tata krama sudah tak diindahkan, Prof. Sulistyo menginjak kaki orang itu. Ketika orang itu hendak marah sudah duluan disemprot oleh kaki pak Prof, "Apa susahnya sampeyan minta maaf lebih dahulu kalau memang merasa salah!!!"



Pengalaman Getir nan Berakhir Manis

Barangkali sulit bagi Anda buat meyakini bahwasanya ada kekuatan sosial maha dahsyat dari ucapan maaf sebab manusia tak lepas dari kesalahan. Selain itu, manusia juga berada dalam pilihan buat menjaga gambaran diri di tengah orang banyak sehingga mengucap maaf itu tampak menyulitkan.

Well, penulis pernah mendapatkan situasi nan dapat membuat mulut Anda di kunci wafat walau sekedar maaf, yaitu ketika penulis sengaja berbohong dalam lembaga tanya jawab. Ketika dusta itu ketahuan maka penulis berbesar hati, "saya meminta maaf sebab berbohong..", pertama sebab bohong, kedua sebab salah loka mengungkap kebohongan, dan namanya juga lembaga tentunya ditonton orang banyak.

Apabila penulis orang nan tak tahu malu dan sudah putus, barangkali penulis akan mempertahankan kebohongan itu dengan proud, dibandingkan meminta maaf. Namun, penulis tak ingin ada kebohongan menutup kebohongan nan lain. Walau muka jatuh di mata publik, asal jangan meneruskan kebohongan. Untuk itulah, penulis dengan beban luar biasa mengucap maaf.

Ajaib! Setelah ungkapan itu diucapkan, semua orang di dalam lembaga malah bertepuk tangan, semuanya. Setelah kembali duduk semua orang menyalami penulis, "Hebat!" "Salut!" dan ada nan begini "Kalau aku jadi Anda, sepertinya aku nggak kuat bilang gitu."

Pertanyaannya, mengapa tak kuat? Mengapa mengorbankan kata maaf demi kebanggaan Anda sendiri nan semu? Memang bergantung kepada Norma dan budaya nan diyakini sendiri.

Dalam budaya nan aku yakini bahwa mengucap maaf ialah mencoba menyelesaikan masalah dan menolak meminta maaf. Selain itu, ditambah juga sebagai ungkapan rasa bertanggungjawab apabila berkaitan dengan adanya hasil jelek pada tindakan kita, akan membuat masalah baru.

Apabila sepanjang hidup, kita dapat lari buat tak meminta maaf maka kita telah mewariskan bebanan meminta maaf itu pada anak cucu kita. Bagaimana permintaan maaf begitu berharga tapi begitu sering disalahgunakan? Orang Jepang memiliki kata " gomenasai " nan secara kasar setara dengan kata Inggris " maaf" .

Kata ini digunakan buat meminta maaf ketika Anda menyakiti atau menyinggung perasaan seseorang. Kata tersebut menyiratkan kerendahan hati ( Maaf mengganggu Anda ... Maaf buat datang ke rumah Anda), tetapi itu juga digunakan sebagai cara buat menghindari rasa bersalah.

Padahal, jelas-jelas Anda salah, dan Anda keliru, nikmati itu hanya beberapa saat getirnya biar merasuk ke hati. Selanjutnya, jangan lupa buat meneruskan hidup. Maaf nan diucapkan sekadarnya sama saja dengan mempermainkan ungkapan maaf. Di luar negeri pun permintaan maaf sudah dianggap ketinggalan zaman. Mereka dapat mengganti kata maaf dari ucapan atau secarik kertas dengan sesuatu nan sepele, seperti sebuah ganti rugi.

Padahal Permintaan maaf bukan hanya alat buat berdamai. Ini bukan cara lain buat mengatakan "ambil gih nih di kantong". Ini bukan cara mengganti kerugian, atau "maaf tapi aku harus menceraikanmu...". Ini bukan alat buat memanipulasi orang lain. Anda melakukan salah, Anda telah membuat retak hati orang, berdiamlah sejenak di hati luka orang itu, hingga dia mampu menerimanya.

Dalam bentuk nan paling sederhana, permintaan maaf ialah mengambil tanggung jawab atas gangguan dalam suatu interaksi manusia. Mengambil tanggung jawab ialah kata kuncinya. Semenatar itu, kata kunci kedua ialah menyesal, maknanya tak akan mengulangi hal nan serupa. Siap mendapatkan penalti berat apabila mengulanginya lagi.



Kapan Meminta Maaf?

Kapan sebaiknya Anda minta maaf? Setiap kali ada jarak dalam sebuah hubungan. Tidak peduli apa masalah, biasanya akan ada bagian buat meminta maaf. Menyadari bahwa gangguan tersebut ialah tanggung jawab Anda sendiri sebagai langkah raksasa menuju kedewasaan emosional.

Kapan waktu nan tepat untukminta maaf? Sesegera mungkin! Namun, ada kalanya ucapan tertahan sebab suatu kondisi. Apabila orang nan dikecewakan sedang tak fokus buat mendapatkan ucapan maaf maka tangguhkan. Namun tetap tanggung jawab Anda nan bersalah mengambil inisiatif buat meminta maaf.

Jika Anda menunggu pihak lain buat datang kepada Anda, mungkin akan menunggu selamanya. Untuk itu, dibutuhkan keberanian dan integritas buat membuat langkah pertama. Jangan pernah membiarkan ayunan permintaan maaf dalam aktualisasi diri kurang percaya diri.

Ketika dalam kondisi hendak meminta maaf, jiwa Anda seolah berada dalam genggaman orang nan Anda mintai maaf, dia minta Anda menyingkir selamanya dalam hayati nya. Lakukan itu, tetapi tetap berhubungan baik dengan keluarganya dan membuat interaksi terjalin dari orang kedua.



Maaf, Lupakan Harga Diri

Permintaan maaf nan tulus bukanlah perangai Norma apologetik. Ini ialah upaya nan disengaja buat memecahkan masalah relasional bahwa Anda telah memberi kontribusi. Hal ini membutuhkan disiplin.

Cepat atau lambat, meskipun Anda harus menelan harga dan meminta maaf, seharusnya tak atau jangan sampai di bawa sampai ke hati. Permintaan maaf ialah salah satu Norma nan paling sulit tetapi paling produktif. Dengan meminta maaf itu, kelak Anda dapat berterima kasih kepada keberanian Anda buat meminta maaf.



Cara Efektif Meminta Maaf

Ada beberapa cara efektif nan bisa dilakukan buat meminta maaf kepada seseorang, antara lain sebagai berikut.

  1. Buatlah riil- Siapa pun dapat melihat permintaan maaf palsu dan ini sama saja dengan cari perang baru. Permintaan maaf nan tulus ditujukan semata-mata demi mengambil tanggung jawab. Tidak ada perihal tersembunyi atau asa lepas dari masalah.

  2. Jangan membenarkan tindakan Anda - Jangan kasih alasan buat kesalahan. Jika Anda sibuk menjelaskan mengapa Anda melakukan hal nan jelek, akan terdengar seperti Anda tak meminta maaf sama sekali. Dan membuktikan bahwa Anda tak siap buat mengambil tanggung jawab. Klarifikasi singkat bisa membantu pemahaman, sedangkan pembenaran hanya bikin masalah baru.

  3. Buatlah komitmen buat berubah - Jika tak bisa memastikan bahwa Anda menyesal maka Anda tak berkomitmen buat melakukan permintaan maaf. Jika Anda tak berkomitmen buat mengubah kebiasaan. Untuk itu, segala macam permintaan maaf akan menjadi permintaan maaf nan hampa dan tak efektif.

  4. Permintaan maaf Anda diutarakan dengan hati-hati - Pastikan orang lain tahu mengapa Anda meminta maaf. Misalkan "Saya sedang lewat jadi aku pikir aku mampir dan mau minta maaf" ialah jauh berbeda dengan "Saya sahih benar ingin datang dan meminta maaf sebab aku benar-benar peduli menjaga interaksi kita". Jujurlah Anda butuh orang itu. Jangan berpura-pura. Jika Anda memiliki alasan nan baik buat menjaga interaksi tetap baik orang lain niscaya akan mau mendengarnya.

  5. Jangan membuat acara maaf nan membuat canggung - tak seperti di iklan ucapan maaf harus dilakukan bersama-sama atau diikuti dengan kembang dan burung kecil membawa spanduk cinta ke udara. Sebagian orang akan berperilaku biasa saja, beberapa akan berperilaku dingin, dan beberapa akan bereaksi buruk dan balik tambah benci. Lakukan dengan wajar. Masalah nan aneh, nanti saja dilakukannya setelah interaksi membaik.

Ternyata meminta maaf mudah dan asa kita setelah maaf pastilah indah. Saling memafkan itu merupakan hal terindah nan harus dimiliki oleh setiap manusia nan mencintai kedamaian dalam hidupnya.